Di gang sempit malam
Seorang tua meringkuk,
dalam kehidupannyaTanpa rumah
Bersulam dingin
Tanpa kerabat
Di tengah Tuhan dan peradabanKaki yang sempat gontai
Menertawakan hari-hari
Betapa pembohongnya kebaikan
Menipu mata,
setiap waktuMungkin,
Aku harus menjadi robot
Tanpa hati
Tanpa nurani
Tak perlu isi kepala
Membuang segala moral
Mentong sampahkan Tuhan
Menginjak-injak hati sendiriDi setiap gang sempit malam
Anak kecil terendam oleh hujan
Di sepanjang lampu merah
Remang pasar berbau sampah
Emperen toko yang tak akan
pernah bisa senyaman cafe-cafeTubuh-tubuh tua hanyut
Bersama tulang ringkih mereka
Beralaskan rasa tabah
Menggeleng pada rasa
iba yang sudah matiMelihat,
Terus melihat
Sampai diri mengembus sakitAh,
Harusnya hanya perut
Tak perlu hati
Tak perlu isi kepala
Untuk tinggal di sebuah kota
Di mana mereka yang tinggal hanyalah sekedar kepura-puraan