Aku masih bingung siapa cowo yang dimaksud pak Budi...
Aku berjalan kembali ke kelas, pembicaraanku dengan pak Budi membuatku fertigo.. hufftt!
"Adellaaa!!!" Teriak Elen saat aku tiba didepan kelas.
"Apa?" Jawabku malas.
"Dari mana aja sih Del?!"
"Hongkong!!"
"Ngapain?!"
"Berak!!" Jawabku asal sambil berjalan menuju tempat dudukku.
"Ya ampun, cantik-cantik galak banget.." gerutu Elen terus mengejarku.
"Del?"
"Hmm.." aku membenamkan wajahku.
"Hubungan kamu sama kak Wildan gimana?"
"Ghatauhuu..." suaraku tertahan.
"Kalo diajak ngomong yang niat dong Del!"
"Hahhhhhhh...." aku mengangkat wajahku dan mendekatkannya ke wajah Elen.
"Ihhh bauuu.." Elen mengibas-ngibaskan telapak tangannya.
"Aku bingung Len"
"Bingung gimana?"
"Kata pak Budi, ada anak 11 BDP 4 nyariin aku"
"Omegat!! Serius?" Jawab Elen antusias.
"Hmmm, nanti pulang sekolah aku mau buktiin, kalo yang nyariin aku bukan kak Wildan"
"Kok bukan Wildan? Harusnya kamu seneng dong Del kalo yang nyari kamu itu kak Wildan.." cerocos Elen.
"Aku nggak yakin, itu bukan sifat kak Wildan banget Len..."
"Bisa jadi kalo itu bener kak Wildan gmna?"
"Entahhh.."
****
Setelah pulang sekolah, aku langsung lari menerobos puluhan siswa. Aku berharap kelas 11 BDP 4 belum bubar.
"Huhhh..." aku berhenti sejenak untuk mengatur alur nafasku yang mulai tersenggal.
Aku berdiri dibawah tangga dekat kelas kak Wildan, pandangan ku terhalang siswa-siswa lainnya yang berlalu lalang didepanku.
Aku berusaha melihat kelas kak Wildan sampe jinjit-jinjit.
Sekitar 17 menit aku berdiri dibawah tangga, sesekali orang yang lewat melihatku dengan tatapan heran.
Aku hanya tersenyum kikuk menanggapi tatapan itu.
Untungnya usahaku ini tidak sia-sia, setelah sekian lama berdiri, akhirnya aku melihat cowo berdiri diteras kelas 11 BDP 4 sedang mengobrol dengan pak Budi.
Apa??? Pak Budi?!! Jangan-jangan itu orang yang dimaksud pak Budi tadi pagi.
Aku berusaha mengenali cowo itu, siapa dia? Aku sedikit mendekat.
"Nah itu dia orangnya.." pak Budi menunjuk ke arahku.
"Hahhh.." aku segera membalikkan badanku. Aku berharap pak Budi bukan menunjukku.
"Mba...mba.." tangan kekar menepuk pundak ku beberapa kali.
Aku menelan ludah, mulutku terus berkomat-kamit membaca doa, berharap itu bukan pak Budi.
"I....yyhh..aaa" aku menoleh ragu.
"Mas itu yang 2 hari belakangan nyariin mba..." jelas pak Budi.
Aku melihat kak Wildan ragu, muka datar khasnya terlihat jelas, keringat didahinya menambah wajah tegangnya walaupun dia berusaha menutupinya.
"Ohh.. i..yha pak..." aku tersenyum ragu.
"Mas!! Sini.." pak Budi memanggil kak Wildan.
Yang dipanggil hanya diam lalu pergi begitu saja.
"Lah kok pergi mba..?" Pak Budi bertanya heran.
"Nggak papa pak, mungkin dia mau pulang.." aku mencari alasan agar pak Budi tidak heran dengan sikap kak Wildan.
"Yaudah saya pulang dulu ya pak..!"
"Ohh.. iya mba.. hati-hati"
****
"Ternyata bener kata Elen.." aku bergumam dalam hati.
Aku berusaha melupakan kejadian tadi, hari ini cukup menegangkan bagiku.
~POJOK QUOTES
"Jangan salahkan aku jika namamu mulai hilang dalam doa dan pikiranku.. tapi kabar baiknya kamu masih menjadi cowo kedua dalam hidupku yang aku rindukan tiap malam tiba"Adella Anggun Ramadhani, 2 September 2018