Yuta tidak bisa henti mengulas senyumnya melihat foto Aya yang diambil saat festival kemarin. Ia meminta Aya bergaya ditengah kerumunan jalan dan Aya yang polos menuruti permintaannya sembari medecak pinggang dan tersenyum kearah kamera ponsel Yuta. Senyuman yang tidak pernah luput dari ingatan Yuta sedikit pun.
Seseorang menepuk bahu Yuta, menyadarkannya dari lamunan, “woi, nyet!”
Yuta mendongak, “eh, si kera”
Orang itu adalah Gio yang merupakan senior Yuta sekaligus orang terdekat Yuta dikampus.
“HEH, KUTU MONYET ! SIALAN LU NINGGALIN GUE” teriak seseorang yang berjalan dengan plastik belanjaan di tangannya, satu tangannya menunjuk – nunjuk Gio. Dia adalah Dean.
Dengan wajah kesal, Dean melemparkan sekaleng minuman kearah Gio, lalu meletakkan satu kaleng lagi didepan Yuta.
“thanks” ucap singkat Yuta begitu melihat kaleng minuman itu mendarat didepannya.
Gio meneguk minumannya, lalu terkekeh melihat Dean, “gimana tadi?”
“tau ah!” sergan Dean enggan berkomentar
Yuta melirik Gio,“masih sama ?”
Gio cekikikan sendiri, “cinta mati dia sama si riszy”
“sialan emang tuh sahabatnya !”
Gio melirik cemilan dikantung plastik lalu membukanya, “lagian ikan disini banyak ngapain repot – repot cari ikan disebelah?”
Yuta menepuk bahu Dean, “maju terus bro pantang mundur. Belum juga nyoba nembak lo”
“ah elah ini kutu monyet sok nyemangatin ! ngaca lo ngaca ! sendirinya aja hubungannya masih ngambang kaya tai” sindir Gio
Yuta terkekeh, “belom saatnya,io”
“lah terus kapan? Keburu gue ambil loh!”
“yakali dia mau sama lo” sahut Yuta
“siapa yang berani nolak gue? Adeknya si sahabatnya riszy siapa tuh, ean.. emm.. Genara.. eh itu si Gian! Iya, si Gian!”
Dean mencondongkan kepalanya kearah Gio, “lo kenal sama adeknya genara?”
Gio tersenyum lebar, “tau. Soalnya tuh cewek mupeng banget setiap liat gue main basket. Jadi gue cari tahu dia”
“cakep ?”
Gio lagi – lagi tersenyum lebar.
“dia temenan sama aya” jawab Yuta
“oh, aya calon cewek lo itu, ta?” Dean memastikan
Yuta mengangguk
Gio meneguk minumannya lagi lalu melihat Yuta, “kalau lo udah resmi sama si Aya, bantuin gue sama si gian ya”
“usaha sendiri bisa kali” sahut Yuta
Dean tertawa mendengar jawaban Yuta, dan Gio tentu saja kesal pada Yuta tapi tidak sekesal melihat Dean menertawainya, “ketawa aja terus lo ! gue doain lo gak bakal jadian sama Riszy! AMIN”Dean langsung melototi Gio lalu melempari Gio dengan cemilan didepannya tapi Gio langsung bisa menangkis serangan Dean itu. Yuta hanya menggeleng – geleng melihat kekonyolan kedua temannya itu.
“lagian gue heran sama lo berdua. Kok bisa sih segitunya sama cewek?”
“heh, kutu ! lo aja belom pernah ngerasain yang namanya jatuh cinta beneran ! gue doain entar kisah cinta lo lebih mengenaskan dari perjuangan gue ke riszy ! AMIN” ujar Dean
Yuta terkekeh, “amin”
Gio menyikut Yuta kasar, “kok lo ikut – ikutan sih,ta ! ck. Apalagi elo ta, kok bisa setia sama satu cewek selama 5 tahun ? kontakan juga enggak pernah, baru sekarang – sekarang aja lo ketemu lagi”
Yuta tersenyum kecil, “lo masih kecil, io. Gak bakalan ngerti kalau gue jelasin”
“ini yang senior gue apa lo sih” Gio menaikkan nada suaranya
Yuta dan Dean hanya tertawa mendengar keluhan Gio
***
Setelah jam kuliahnya selesai, Yuta langsung mengecek ponselnya,barangkali ada balasan chat dari Aya. Ia sedikit kecewa begitu melihat tak ada balasan dari Aya, padahal chatnya sudah jelas dibaca oleh Aya. Kemudian ia mencoba menelponnya, tidak diangkat, sampai panggilan keduanya pun masih tidak diangkat.Yuta pun memutuskan untuk ke gedung fakultas Aya. Ia melihat Gian, Dinda dan Mila di depan kelas mereka sedang mengobrol namun tidak Aya diantara mereka.
“hai” sapa Yuta pada ketiga teman Aya
Ketiganya menoleh, “hai,ta”
“pasti nyariin aya ya lo” tebak Gian
Yuta terkekeh, “liat aya?”
“lagi muter sama anak pindahan” jawab Mila
“bentar lagi juga balik kok,ta” kata Dinda
Yuta mengangguk, “gue tunggu dideket parkiran aja. Tolong sampein ke aya kalau ketemu. Dia enggak bisa dihubungin soalnya”
Ketiga teman – teman Aya itu hanya manggut – manggut sebelum Yuta pergi.
***
Tidak tahu kenapa, perasaan Yuta jadi tidak enak sendiri begitu tidak menemukan sosok Aya. Ia mencoba menghubungi Aya sekali lagi, tapi nihil, masih tak ada jawaban dari gadisnya itu.Yuta sedikit gusar ketika melewati lorong – lorong jalan didepannya, dan kecepatan langkanya menurun begitu melihat sosok yang dicarinya itu tengah berjalan bersama laki – laki lain. Keduanya saling melemparkan tawa yang membuat Yuta tak suka saat melihatnya.
“aya” panggil Yuta seraya berjalan cepat menghampiri Aya
Aya tersenyum, “kok lo disini?”
“gue tadi nyariin lo ke kelas,ya”
Aya membulatkan matanya seakan ingat sesuatu, “oh iya ! gue lupa bales chat ! maaf ya,ta”
“enggak apa – apa” terukir senyum hangat di wajah Yuta, lalu ia melirik laki – laki disebelah Aya, wajahnya sedikit familiar.
Aya mengayunkan lengan Yuta, “yuta, masih inget Ken? Ini Ken,ta.. Temen Smp kita dulu”
Bibir Yuta membulat, “oh”
Ada keterjutan dimata Ken saat melihat Yuta, “lo yuta?”
Yuta mengangguk, “apa kabar, Ken?”
Ken tersenyum kecil pada Yuta, lalu melirik Aya disebelahnya sekilas, kemudian beralih lagi pada Yuta didepannya, “baik banget. Habis ketemu cinta pertama gue soalnya”
Tak sadar kini tangan Yuta sudah terkepal, nafasnya berubah cepat, ia menahan emosinya dalam kepalan itu. Ia tahu apa yang dimaksud Ken. Itu ditunjukkan untuk gadis didepannya. Aya.
Yuta meraih tangan Aya dan mengambil satu langkah lebih dektat dengan Aya, “jadi ke toko bukunya?”
“jadi” jawab Aya sembari menyembunyikan wajahnya yang tersipu malu, Aya melirik Ken setelahnya, “gue duluan ya,Ken”
Ken mengangguk.Yuta pun segera membawa Aya pergi dari jangakauan Ken.
Ken. Si biang kerok itu lagi. Kenapa dia harus ada diantara kami lagi? , Yuta membatin
KAMU SEDANG MEMBACA
FORELSKET
Teen Fiction"ih, parah banget sih lo sama nama pacar sendiri lupa" Bukan salah Aya jika ia melupakan Yuta, terakhir kali mereka bertemu adalah 5 tahun lalu dan setelah dua minggu berpacaran, Yuta pindah sekolah tanpa ada kabar setelahnya. Setelah 5 tahun , ia...