Sebentar berbunga
Lalu pudarApi yang menanam langit
Suara debu di aliran hujanAku, warna yang kotor
Menyeka diri pada yang terbilang
Menjadi padat
Tak tertumbusJejak di kejauhan adalah benci
Melingkar pada pepohonan
Meminta tabah dalam keberhentianTak serupa
KitaAh, kicau burung di kepalaku ini
Mungkin kegilaan yang datang bagaikan kabut
Di pagi hari
Saat semua orang terbangun
Dengan kesakitan mungilnyaDi sana, mungkin
Kegilaan menaruhku pada
Segala laut yang berombak angin
Masa depan yang mengangguk di sisi bukit bercabangEntahlah
Musim kering yang membalutku
Tak membutuhkan air untuk meneruskan hidup