Mata Arga dan Vita bertemu. Sejenak, bahkan dalam kurun waktu beberapa detik, dua insan itu larut dalam tatapan yang dalam. Seakan menghantarkan mereka kembali pada setiap moment, yang sudah sepakat ingin mereka hapus.
Vita terkesiap. Demi apapun, jangan sampai pendiriannya goyah. Ini semua demi kebaikan dirinya dan Arga. Vita terus merafalkan mantra itu. Lalu, ia pun membalikkan badan, hendak pergi dari sana untuk menghindari Arga.
Namun, langkah Vita terpaksa berhenti karena hambatan didepannya. Untung saja tidak tertabrak, kalo terjadi Vita bisa malu.
Vita mengangkat wajah, tak lupa ia pasang pelototan galaknya. Dan detik berikutnya, Vita mendengus sambil memutar mata malas.
"Lo tuh ya!" sengit Vita kesal pada Nevan.
Nevan hanya nyengir. Vita mendengus sekali lagi. Kemudian ia berjalan dan dengan sengaja menabrakkan bahu kanannya dengan bahu kiri Nevan keras- keras.
"Babe.." panggil Nevan manja.
"Minggir, bego!" hardik Vita kesal bukan main. Ia segera mendorong tubuh Nevan, namun selalu gagal karena cowok itu sama sekali tak berkutik.
"Iya, gue bego." ucap Nevan.
"Ho'oh, bego! Udah sana!" usir Vita sambil terus berusaha mendorong Nevan.
"Gue bego karna gak ngejar lo dari dulu." ucap Nevan dengan senyum serta tatapan mautnya.
Vita terdiam. Usaha memberontaknya juga berhenti. Ia menatap Nevan lamat- lamat.
Senyum Nevan semakin lebar. Ia yakin, sangat yakin malahan, Vita pasti luluh dengannya. Karena dari pengalaman Nevan sebelumnya, cewek sangat suka ucapan manis seperti itu.
Namun, Vita malah memukul kepala Nevan sangat keras dengan tangannya. "Bangke! Ngapain gombalin gue, heh?!" teriak Vita kesal.
"Dwi, sakit!" Nevan mengusap- usap kepalanya. Ia lupa, bahwa Vita berbeda dari wanita yang pernah Nevan pacari. Vita sungguh berbeda dan itulah yang membuat Nevan jatuh cinta padanya.
"Kenapa? Lo gak seneng?" tantang Vita sambil mengangkat dagu.
"Iya!" balas Nevan maju selangkah.
"Terus lo mau ngapain? Mukul gue? Iya? Sini!" Vita ikut maju selangkah.
Ibarat cuaca, ada awan gelap diatas kepala mereka berdua, yang langsung membiat suasana menjadi keruh. Bak ada aliran listrik dari kedua mata, menampakkan perlawanan yang sengit.
"Gue mau nyium lo." ucap Nevan sambil menyeringai.
Vita membulatkan mata. Lalu dengan kekesalan yang menggebu- gebu ia berseru galak. "BANGS*T!"
Nevan malah tertawa. Ia juga menyentil bibir Vita. "Haduh itu mulut siapa yang ngajarin, sih? Kasar banget." ledek Nevan.
Vita memukul kepala Nevan lagi. "Bacot! Kesel gue sama lo."
"Iya, gue juga sayang kok sama lo." ucap Nevan dengan suara yang sengaja dibesarkan.
Vita berdesis kesal sambil mendelik tajam pada Nevan. Yang Nevan katakan barusan tidak nyambung, ditambah sangat 'ngawur'. Vita pun mendorong Nevan dan berlari menjauhi koridor. Nevan terkekeh, lalu ia ikut berlari mengekor dibelakang Vita.
Sosok yang melihat kejadian itu sedari awal hanya menatap mereka berdua dengan datar. Arga diam saja ditempat, terus melihat dan mendengar interaksi antara Nevan dan Vita. Arga merasakan sesuatu yang aneh ketika melihat itu semua. Rasanya tidak jelas. Kesal, senang, bahkan marah.
Arga mendesah. Diayunkannya langkah meninggalkan ruang OSIS menuju kelas.
•••
Vita berjalan cepat hingga sampai didepan kelas. Begitu Vita menoleh ke belakang, Vita langsung membulatkan mata. Lalu berhenti sambil mendengus sebal.

KAMU SEDANG MEMBACA
Hi My Senior!
Ficção AdolescenteKesalahan pada MOPDB hari pertama di gugus 6 membuat Vita bertemu sosok Arga. Senior tampan yang punya mata menenangkan. Arga tidak dingin. Justru Arga sangat ramah pada semua orang. Dan sayangnya sifat baiknya itu membuat cewek di sekitarnya baper...