Kurang lebih ada 1000 orang dalam aula ini, kalian bisa bayangkan betapa pengapnya udara dalam aula.
Hampir semua anak menjadikan buku mereka sebagai kipas, termasuk diriku. Walaupun tidak terlalu terasa setidaknya memberiku udara untuk bernafas lega.
"Kapan selesainya?" Aku bergumam dalam hati.
Tunggu!, aku kembali melihat sosok iti lagi, kali ini terlihat lebih sempurna dengan topi bantara yang menghiasi kepalanya.Aku berusaha melihat id card yang dikalungkan dilehernya, tapi aku sulit menjangkaunya, tulisannya terlalu kecil.
Ku harap dia mendekat. Dan benar dugaanku dia mendekat bahkan lebih dekat yang ku bayangkan, dia berdiri tepat 3 langkah dari tempat dudukku, dia sibuk merekam kegiatan materi untuk dokumentasi.
Saat dia sedikit membungkuk, jelas terlihat disebelah kanan topi yang ia kenakan tertulis "M Wildan"
Ternyata kakak ini namanya Wildan toh, aku tidak sabar bercerita pada Elen dan Hilwa akan situasi ini.
Upppsss, saat aku menoleh ke arahnya lagi, mataku dan matanya bertemu. Dia hanya tersenyum simpul padaku.
Ku butuh oksigen.....
Ku butuh pendeteksi detak jantung...
Aku merasa jantungku berdetak lebih kecang dari biasanya.****
Setelah acara materi selesai, terdengar suara adzan duhur, sementara acara di pending, untuk melaksanakan sholat duhur berjamaah.
Aku bertemu Elen ditempat wudhu.
Tanpa basa-basi aku langsung bercerita pada Elen tentang kejadian tadi."Lenn!!" Hentakku
"Aku kaget bego!"
"Ihh maaf... habisnya aku lagi bahagiaaa bangeettt"
"Kenapa?"
"Ternyata kakak tadi namamya KAK WILDAN!!!" Jeritku, sampai-sampai semua mata ditempat wudhu terarah padaku.
"Iya ada apa dek?'' Suara itu mengagetkanku.
Aku ragu untuk menoleh.
Kulihat sosok dengan wajah bertanya-tanya memandangku akibat namanya disebut-sebut tanpa sebab."Ehhh nggak kak, aku lagi cari tau nama kakak-kakak bantara disini" aku membela diri.
"Oh.. oke cepet ambil air wudhunya ya dek!" Katanya sopan, sesekali dia tersenyum simpul.
Aku mengangguk kecil untuk beberapa kali dan melihatnya berlalu pergi.
Huhhhhh
Selamat....Pletakkk
"Sakit Elen!!" Tiba-tiba Elen menjitak kepalaku.
"Lagian malu-malu-in banget sih Del"
"Maaff..."
"Serah deh! Asal Adella bahagia aja" sewot Elen sambil membenarkan kerudungnya yang diterpa angin.
****
Setelah sholat ada waktu 20 menit untuk makan siang dan istirahat sejenak.
"Haiiii....haiiii" tiba-tiba Hilwa muncul.
"Kemana aja sih Hil?"
"Sibuk!"
"Gini nih yang aku nggak suka!"
"Kenapa?"
"Pas nggak ada kamu, Elen ada, eh sekarang ada kamu Elen nggak ada!" Omelku entah pada siapa.
"Sabar ya Del, btw aku pergi dulu mau beli minum" pamitnya padaku.
Aku hanya tersenyum kecil. Aku rindu sahabatku.
Aku berjalan gontai kearah tenda. Kulihat sepi. Kemana semuanya?
"Adelllaaaa!!" Suara seseorang dari arah belakang.
"Sini ngademm, di tenda panas bat, kaya neraka" dia melambai-lambaikan tangan padaku. Nai! anak TKJ 2, yang lumayan akrab denganku.
"Kaya dia pernah ke neraka aja" gumamku dalam hati.
"Yang lain kemana Nai?" Ucapu saat duduk disebelah Nai.
"Pada ngadem di masjid"
"Oh"
"Ngantuk yah.."
"Lumayan"
****
Aku bersenandung sendiri dalam hati, menatap langit. Matahari sedang lucu-lucunya saat itu.
Angin menerpa kerudung coklatku lembut. Aku terbawa alur angin dan lama-lama aku mengantuk dan mataku mulai gelap.
~POJOK QUOTES
"Apa yang terjadi dengan ku, aku suka caranya tersenyum, berjalan, bahkan saat ia berbicara sekalipun. Ahh biarlah semuanya terjadi dan menjadi kisah indah. Aku dan dia"Adella Anggun Ramadhani, 12 Agustus 2018.
By penulis: Terus baca kisah bantara dan laksana yah gais, semoga nyaman dengan kisahnya dan maaf jika ada typo2 yang bertebaran.
Follow my IG: diah7864