Hari kedua PLS, Zidny masih saja badmood karna Zaky. Rasanya kini ia lebih baik membersihkan WC daripada bertemu cowok itu.
Zaky seakan sengaja mengerjainya. Tiap ada perlombaan, Zaky selalu menunjuk Zidny untuk ikut menjadi relawan sekaligus mewakili kelompoknya. Sialnya, Zidny selalu kalah dan harus menjalani hukuman yang di berikan oleh kakak-kakak panitia di sana.
Terakhir ia di hukum berdiri di dekat pos panitia. Sialnya ia malah di beri pemandangan menyebalkan ketika melihat panitia cewek bergelayutan manja di lengan Zaky.
"Ky, temenin beli minum yuk" ajak cewek itu dan langsung mendapat tatapan jijik oleh Zidny.
"Mau minum apa? Biar gue yang beliin. Entar kaki cantik lo capek"
"Huek!"
Mendengar itu Zidny mengekspresikan dirinya sedang muntah. Jijik dengan gombalan Zaky.Dari pada mendengar gombalan receh menjijikan bin alay milik Zaky, dia lebih baik pergi dari sana, kabur dari hukumannya. Lagipula tak akan ada yang menyadarinya.
____
Jidan menghampiri Zidny yang sedang menengadahkan kepalanya di lengannya dalam posisi memeluk lututnya. "Bando lo lucu juga," ucap Jidan basa-basi. Dia mengambil tanpa permisi bando tersebut lalu membolak-balikkannya.
"Dan, please deh. Jangan ganggu gue dulu." Ucap Zidny merebut kembali bando miliknya.
"Bad mood ya? Gue hibur deh. Gimana?"
Tak ada jawaban dari gadis itu.
"Zid, lo tau nggak--"
"Enggak." Sambar Zidny. Memotong kata-kata Jidan.
"Ellah! blom juga mulai.
Ekhem... gue lanjut ya? Lo harus jawab, oke!" Walaupun tak di respon, Jidan tetap berusaha melanjutkan gombalan mautnya "kenapa du siang hari, di langit nggak ada bintang?" Tanya Jidan."Karna emang gituh! Ngapain coba bintang nongol siang bolong, panas kali! Lagian nggak bakal keliatan juga" ucap Zidny dengan judesnya sedangkan Jidan hanya bisa mengusap kasar wajahnya.
"Salah bego!"
"Trus apa emang?"
"Karna bintangnya ada di sini, di depan gue. Cantik, manis--"
"Imut, kyut, lucu, beautipul! Hahaha" potong Zidny kemudian tertawa.
Jidan hanya pasrah karna gombalannya tak mempan, tapi setidaknya dia sudah membuat Zidny tersenyum bahkan tertawa.
Dari kejauhan seseorang menatap tajam ke arah Jidan dan Zidny. Rasanya ia terbakar api cemburu melihat keduanya tertawa lepas. Apalagi tatapan Jidan yang terang-terangan mengagumi kecantikan Zidny.
_____
Hari terakhir PLS, semuanya sudah berkumpul di lapangan utama, namun tidak dengan Zidny. Entah kemana gadis itu pergi.
Benda yang melingkari pergelangan tangan kiri Jidan kini menunjukka pukul 07:56. Mimik wajah Jidan terlihat cemas dan khawatir. Chatnya pun tak di balas oleh Zidny, kepalanya sudah lelah celangak-celinguk mencari keberadaan gadis itu namun nihil. Tak ada tanda-tanda datangnya Zidny.
Sedangkan di luar sekolah tepatnya di gerbang, seluruh peserta yang terlambat di suruh berbaris layaknya anak itik. Aba-aba lencang depan, membuat ruang antar setiap siswa-siswi yang terlambat.
Dan yang benar saja, Zidny berada di sana, mengomel tanpa suara. Hanya mulutnya yang komat-kamit sesekali mendelik tajam ke arah pria tinggi yang sedang bersiap-siap memberinya hukuman.
"Kamu kenapa?" Tanya Zaky pada Zidny. Namun tak ada jawaban, Zidny pura-pura tak mendengar pertanyaan Zaky.
"Ron, gue mau ngurusin yang satu ini dulu" ucapnya pada Baron si ketos sangar yang tak berani Zidny tatap.
