11. Ayah

1.1K 45 8
                                    

Aku benci sekali dengan kakak laki-lakiku yang satu itu, ingin sekali menjitak kepalanya sampai berdarah sekalian, sangkin gemesnya. Bayangin aja aku harus bergelut dengan kakak macam dia.

Tapi aku sayang. Lupakanlah soal kakaku itu, oke! aku harus fokus dengan persiapan kemah.

****

Keesokan harinya aku berkumpul dengan 10 anggota lainnya, saling memperkenalkan diri masing-masing dan jurusan yang diambil.

"Hari ini kita mau buat yel-yel dulu, baru urusan lainnya" kata seorang perempuan agak bertubuh gempal bernama Tia.

"Minimal berapa yel-yel?" Tanya salah satu anggota lainnya.

"Katanya 2 cukup!" Jawab Tia lagi.

"Bikin yel-yel yang rame biar semangatt!!!" Cerocos salah seorang anak bertubuh kurus kerempeng kecil lagi, Linda!

"Oke!" Jawabku mulai bersuara.

****

Setelah 30 menit mulung di cafe bar, eh maksudnya nongkong. Kita semua pulang ke rumah masing-masing dan mempersiapkan untuk besok kemah.

"Adella pulangg, ibuuu" teriakku saat memasukin ruang tamu.

"Berisik!!" Kakaku melempar bantal sofa dan tepat mengenai kepalaku.

"Apa sihh!!"

"Bisa yang alus nggak jadi cewek, cewek kok mulutnya kaya kaleng karatan"

"Bodoo!!" Aku balas melepar bantal sofa lagi.

Setelah berdebat dengan penunggu rumah, Eh maksudnya kakaku, aku bergegas membersihkan diriku dari polusi-polusi jalanan.

Kriiingggg

Handphoneku berdering, sepertinya ada pesan masuk.

From: +628***********
To: Adella
Hai, kenalin aku Alvin, save back + salam kenal. Thank's

Aku mengerutkan dahi. Sebenarnya siapa sih Alvin itu?? Aku tidak menggubris pesan darinya. Kulempar handphoneku ke atas kasur.

"Dekkk!! Makan" suara wanita parubaya yang tak lain dan tak bukan adalah ibuku sendiri.

"Iyaa buu..."

Aku segera turun dan menyantap hidangan malam yang lezat.

Sesampainya aku dibawah aku melihat sosok pria berbadan kekar yang amat aku rindukan selama ini. Ayahh.

"Ayah kapan pulang?" Mataku berbinar-binar melihat sosok itu.

"Tadi siang ndo (panggilan jawa untuk anak perempuan)"

"Kok Della nggak tau sih yah.."

"Kata ibu kamu pergi"

"Kan harusnya Ayah telepon Della, biar Della pulang"

"Sabar ya cacing, si kaleng karatan lagi ceramah" sindir kakak terhadapku.

"Apaan sihh!! Makan tinggal makan"

"Siap boss"

"Aya.." kembali melanjutkan obrolan.

"Udah makan dulu ndo" ucap ayah memotong perkataanku.

"Oke"

Aku mengambil nasi serta lauk paul yang tersedia dan menghabiskab segera tanpa kata sedikit pun.

Oh ya, Ayahku bekerja sebagai TNI AL, jadi beliau selalu meninggalkan keluarga untu bertugas membela negara.

Jujur aku benci sekali dengan profesi itu, karena aku merasa kurang perhatian dari sosok seorang Ayah dan aku berharap tidak mempunyai calon suami seorang TNI.

****
Jam menunjukkan pukul 20.01 WIB, aku belum juga mengantuk. Padahal besok kemah dimulai. Ibu berkali-kali memyuruhku tidur untuk persiapan besok kemah.

Semua perlengkapan kemah sudah aku persiapkan, ku pastikan tidak ada yang tertinggal. Dan ku pejamkan mata sedalam-dalamnya dan terlarut oleh mimpi indah.

~POJOK QUOTES
"Nilailah orang saat suasana terlihat sepi, kau akan dapat sifat murninya. Jangan nilai orang saat suasana ramai, bisa saja dia memiliki muka dua saat keramaian."
Adella Anggun Ramadhani. 11 Agustus 2018.

Jangan lupa follow ig: diah7864
Dan siapa aja yang punya Quotes2, bisa dm dan bakal aku terbitin di Bantara dan Laksana + nama pemilik Quotes. Okeee!!

Bantara dan LaksanaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang