45. "Sayaaang, maaf."

998 51 0
                                        

Arga duduk tertunduk disamping Vita yang sedang melipat tangan ke dada. Vita sudah datang ke taman dan bersiap mendengarkan penjelasan Arga. Namun dua menit ini, cowok itu sama sekali tak membuka suara.

"Aku balik ya, kak, kalo gak ngomong juga." ancam Vita yang langsung ditanggapi gelengan dari Arga. "Iya, kakak ngomong."

Vita menghela napas, lalu mengangguk. Sedangkan Arga menarik nafas dalam- dalam, bersiap menceritakan segalanya secara detail.

"Jadi, kemarin pas waktu Nevan meluk kamu, kakak ngomelin dia. Kakak bilang itu terlalu berani, dan gak seharusnya dia berani ngelakuin itu. Tapi dasarnya Nevan yang bengal itu, dia malah nantangin kakak. Dia bilang kalo kakak kalah dari dia untuk dapetin kamu, maka kakak harus ngasih kamu ke dia. Kakak jelas gak mau! Orang kakak suka kamu dari awal, masa mau ngasih gitu aja ke dia." kata Arga menjelaskan dengan 'penuh perasaan'. Diam- diam bibir Vita bergetar menahan tawanya yang hendak tersembur keluar karena ekspresi menggemaskan Arga.

"Yah jadi kakak terima deh tantangannya. Tapi, kakak gak pernah niat untuk mempermainkan perasaan kamu. Kakak tuh justru termotivasi dari tantangan Nevan." ungkap Arga yang langsung membuat Vita menoleh dengan satu alisnya terangkat. "Motivasi apa?"

Arga mengangguk. "Motivasi buat segera nyelesian salah paham antara kita. Buka rencana Celin dan menutup rumor itu." jelas Arga dengan senyuman lebarnya. Tapi, Vita hanya diam.

"Maaf, ya.." melas Arga sambil menampilkan puppy eyesnya yang tampak lucu bagi Vita.

Merasa terhibur, Vita pun berniat mengerjai Arga. Hingga akhirnya dengan sangat tega Vita menggeleng. "Males."

Arga mencebik kecewa. Arga tidak mau Vita marah padanya. Harus bagaimana lagi?

Arga pun menoel lengan atas Vita dengan manja. Layaknya seorang anak kecil yang merengek minta es krim pada ibunya.

"Ta, maaf.." lirihnya. Namun Vita tetap menggeleng. Wajah Arga sangat membuat Vita gemas.

Arga tidak kehabisan akal. Ia pun berdiri didepan Vita. Mengangkat dagu cewek itu agar mata mereka bertemu. Lalu, dua kata yang meluncur dari mulut Arga sukses membuat Vita tertawa.

"Sayaaang, maaf."

Tidak penting apa yang orang katakan. Karena ulah manja Arga, Vita akhirnya mengacak gemas rambut Arga. Untuk pertama kalinya Arga memanggil Vita 'sayang'. Rasanya sangat manis dan sedikit menggelikan.

"Iya. Cie panggil sayang." goda Vita sambil menoel pipi Arga.

"Ih, kamu ngerjain kakak, ya?" ucap Arga menatao selidik pada Vita.

Vita tertawa lagi. "Enggak, dih!"

"Gak salah lagi." lanjut Arga datar. Membuat tawa Vita semakin kencang.

"Ta, perut kamu sakit?" tanya Arga tiba- tiba.

Tawa Vita berderai. Secara perlahan mulai berhenti. "Enggak, tuh."

"Seri--"

"Iya serius, kak. Gak sakit. Emang sakit apa, sih?" bingung Vita.

"Semalem kamu bilang sakit perut, kan?" tanya Arga.

Vita mengernyit. Ia mengalihkan pandangannya sebentar dari Arga.

"Oh, itu!" teriak Vita yang sudha berhasil mrngibgatnya.

"Iya. Kenapa, Ta?" tanya Arga lagi.

Vita terkekeh. "Semalem PMS, kak. Hari pertama, jadi sakit." jawab Vita.

"Emangnya sakit banget, ya?"

"Iya. Hari pertama tuh dahsyat, kak." sahut Vita.

Arga terkekeh. "Sekarang masih sakit? Mau beli obat pereda nyeri haid?" tawar Arga.

Hi My Senior!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang