Vita menjatuhkan kepalanya ke atas meja sambil kedua tangan memeluk perutnya yang terasa nyeri.
Tamu rutin yang selalu datang setiap bulan ini selalu memberikan rasa sakit. Namun, Vita selalu bisa menerimanya. Terkadang sesuatu yang menyakitkan justru yang terbaik untuk kita. Kalau saat ini Vita tak pms, masa depannya kan bisa kacau? Kemungkinan tak bisa punya anak akan besar. Wanita mana sih yang mau begitu?
Oke, Vita ngelantur.
Mood Vita sudah membaik semenjak Arga datang ke kelasnya untuk meminta maaf. Namun kembali hancur ketika guru killer pelajaran Matematika, yaitu Pak Sahrul masuk dan menyalahkan Vita atas suatu kesalahan yang tak Vita mengerti.
Berawal dari kegaduhan yang terjadi pagi itu. Pak Sahrul masuk sebelum bel berbunyi. Kelas yang dalam keadaan riuh itu pun tak bisa mengelak ketika Pak Sahrul masuk dan langsung memelotot.
Bagaimana tidak, saat ia masuk, yang pacaran masih sibuk ketawa ketiwi. Yang lagi mengerjakan PR masih berkutat pada soal- soal dengan rumus sepanjang penggaris tiga puluh centi. Ketua kelas yang seharusnya menenangkan suasana malah melempar kursi ke semua cowok yang berani menentang dia.
Melihat ketua kelas yang kayak orang kesurupan, anggota kelas yang lain ikut meramaikan dengan jadi supporter. Mendukung Hannah untuk lebih semangat mengejar Rahman, cowok paling bikin gedek.
Pak Sahrul berteriak, lalu tak lama keadaan hening. Ruang kelas yang sudah dirapikan oleh petugas piket jadi kacau, bak kapal pecah.
"Ih kalian ini!" Pak Sahrul mengetuk kepala Ana, cewek yang duduk di bangku di depan meja guru. Orang paling mudah dijangkau sama Pak Sahrul. Alhasil dia lah yang kena ketuk.
Ana meringis. Padahal sedari tadi ia tidak banyak bertindak. Malahan hanya menimpali dengan tawa. Tapi dia yang harus menanggungnya. Mana kepalanya diketuk pakai cincin akik segede biji salak. Sumpah, sakit!
"NGAPAIN KALIAN BIKIN KACAU?!" Tanya Pak Sahrul dengan pelototan khasnya yang menyeramkan.
Hening.
Tak ada yang berani menjawab kalau Pak Sahrul sudah bertanya. Sepertinya mereka semua trauma karena sudah pernah diketuk Pak Sahrul.
Mereka hanya kembali ke tempat duduk masing- masing tanpa mengeluarkan suara. Bahkan decitan sepatu diusahakan tidak terdengar.
Vita dan Rilya saling bersenggolan kaki. Tingkah khas yang selalu mereka lakukan ketika merasa ngeri sebab guru killer.
"SIAPA KETUA KELAS?!"Tanya Pak Sahrul lagi, pelototannya masih diperlihatkan.
Hannah meneguk ludah kasar sambil terus menunduk. Firasatnya tak enak.
Pak Sahrul melirik Salsa, yang wajahnya memang terlihat santai, tidak tegang seperti yang lain.
"HEI KAMU! SIAPA KETUA KELAS? KAMU, YA?!" Tanya Pak Sahrul lagi.
Salsa terperanjat. " Bukan, pak. Dia!"
Salsa langsung menunjuk Hannah yang duduk disebelahnya. Hannah memelototi Salsa sambil menampakkan kepalan tangan.
Pak Sahrul berjalan mendekati Hannah.
"Kamu ...-
Belum Pak Sahrul menyelesaikan kalimatnya, Hannah sudah terlebih dahulu melindungi kepalanya dengan helm yang memang sengaja ia bawa..
Kelihatan, Hannah lah orang yang paling trauma dengan ketukan Pak Sahrul.
"Siapa biangnya?" Tanya Pak Sahrul.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hi My Senior!
Teen FictionKesalahan pada MOPDB hari pertama di gugus 6 membuat Vita bertemu sosok Arga. Senior tampan yang punya mata menenangkan. Arga tidak dingin. Justru Arga sangat ramah pada semua orang. Dan sayangnya sifat baiknya itu membuat cewek di sekitarnya baper...