Senja terasa sangat indah dimataku sore ini...****
Pagi-pagi sekali kak Ardi sudah ngomel nggak jelas.
"Dek..!! Mana penggaris besi kakak?!" Omel kak Ardi padaku.
"Hah penggaris besi? Emang ada?" Jawabku heran.
"Serius nih Dek!!"
"Della nggak pinjem kak" jawabku santai sambil meminum teh hangat.
"Kalo kamu nggak pinjem, pasti penggarisnya ada dimeja kak Ardi...!"
"Kakak lupa naro kali"
"ENGGAK!!!" bentak kak Ardi pas ditelingaku.
"Yaudah dari pada puyeng liat kalian berantem terus, mending kak Ardi beli baru aja..!" Kata kak Affi, kakak pertamaku.
"Uangnya?" Jawab kak Ardi santai.
"Berapa sih? Masa anak bujang uang buat beli penggaris aja nggak ada.." ledek kak Affi sambil menyodorkan uang lima puluh ribu.
"Della?" Aku tak mau kalah.
"Iya nih..." kini kak Affi memberiku uang lima puluh ribuan juga.
****
Diperjalanan, aku dan kak Ardi saling diam, menikmati suana pagi yang sejuk.
Jalan belum terlalu ramai, mungkin beberapa becak membawa penumpang dari pasar, membawa tumpukan sayuran dan yang lainnya.
Ciiitttt....
Decit motor kak Ardi di depan sekolah.
"Hati-hati, belajar yang pinter...."
"Iyahh..."
Suara hentakan sepatu pantofelku bergema keras saat berjalan dikoridor sekolah, aku berhenti sejenak di depan kelas 11 BDP 4, melongok kedalam, lalu pergi.
"Hmmn, kak Wildan kalo berangkat jam berapa sih?" Batinku.
****
Saat tiba dikelas, suasana sudah mulai ramai karena sapu kelas hilang. Entah siapa yang mencuri.
"Malingnya kekurangan sapu apa??!! Sampe-sampe sapu aja dicuri!!!" Marah Fadil salah satu petugas piket hari ini.
"Nggak mungkin dibawa pulang, pasti ada yang pinjem terus nggak dikembaliin" timpal Nadia.
Aku hanya menyaksikan kejadian itu, terkadang kejadian-kejadian seperti ini, adalah hiburan-hiburan kecil yang sulit ditemukan ditempat manapun.
Pasti readrs yang lagi baca juga pernah merasakan hal ini dikelas.
****
Hari sudah semakin siang, setelah sholat duhur di masjid sekolah, semua anak cowo memutuskan untuk tidur sejenak memanfaatkan waktu yang ada. Sedangkan yang cewe, lebih memilih duduk-duduk didepan kelas.
"Del?!" Panggil Elen.
"Apa?"
"Gimana kabar hubungan kamu sama Wildan?"
"Baik-baik aja, malah kemaren dia ajak aku jalan-jalan"
"Jalan? Kemana?" Cerocos Elen.
"Susah jelasinnya"
"Kok susah?"
"Soalnya kemaren kak Wildan nggak bilang nama tempatnya" aku menjawab polos.
"Yaudah deskripsiin aja tempatnya kaya apa?"