"Serius nggak papa?" Tanya kak Wildan tetap dengan nada suara yang datar.
"Iya" aku berusaha berjalan normal.
Aku berjalan dengan kaki terseret-terseret. Pergelangan kakiku terasa nyeri sekali.
Aku berharap Elen ataupun Hilwa menemuiku.
"Huhhh, jalan dari depan sampe sini aja rasanya jauh banget...." aku berhenti sejenak mengatur alur nafasku.
Aku kembali meneruskan langkahku ke kelas.
Aaaghhkk....
Seketika tangan kekar menarik lenganku. Syukurlah aku tidak jadi nyungsep ke tanah tadi.
Siapapun dia aku akan berterima kasih sebanyak-banyaknya.
"Mak..." belum selesai aku bicara, aku kembali meneguk ludah. Sosok dingin yang selalu aku rindukan tepat berada di hadapanku. Kak Wildan!
"Lain kali jangan ceroboh!" Dia mulai bicara.
"Iyahh" aku menjawab sambil mengerjap-ngerjapkan mataku tak percaya dengan suasana saat ini.
Aku terbanggg....
"Mau aku bantu nggak?" Dia berkata dingin sekali, bahkan nada suaranya datar tanpa nada.
"Hmmm, bentar lagi temen aku sampe kok kak"
"Kamu mau kaki kamu berubah bengkak?" Kak Wildan menuding pergelangan kakiku.
Aku menggeleng cepat. Akhirnya aku menerima tawarannya, yahh walaupun dia hanya berjalan disampingku. Tanpa menggandeng tanganku!
****
15 menit, kaki ku diurut, sakitnya melebihi putus cinta. Aku berusaha tegar. Kalian tau, kak Wildan setia menemaniku di UKS, yahh walaupun dengan muka datarnya.
Tapi aku bahagia!
"Kak Wildan ke kelas aja" aku berusaha mencairkan suasana UKS yang sunyi sekali.
"Nggak usah!"
"Kenapa emang? Kak Wildan nggak takut dimarahin guru?"
"Saya tidak mau dicap sebagai kakak kelas yang tidak bertanggung jawab"
"Oke" aku lebih memilih diam seribu bahasa, menatap langit-langit UKS.
"Untuk mendapatkan cintamu.. aku harus menyelam di lautan dalam yang gelap dan dingin.."
****
"Adelllaaaa!!!" Jerit Elen saat melihatku di UKS, jujur itu sangat alay.
"Hmmm?" Aku berusaha memberi kode pada Elen, kalau ada kak Wildan di UKS, bodohnya aku, mengode orang yang hidupnya tidak pernah peka!
"Apaan sih Del? Jangan pake kode-kodean aku nggak paham"
Aku membuang muka. Aku malu sekali, sedari tadi kak Wildan menatap datar percakapan ku dengan Elen.
"Kok bisa sih Del, sampe kaya gini?"
"Bisalah belakangnya pake A coba pake U bisu dong"
"Ihhh, lagi sakit juga masih sempet-sempetnya ngelawak"
Ekhem...ekhemm..
Suara batuk itu mengejutkan Elen. Dia baru sadar, kalau di UKS terdapat cctv berjalan, berbentuk manusia datar.
"Ehhhh.. kakak" ucap Elen kikuk.
Yang diajak bicara hanya menatap dingin dan berlalu keluar entah kemana.
Aku mulai khawatir, apakah dia marah?
****
25 menit dia pergi entah kemana, mungkin dia ke kelas! Aku hanya bisa menduga-duga dari tadi.
UKS kembali sepi, aku mulai bosan, aku ingin kembali ke kelas dan mengikuti pelajaran seperti biasa.
"Mau kemana?" Suara dari tepi pintu UKS mengagetkan ku.
"Enggh... cuma mau duduk aja"
Aku membela diri."Minum?" Dia menyodorkan air mineral dingin.
"Emmm, makasih"
"Maaf saya tinggal sebentar, saya baru ingat ada tugas yang harus saya berikan ke guru prodi"