"Yaudah makasih ya dek, tetep semangat berangkat pramukanya, bilang ke yang lain juga" kak Wildan tersenyum simpul dan berlalu pergi.
"Ighhhrrrrrrr, terus aja begitu, pergi gitu aja tanpa bilang salam kek, atau apa gitu!!" Aku jengkel sendiri dengan sifat kak Wildan yang selalu pergi begitu saja setelah bicara.
"Kenpa sih Del?" Elen bertanya padaku heran.
"Nggak tau!!" Aku langsung nyelonong ke dalam kelas.
"Del! Ditanya juga"
"Aku bingung sama sifat kak Wildan, sebenernya dia itu gimana sih?! Sulit banget buat dimengerti...!"
"Duduk... dudukk... gini ya Del, hmm kamu yakin suka sama kak Wildan?"
"Belum tau juga.. emang kenpa Elen tanya gitu?"
"Ya ampun Delll!! Dia ngomong aja tanpa nada coba! Flett banget! Kek vampir, hidup tapi nggak ada detak jantungnya. Dinginnnnn!!" Ucap Elen seperti cacing kepenasan, mencak-mencak tidak karuan didepanku.
"Tapi waktu kemah hangat kok Len"
"Mungkin dia berusaha hangat biar, kelihatan nggak jutek Del!"
"Terus sekarang berubah gitu?"
"Mungkin sifat aslinya memang gitu Del.."
"Tapi hati aku udah yakin Len.."
"Kalo masalah hati aku nggak bisa bilang apa-apa lagi" Elen menggenggam erat telapak tanganku.
****
Kebiasaan untuk berhenti didepan kelas kak Wildan rutin aku lakukan. Dan terussss saja begituu.
Aku tidak pernah melihat sosok Wildan yang aku suka dan keluar memberi ucapan selamat pagi.
"Kapan hati dia bisa aku miliki...
Tanpa beban tanpa paksaan dia suka terhadapku.. kapan? Kapan?"****
Jam pulang sebentar lagi. Aku dan semuanya sedang asik melihat permainan kasti dilapangan depan kelas.
Berkali-kali aku melirik jam. Entah kenapa aku ingin sekali cepat pulang.
"Del! Len!" Panggil Hilwa padaku dan Elen yang sedang asik memakan gulali kacang.
"Hmmm?" Aku hanya bergumam, gulali kacang ini membuat mulutku lengket sekali.
"Nanti malem mulung yuk?"
"Mulung?" Tanyaku mengerutkan dahi.
"Iya, mulung di mall"
"Emang boleh mulung di mall?"
"Maksud Hilwa itu, mulung nongkrong Della, mukan mulung nyari gelas aqua bekas" Elen menonyor kepalaku asal.
"Ohh, bilang dong!"
"Kamunya aja yang nggak paham bego" Hilwa menambahi.
"Aku lihat jadwal dulu, sibuk apa nggak!"
"Sok sibuk lo Del" Elen kempaali menonyor kepalaku.
Teng.... teng...
Suara dari surga mulai terdengar, semua anak-anak berhampuran mengambil tas dan segera pulang.
Aku berjalan beriringan dengan Hilwa.
"Del! Liat kak Wildan!!" Seru Hilwa spontan.
"Mana... mana" mataku kalang kabut mencari sosok itu.
"Itu depan kelas akutansi 1" Hilwa menunjuk orang yang dimaksudnya.
Kak Wildan terlihat sedang berbicara dengan seseorang laki-laki yang tinggi badannya lebih tinggi dari kak Wildan tapi entah siapa.
Mungkin temannya. Aku berusaha positif thingking.
****
Setelah ganti baju, aku mengambil mencari benda persegi panjang pipih, entah dimana benda itu kubuang.
"Ahhh ini dia, ternyata jatuh, untung aja nggak ke injek" aku berbicara sendiri.
Lama aku berfikir, dan aku beranikan diri untuk mengirim pesan pada kak Wildan via WhatApps.
Dari: Adella
To: Kak Wildan
Assalamualaikum, maaf kak ganggu, aku bendahara X TKJ 1 mau tanya kas pramuka diambil tiap hari apa aja ya kak? Terima kasih.10 menit belum ada balasan dari pesanku.
Crliiiinggggg....
Aku langsung membuka pesan, dan berharap itu balasan dari kak Wildan
Tapi ternyata........
~POJOK QUOTES.
"Jika kau suka, kejarlah! Jangan biarkan orang lain mendahuluimu..
Jangan berpuas diri dengan posisimu sebagai penikmat cinta dalam diam.."Adella Anggun Ramadhani. 20 Agustus 2018