Budayakan vote sebelum atau sesudah membaca guna mengapresiasi karya seseorang:)
~~
Selama di mobil, Denis menyalakan lagu remix dan menggerak- gerakkan kepalanya mengikuti irama. Sedangkan Vita hanya diam, memandang keluar jendela.
Ia menghela nafas, berusaha kembali semangat. Memang, sejak sepulang sekolah kemarin, Vita jadi malas melakukan atau mengatakan apapun. Segala yang mengingatkan Vita pada Arga dijauhkannya. Terutama ponsel. Walau Vita tahu semalaman cowok itu terus mengiriminya pesan bahkan menerornya dengan telepon. Tapi, Vita tak mau menggubris. Vita sebal, tapi tak tahu harus dilampiaskan kemana. Akhirnya, Vita lebih memilih memendamnya sendiri.
"Turun, gih." Usir Denis.
"Gak usah diusir segala!" Tukas Vita manyun. Ia salami Denis lalu keluar dari mobil.
Dipandangnya mobil itu hingga menjauh dan hilang dari pandangannya. Kemudian Vita memasuki halaman sekolah sambil memainkan kedua tali tasnya.
Di lorong khusus kelas X, dua manusia berseragam tampak berlari menuju Vita. Vita tidak heran, karena ia tahu bentuk badan itu. Febri dan Rilya pastinya.
"Oy, Vi!" Panggil Febri ngos- ngosan. Sedangkan Rilya mengatur nafas.
"Kenawhat?" Tanya Vita.
"Gue ada kabar!" Ucap Rilya yang jarang sekali bereaksi heboh seperti sekarang.
"Mengejutkan!" Timpal Febri sambil merentangkan kedua tangannya.
Rilya yang berada disamping Febri pun terganggu karena tangan Febri mengenai wajahnya.
"Lebay amat, Feb." Sindir Rilya.
"Apaan, seh?" Sahut Febri kesal.
"Tangan lo bau kemenyan!"
"Masa?"
"Iya."
"Masa bodo!"
"Eh, si kambing." Rilya menjambak rambut Febri sekilas.
"Nih bedua kenapa, sih? Gue udah penasaran ini." Gerutu Vita sebal.
"Sabar." Ucap Febri dan Rilya secara serentak.
"SABAR PALA LU!"
Febri dan Rilya secara kompak mendengus lalu menoyor kepala Vita.
"Jadi gini, Vi..." Febri menarik nafas, "KAK ARGA PUNYA PACAR!" Teriaknya lantang.
Rilya mengangguk antusias. "Tapi gue gak percaya ya, Vi. Secara gue yakin Kak Arga demennya sama lu." Ucap Rilya.
Vita tak bereaksi. Ketika ia hendak membuka mulut, rasanya malah sebuah isakan yang akan keluar.
Jadi, Vita hanya tersenyum sambil merangkul dua sahabatnya itu.
"Gitu doang?" Tanya Febri.
"Apanya?" Tanya Vita balik.
"Lo gak marah?"
Vita berdecak. "Gosip biasa itu mah. "Balas Vita enteng.
"Tapi satu kelas udah pada tau, Vi. Dan semua anak cewek heboh banget ngomongin itu gosip." Ucap Rilya sembari mengikuti Vita berjalan.
"Elah, kayak gak tau aja. Gue gak demen ngegosip."
Febri dan Rilya hanya mengangguk pasrah. Sia- sia mereka panik dan berlarian mengejar Vita. Malah orang yang dikhawatirkan hanya merespon biasa saja.
Sesampainya di kelas, Vita meletakkan tas di kursi. Memang, pada pagi itu suasana kelas agak riuh. Terutama siswi yang berkelompok membicarakan gosip sang 'ketua OSIS' dengan antusias.

KAMU SEDANG MEMBACA
Hi My Senior!
Fiksi RemajaKesalahan pada MOPDB hari pertama di gugus 6 membuat Vita bertemu sosok Arga. Senior tampan yang punya mata menenangkan. Arga tidak dingin. Justru Arga sangat ramah pada semua orang. Dan sayangnya sifat baiknya itu membuat cewek di sekitarnya baper...