Baron mengangguk tanpa menatap Zaky. Tanpa basa-basi, Zidny pun di seret menuju koridor bagian belakang yang tak ada tanda-tanda makhluk hidup di sana.
"Apaan sih!!" Zidny menghempaskan tangan Zaky.
"Lo kenapa sih, selalu natap gue kayak gituh?"
"Kenapa? Gak suka?!" Nyolot Zidny mengangkat kepalanya ke arah wajah Zaky yang lumayan tinggi.
"Iya gue nggak suka. Apa alasannya lo selalu natap gue kayak gituh?"
"Hellow! Lo tuh cowok menjijikan tau! Ganjen! Playboy! Sok tinggi! Dan nyebelin!" Bentak Zidny mengeluarkan unek-uneknya.
"Sok tinggi? Bukannya gue emang tinggi?" Balas Zaky santai, langkahnya perlahan mendekat ke arah Zidny. Zaky menunduk menatap lekat wajah gadis itu. Tak ada jawaban dari sana. Bibir gadis itu bungkam.
"Nyebelin? Bukannya dari dulu emang gituh, gue baikin salah, gue nyebelin salah juga. Trus lo bilang gue playboy? Emang gue punya pacar berapa menurut lo" Skak mat! Zidny tak dapat menjawab pernyataan-pernyataan yang lontarkan Zaky.
"Dan... ganjen? Kapan gue ganjen sama cewek?" Zidny mundur sedikit demi sedikit saat Zaky makin melangkah mendekatinya.
"Emm... wa-waktu lo gombalin kak Ros, dan pake gandengan segala lagi!" Ucap gadis itu asal. Dia tak tahu harus menjawab apalagi.
"Lo cemburu?" Sekali lagi skak mat! Mata Zidny melihat ke segala arah berusaha mencari alasan yang tak menjerumuskannya pada pertanyaan-pertanyaan aneh Zaky yang lainnya.
Zaky tersenyum simpul melihat kecemasan di wajah gadis itu. Dia mundur kembali ke tempatnya membuat Zidny bernapas lega.
"Lo ternyata diam-diam merhatiin gue ya?" Selidik Zaky menyipitkan matanya.
"Ih. Enggak!" Sangkal Zidny cepat.
"Dulu, lo bilang suka sama gue, dan sekarang lo suka tebar-tebar pesona. Jangan karna lo udah populer dan ganteng dan tinggi dan segala-galanya. Jadi semua cewek tergila-gila sama lo. Lo seenaknya mainin hati cewek!"
Zaky terkekeh geli sekali lagi di buat Zidny yang begitu lucu saat mengomelinya. Sudah jelas ia cemburu.
"Ohhhh... gue kira dulu lo bilang gak suka sama gue."
"Lahh kapan coba?!"
"Wak---"
"DI HARAP SEMUA PANITIA INTI BERKUMPUL DI RUANG OSIS SEKARANG JUGA. SEKALI LAGI..."
"Sana pergi cogan!!" Usir Zidny mengayunkan tangannya tanpa menatap Zaky.
"Ciee manggil gue cogan" ucap Zaky tersenyum menggoda Zidny
"Eh jangan GR. COGAN maksud gue itu COWOK GANJEN! Ih to the yu IYUWW" Jelas gadis itu dengan menekankan kalimat 'cowok ganjen'
Zaky benar-benar harus sabar menghadapi kecerewetan gadis satu ini. Dia tak habis pikir, waktu mama Zidny hamil, dia ngidam apa? Jangan-jangan dia ngidam speaker rusak kali ya? Atau.. klakson mobil?
_____
Tbc.
Halo, silahkan tekan bintang jika kalian tahu cara menghargai jerih payah orang ya;)
Gratis kok, nggak bayar😍
KAMU SEDANG MEMBACA
Double Z
Teen Fiction• BELOM DI REVISI GUYS • [Comedy Sad Romance] SILAHKAN BACA BLURBNYA JIKA INGIN JATUH CINTA PADA CERITA INI ;) "Bagaimana bisa aku jatuh cinta pada pria yang lebih pendek dariku?" - Zidny Feradita Anjasmara. 4 thn kemudian. "Bagaimana? Masih ingin m...