Hatiku berdetak lebih kencang dari biasanya....
Angin sore terasa lebih dingin..."Gimana Adella?" Tanya kak Wildan masih dengan suara parau.
"Kasih Adella waktu sebentar kak.." jawabku masih tidak percaya.
"Berapa lama?"
"1 menit aja"
Kak Wildan hanya menatapku kosong. Pikiranku terus bekerja keras, mengulang semua omongan kak Wildan, barusan.
"Adella mau, jalin komitmen sama kak Wildan..." setelah lama hening akhirnya aku memberanikan diri untuk mengungapkan apa yang aku rasa selama ini.
"Saya perlu jawaban itu dari kemarin-kemarin"
"Adella pulang dulu yah kak! Udah mau maghrib"
"Perlu saya antar?" Tawar kak Wildan
"Nggak..! Kak Wildan juga perlu waktu buat istirahat.."
Dia hanya tersenyum, tapi kali ini senyumnya sangat berbeda dengan biasanya. Senyuman yang selalu aku tunggu-tunggu selama ini.
****
"Ibuuuuu....!!!" Aku berteriak didepan pagar rumah, sambil jingkrak-jingkrang tidak jelas.
"Iyaa bentar dek...!" Jawab ibu dari dalam.
"Bu kak Ardi udah pulang?" Tanyaku pada ibu tanpa merubah senyumku.
"Ada di kam..."
Belum selesai ibu menjawab pertanyaanku, aku langsung beranjak pergi ke kamar kak Ardi.
Rasanya aku ingin membagi kebahagiaanku dengan kakakku yang satu ini.
"Kak Ardiii!!!!" Aku berteriak kencang sekali.
"Apaaaan sihhh dek!!! Pulang-pulang teriak-teriak nggak jelas"
"Kak Wildan nembak aku!"
"Kok kamu masih hidup?" Kak Ardi mulai ngaco
"Ihhh bukan ditembak pake pistol, tapi pake perasaan" aku menjawabnya dengan cengar-cengir.
"Dasar anak alay" kak Ardi membuang mukanya malas.
"Yeyyy... yeeyyy...yeyyy" aku asal masuk ke kamar kak Ardi dan langsung loncat-loncat ditempat tidurnya.
"Dek turunn..!! Nanti kotor kasurnya.." kak Ardi menarik-narik lengan seragam osisku.
"Kakak, adek? Berisik banget sih ada apa?" Tiba-tiba ibu muncur diambang pintu.
"Tau tuh bu.." kak Ardi menunjukku sebal.
Sekarang tatapan ibu beralih padaku.
"Tadi Adella ulangan matematika dapet 100 bu.." aku berusaha menutupi kejadian yang baru saja aku alami.
"Serius?" Ibu bertanya heran.
"Iya ibuuu..." aku mencium pipi ibu dan langsung pergi ke kamarku.
****
Rasanya hari ini aku bahagiaaaaaaaa..... sekaliiiii...
Bayangan wajah kak Wildan menghiasi pikiranku. Rasanya ingin cepat-cepat bertemu lagi besok.
Aku mencari hpku. Aku berfikiran untuk memberi tahu berita ini kepada Elen dan Hilwa.
Tapi rasanya tidak seru, memberi tahunya lewat chat, akhirnya ku putuskan untuk memberi tahu pada mereka besok!
Clringgg....
Hpku berdering pendek, ada pesan singkat dari kak Wildan.
To: Adella
From: Kak Wildan
Terimakasih telah membuka jalan kebahagiaan saya..."Hmmmm... sama-sama kak Wildann..." batinku.
Bahagia sulit untuk membuatku terlelap. Tapi aku berharap hari ini bukan mimpi.
"Buat kamu.. terimakasih telah mengajarkan padaku.. bahwa senyum simpul bukan berarti jutek, tapi ada saatnya senyum yang terbaik itu diberikan pada orang yang sepesial yang tidak bisa hilang dikekang waktu"
Adella Anggun Ramadhani, 21 September 2018.