Vita datang lebih awal di kegiatan MOS hari kedua ini. Ia tak mau terlambat seperti kemarin. Untung saja kemarin Arga mau menyelamatkan Vita dari hukuman kedua kakak MOPDB itu.
Tapi semakin sore, ia semakin merasa tak enak badan. Vita pernah memegang dahinya untuk mengetes apakah tubuhnya panas atau tidak, dan ternyata panas. Berarti Vita masih demam. Namun ia tetap memaksa untuk ke sekolah, entah alasan apa yang membuatnya bersikukuh.
Vita melirik kanan kiri, mencari para sahabatnya, namun hasilnya nihil. Entah mereka yang datang terlambat atau Vita yg datang kecepatan. Tapi nyatanya tetap saja Vita duduk sendirian.
Di taman baca, Vita dengan baju kaos dan celana training hanya duduk sambil mengalunkan lagu kesukaannya. Handphone ditangannya tak menarik sama sekali, hingga Vita lebih memilih mengedarkan pandangannya keseluruh penjuru sekolah.
Lalu ia menghembuskan nafas, bosan.
Vita mencari sesuatu yang bisa ia mainkan. Sesuatu yang bisa membuatnya tidak bosan lagi. Tapi apa?
"Satu satu, aku suka kamu. Dua dua, kamu suka dia. Tiga tiga, kalian pacaran. Satu dua tiga, akunya nyesekkan."
Entah apa yang terjadi dengan otak Vita hari ini, ia tiba- tiba jadi ngawur dan aneh.
"Ih! Bosen!" Vita berdiri, lalu dengan langkah gontai, ia pergi kemana saja. Ke tempat manapun yang membuatnya tidak bosan.
Ke ruang OSIS mungkin? Vita berharap Arga akan ada di sana.
•••
"Ayo ayo semua peserta MOPDB harap kumpul dan membentuk barisan seperti kemarin. Ada misi penting yang harus kalian kerjakan." Ucap salah satu kakak MOPDB manis yang bicara menggunakan toa orang demo.
Seluruh peserta pun kompak membentuk barisan yang rapi dan runtut. Tak memerdulikan panasnya terik matahari yang begitu terasa di aula outdoor ini. Semangat mereka tak luntur meski merasa lelah.
"Baiklah. Bisa dengar kakak?" Tanya Sisi.
"Bisa!"
"Oke. Kakak akan beritahu kalian apa yang harus dilakukan. Jadi, hari ini, kami punya misi untuk kalian. Sebelumnya, ada yang bisa menebak, misi apa yang kakak maksud?" Ucap Sisi.
"Nebak apa, kak? Kalo nebak perasaan kakak saya bisa!" Teriak seorang cowok dari dalam barisan. Membuat beberapa teman didekatnya menjitaki kepala anak cowok itu.
"Elah si kambing emang. Kak Sisi itu incaran gue! Pala lu gue jejelin didalam tanah kuburan baru tau!" Ucap cowok yang lain.
"Bangke lu! Kak Sisi punya gue!"
"Enggak! Punya gue!"
"Punye lu apaan, dah? Lu kira barang?!"
"Bodo!"
"Jangan ngegas, monyet."
Tanpa diduga, keributan tiba- tiba terjadi. Beberapa peserta MOPDB cowok saling melempar ucapan yang agak kasar. Intinya hanya memperebutkan Sisi.
"Tenang!" Teriak Sisi.
Hening.
"Bagus. Denger, gue ini udah punya pacar, jadi lu pada gak usah deketin gue." Ucap Sisi yang sontak membuat semua peserta bersorak heboh.
"Oke. Langsung aja lah ya, toh kalian dikasih kesempatan gak digunakan dengan benar." Ucap Sisi tersenyum miring.
"Kasih aku kesempatan lagi, kak Sisi. Aku janji gak akan nyia- nyiain kakak." Ucap salah satu cowok dari barisan.

KAMU SEDANG MEMBACA
Hi My Senior!
Teen FictionKesalahan pada MOPDB hari pertama di gugus 6 membuat Vita bertemu sosok Arga. Senior tampan yang punya mata menenangkan. Arga tidak dingin. Justru Arga sangat ramah pada semua orang. Dan sayangnya sifat baiknya itu membuat cewek di sekitarnya baper...