Hari demi hari aku lewati. Penantian demi penantian aku hadapi. Aku cukup lelah, tapi aku tidak menyerah begitu saja.
Setelah 3 hari kemah berlalu, semuanya mulai move on dengan suasana kemah, dan kembali membuat suasana baru.
"Turunnn udah sampe!!" Usir kak Ardi terhadapku, yang masih saja nongkrong diatas motornya.
"Sabar dikit, roknya nyangkol" aku turun sambil membenarkan rok abu-abu ku yang tersangkut.
"Cepet dek!! Kakak malu diliatin banyak orang!!"
"Emang kenapa?"
"Kan kakak, belum masuk sekolah. Masih PKL!!" kak Ardi mendorong bahuku, agar sedikit menjauh dari motornya.
"Lagian kak Ardi ge-er banget deh!" Aku menggerutu sendiri.
Tanpa a, i, u, e, o lagi kak Ardi langsung menancapkan gas motornya.
"Dasarr!!" Aku sedikit kesal dengan kelakuan kakak satuku itu.
Aku berjalan menelusuri koridor sekolah. Saat sampai didepan kelas kak Wildan, aku berhenti sejenak, melihat pintu kelas yang sedikit terbuka dengan papan diatasnya "XI BDP 4"
Aku berharap ada seseorang yang aku suka keluar dan memberi senyum khasnya. Walaupun hanya sebentar.
Cukup lama aku berdiri, akhirnya ku putuskan untuk kembali ke kelas.
****
"Adellaa!!" Teriak seseorang dari belakang.
Aku menoleh dan melihat siapa gerangan orang yang mengganggu suasana pagi dinginku.
"Kamu udah ngerjain pr jaringan dasar belum?" Orang itu bertanya polos.
Hilwa!
"Yang mana?" Aku balik bertanyam
"Yang ngerangkum bab 2"
"Belum keknya Hil"
"Mau ngerjain kapan?"
"Nanti aja lah"
"Oke" lalu aku kembali meninggalkan Hilwa dibelakang.
Hari ini lumayan membosankan bagiku. Entah bagi yang lain.
Bel istirahat masih 7 menit lagi. Pelajaran juga belum usai. Tapi wajah teman-temanku mulai cemas. Takut gorengan dikantin habis.
Aku menatap jendela kosong. "Kapan aku bisa deket sama kak Wildan?"
****
"Del!!" Panggil Elen.
"Yah?"
"Udah deket sama kak Wildan?"
"Usaha aja belum, gimana mau deket?"
"Mau aku bantuin nggak?"
"Bantuin apa?"
"Hari ini, kakak bantara mau ngambil uang kas pramuka minggu pertama!"
"Terus, aku harus apa?"
"Ya Allah.... Ya rabbi... kamu yang mintain kas ke anak-anak dong Del..."
"Nggak ahh, males!"
"Ini kesempatan buat deket sama kak Wildan, dia itu juru uang, otomatis dia bakal mintain kas ke setiap kelas 10 Adella...." jelas Elen panjang kali tinggi.
"Elen tau dari siapa?"
"Nenek moyang Del!!"
"Udah gausah bantah!!" Sahut Elen bertubi-tubi.
"Iya... iya Della lakuin, tapi awas kalo Elen boong"
"Nggak bakal Del!"
****
Omongan Elen memang benar. Setekah sholat duhur, kakak bantara datang ke kelasku untuk mengambil uang kas pramuka.
Dan kabar paling baiknya..... ada KAK WILDAN disana!!
Tok...tokk
"Maaf dek ganggu. Bendahara kelas mana?" Kata salah seorang perempuan dengan postur badan standar, entah siapa namanya.
Elen menyenggol tanganku. "Cepet Adella" dia berbisik.
"Adella kak bendaharanya.." ucap Elen tanpa perundingan denganku.
"Hah!!!" Aku tetkejut sekali.
"Uang kasnya diambil dek!"
"Iya kak!"
Aku berjalan ragu ke depan kelas.
"Ini kak uangnya..." aku menyodorkan uang pecahan 36.000,00.
"Muridnya ada berapa dek?" Kak Wildan mulai bersuara.
"36 kak"
"X TKJ 1 yah?"
"Iyahh..." aku menjawab dengan menahan senyum.
"Gini ya dek, pokoknya kalo ada apa-apa yang mau ditanyain seputar pengambilang uang kas pramuka, bisa hubungin kakak atau kak Mia" kak Wildan menunjuk orang disebelahnya.
"Insyaallah kak.."
"Yaudah makasih ya dek, tetep semangat berangkat pramukanya, bilang ke yang lain juga" kak Wildan tersemyum simpul dan berlalu pergi.
Aku masih terdiam ditempatku, berharap dia kembali dan menjawab semua penantian ini...
~POJOK QUOTES
"Entah kamu tau atau tidak, sekarang ini teman dekatmu sedang menertawa-kan mu... karena mereka tau betapa bodohnya kamu karna cinta..."Adella Anggun Ramadhani, 18 Agustus 2018.