Kuharap aku bisa menghilangkan perasaan ini secepat aku kehilanganmu.
•••
"BANGSAT!"
Rilya dan Friska memelotot begitu ungkapan kasar itu keluar dari mulut Febri.
Vita sendiri hanya tertawa kecil melihat reaksi Febri setelah ia menceritakan tentang dirinya yang dibully oleh para pengagum Arga.
"Gue gapapa." ucap Vita.
Rilya menoleh dengan wajah yang menampakkan ketidaksukaannya. "Bohong lo. Gue tau gimana mereka ngejambak lo." komentar Rilya sambil mengusap pelan puncak kepala Vita. Rilya menyayangi Vita, sangat menyayangi sahabatnya itu. Rilya akui ia sangat salah dengan tidak membela Vita tadi. Itu karena Rilya tidak punya nyali dan sempat gemetar melihat kejadian tadi.
"Dijambak doang. Biasanya Febri juga sering jambak gue kalo kesel. Ya gak, Feb?" tanya Vita sambil mencolek pinggang Febri yang ada disamping kanannya.
Febri menoleh dengan wajah memerah kesal. "Anak kelas mana mereka?!" tanyanya dengan mata berapi- rapi marah.
"Eh eh, lo mau ngapain? Jangan dibales mereka, Feb. Mereka udah ditangani guru BK, kok. Udah diskors malahan, sama dikasih tugas matematika Pak Sahrul yang gak bisa dijawab itu. Entar malah lo lagi yang dihukum kek gitu. Dih, amit- amit ya, Ril, Fris?" cerca Vita panjang lebar dan diakhiri alis kirinya yang naik turun pada Rilya dan Friska.
Rilya menatap Vita iba. Bagaimana Vita bisa sekuat ini padahal tadi ia sangat menderita?
"Nangis aja deh, Vi. Gue gak tega liat lo gini." saran Rilya yang mengusap pundak kiri Vita.
"Gue tau lo cengeng, Vi." timpal Friska.
"Ye, kampret." ucap Vita memutar matanya malas. Lalu Vita beralih menggoyang- goyangkan lengan Febri, layaknya anak kecil. "Febri, jangan, ya? Mereka jangan lo apa- apain." rengek Vita dengan wajah memelas.
Febri menyentil hidung Vita. "Gaklah! Orang gue nanya doang!" tukas Febri yang kemudian terkekeh.
"Haha, kampret." balas Vita datar.
Febri, Rilya dan Friska saling melempar pandangan. Kemudian secara kompak mereka memeluk Vita, dan membuat Vita terlonjak.
"Kenapa nih?" tanyanya.
"Gue sayang lo, Vi. Maaf ya, gue cuma bisa ngirim Kak Arga buat nolongin lo tadi." ujar Rilya.
"Gue juga sayang lo, Vivi. Maaf juga gak ada saat lo di gituin. Seharusnya tadi gue bawa palunya Thor buat lempengin pala mereka." hardik Febri.
"Maaf karena gue gak tau apa- apa, Vi. Kalo lo mau nangis atau cerita ke kita, cerita aja. Gue sayang lo." tutup Friska.
Vita tersenyum dan membalas pelukan ketiga sahabatnya itu sambil berurai air mata.
"Kalian sahabt terbaik. Gue juga sayang kalian."
•••
"Sekarang pukul 14.30, waktunya pulang."
Kelas yang tadinya hening langsung bersiap untuk pulang. Setelah melantunkan do'a, semuanya keluar dari kelas. Menyisakan Vita, Febri dan Rilya yang selalu pulang terakhiran.
"Yah, Bang Yolanda jemput, nih." ucap Febri sambil menghela nafas.
"Ya udah pulang aja sono." usir Rilya.
Febri mencebik. "Gue mau sama Vita.." rengeknya manja.
Vita langsung tertawa. "Najong! Guenya gak mau, gimana dong?" gurau Vita.

KAMU SEDANG MEMBACA
Hi My Senior!
Teen FictionKesalahan pada MOPDB hari pertama di gugus 6 membuat Vita bertemu sosok Arga. Senior tampan yang punya mata menenangkan. Arga tidak dingin. Justru Arga sangat ramah pada semua orang. Dan sayangnya sifat baiknya itu membuat cewek di sekitarnya baper...