18

156 14 0
                                    

aku sedang berada di Paris malam ini. apa kau percaya? oh, percayalah. aku sedang sedang berjalan-jalan di antara gerbang para raja, istana-istana yang menawan, para seniman yang terlunta-lunta, petani yang begitu kuat menanggung penderitaan tiada akhir, wabah yang menakutkan, perang-perang yang bagai tak pernah selesai, dan melihat sendiri akhir kebesaran para bangsawan dan raja-raja. dan tembok-tembok yang masih kokoh setelah sekian abad berada di sana. berdiri terlalu kuat dibandingkan umat manusia yang begitu rapuh. apa kau bisa percaya padaku kali ini?

sesekali aku bertemu dengan para filsuf. saling memaki dan bertukar cerita. atau tertawa terbahak-bahak dengan para penulis yang terlalu bejat dan kurang ajar. beberapa waktu lalu aku sudah bertemu dengan para seniman yang terlalu banyak menderita di usia mudanya. begitulah kehidupan mereka. selalu terabaikan. bahkan seringkali menjadi orang buangan hingga mereka mati. setidaknya kali ini, aku tengah melihat wajah-wajah penyair yang sendu, penuh gairah, namun tak kalah pahitnya.

ah, mereka telah melahirkan dunia. tapi dunia membuang mereka bagaikan sampah. aku marah. sangat marah. apa kau juga akan sama marahnya denganku?

di tengah malam yang aneh, gema angin bertiup terlalu kencang. melewati batang dan daun pohon-pohon ek, pinus, atau elm. sesekali lolongan serigala terdengar di kejauhan. diiringi suara tapak-tapak kaki para tentara. dan fajar yang terbit saat perang pecah hampir di seluruh Eropa.

apa kau pernah melihat saat Inggris dan Prancis saling membunuh dengan luar biasa buasnya? atau revolusi-revolusi yang juga tak kalah menyebalkannya; seolah-olah saling memancung seperti semacam rekreasi yang menyenangkan. tidakkah itu luar biasa menyebalkan?

Prancis-Prusia. Komune. Prancis-Jerman. Mei '68. ah, aku berjalan terlalu jauh. sial, aku harus berjalan mundur beberapa langkah ke belakang kalau begini ceritanya. aku belum selesai melihat dunia kuno. menyebalkan sekali rasanya kalau dunia terlalu cepat seperti itu. apa kau juga sebal karena sejarah terlalu pendek dan begitu kabur? sayang, walau aku mengatakan 'ya', otakku juga terlalu tumpul dan tak bisa banyak menyimpan ingatan. beginilah kalau jadi orang yang terlalu biasa.

dan entah kenapa, aku jadi ingin membunuhi para nyamuk sialan yang ada di sekitarku ini. tapi ya sudahlah. aku jadi sangat ingin melihat Bangsa Roma di Galia. atau orang-orang Frank dan juga Keltik yang agak kuno. mengintip Clovis di masa mudanya. atau sedikit merasakan hawa ketakutan saat kuda-kuda Atilla begitu mengancam dan perahu-perahu hitam Norsemen membuat kegemparan yang begitu menakutkan selama beberapa waktu. dan anehnya, apakah hal-hal kejam dan buas dalam dunia semacam itu benar-benar menarik? yah, mungkin aku orang gila yang aneh.

saat kembali ke depan, dan agak sedikit mundur ke belakang; menemukan lorong-lorong aneh seperti Vacquer juga akan terasa menyenangkan. atau malah akan sangat berbahagia jika aku bisa bertemu dengan Juan Goytisolo dan memaki-maki Paris dalam wajah masam dan keceriaan sekaligus. atau sesekali aku akan menari telanjang di Notra Deme. tak buruk. ya, rasa-rasanya tak terlalu buruk.

udara malam ini terlalu dingin. dan aku sedang tenggelam di Paris. menghibur diri dalam kata-kata dan ribuan kalimat. menatap aneh dan takjub pada kota yang terlalu jauh sekaligus terlalu dekat.

apa kau percaya padaku kali ini? ah, percayalah. kalau kau mempercayainya, akan aku perkenalkan teka-teki untukmu: kota yang biadab adalah kota yang terkadang indah.

AKU, DAN BENTANG HAMPATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang