Kesalahan pada MOPDB hari pertama di gugus 6 membuat Vita bertemu sosok Arga. Senior tampan yang punya mata menenangkan.
Arga tidak dingin. Justru Arga sangat ramah pada semua orang.
Dan sayangnya sifat baiknya itu membuat cewek di sekitarnya baper...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Katakan aku berlebihan. Tapi, segalanya terasa alami bagi orang yang sedang jatuh cinta.
Nevaniel Geraldie
•••
Bel khas Indonesia High School sudah terdengar sejak 15 menit yang lalu. Tapi Vita dan Febri sama sekali tak bergerak dari posisi mereka.
Tadi Vita meminta izin kepada guru piket untuk tidak masuk kelas karena ingin menemani Rilya yang sedang sakit. Padahal apa yang Rilya alami tidak terlalu parah, bahkan si pasien pun ngotot ingin masuk kelas.
Guru piket dengan mudahnya memberi izin tanpa curiga dengan alasan Vita.
"Najis amat sih, Vi, cara lo biar gak masuk kelas." cibir Rilya flat.
Bukannya merasa bersalah, Vita malah nyengir kuda."Gapapa. Sekali doang gak bakal bahaya buat nilai, kok. Iya kan, Feb?" tanya Vita pada Febri sambil menaikturunkan alisnya.
Febri yang berdiri bersebrangan dengan Vita ikut nyengir lebar sambil mengacungkan dua jempolnya. "So pasti, dong." ungkapnya setuju.
Rilya berdecak beberapa kali, lalu mendongak, melihat jam putih yang menempel di dinding.
"Istirahat masih dua jam lagi." keluh Vita sambil menghela nafas.
Rilya langsung memelototinya. "Udah gak masuk kelas, malah pengen cepet- cepet keluar main lagi!" tukasnya kesal.
"Iya, dong. Kenikmatan mana yang ingin didustakan. Iya gak, Vi?" tanya Febri.
Vita terkekeh sambil mengangguk antusias."So pasti." balasnya girang.
"Heran gue, kok otak lo jadi sejenis kayak Febri sih, Vi?" protes Rilya dengan sedikit sindiran untuk Febri.
"Heh! Heh! Maksudnya sejenis apaan, nih? Lu kira otak gue apa pake jenis- jenisan segala!" ucapnya tak terima.
"Vi, lo galau boleh, tapi jangan kek gini. Salah caranya!" ucap Rilya seolah tak menghiraukan protesan Febri.
Vita mengernyit. "Apa sih, Ril? Gue gapapa, kok. Cuma lagi malas aja masuk kelas."
"Gue paling tau lo tuh murid teladan, gak pernah bolos gini." sahut Rilya keukeuh.
"Enggak, elah." Vita memutar mata jengah.
Rilya menghela nafas, terserah Vita sajalah.
Rilya tersentak kaget ketika melihat Febri, yang matanya membesar hingga hendak keluar.
"Buset itu mata udah kek bakso beranak! Gede!" tandas Rilya ngawur.
"Lo bilang otak gue apaan tadi, hah?!" tanya Febri kesal.