3. Idola

2.4K 80 0
                                    

Setelah menerima panggilan khusus dari guru piket (apel pagi) aku bergegas ke lapangan bersama Elen dan yang lainnya.

"Len, Hilwa mana sih?" Sambil mencari sahabatku yang satu lagi.

"Nggak tau, kayanya kesiangan deh"

"Kebiasaan deh" gerutuku sambil mencari-cari Hilwa dikermunan, tapi aku tak kunjung menemukan batang hidungnnya.

3 menit lagi apel akan dimulai, Hilwa belum juga datang.

"Nih anak kemana aja sih!"

"Udah nanti juga dateng" kata Elen santai

Tiba-tiba.

"Hai gaes, maap kesiangan" katanya dengan nafas yang tersenggal-senggal karena harus lari-larian agar tidak telat.

"Kebiasaan deh" Elen mulai bersuara

"Udah, nggak usah di bahas lagi, nanti dimarahin sama guru piket" kataku menginggatkan.

Dipertengahan apel pikiranku mulai buyar, nama Kak Raffa mulai memenuhi ruang-ruang dalam otaku, setelah agak siang, kelas 11 mulai berangkat mataku mulai mencari kak Raffa, aku berharap bisa melihat senyum+gigi gingsulnya, karena terakhir melihat senyumnya waktu ada demo eskul MPLS lalu.

Aku sampai jinjit agar bisa melihat jelas kakak kelas yang mulai berangkat, dan itu dia! Kak Raffa!
Dia semakin cool dengan jaket hitam dengan sedikit warna abu-abu dibagian pinggangnya dan tas laptop ditangan bagian kiri.

"Del!" Hilwa membuyarkan
imajinasiku

"Apaan sih! Lagi liat masa depan juga, ganggu aja"

"Apel udah bubar, kamu mau berdiri disini terus, kaya orang gila lampu merah?"

"Hihh apaan"

"Liatin siapa sih?"

"Kepoo" kataku sambil berlalu meninggalkan Hilwa yang masih terbengong-bengong.

Bantara dan LaksanaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang