19.

883 135 26
                                    

Gadis dengan gips itu kini sudah mulai bisa menggerakkan lehernya, walau ia masih tak di perbolehkan untuk melakukan kegiatan rutinnya setiap pagi yaitu sekolah.

"Sayang, abang kamu kok belum bangun ya"

Amara masuk ke kamar Zidny membuat anak gadisnya sedikit tersentak. Zidny tak ingin membuat bundanya khawatir dengan memilih merahasiakan bahwa kemarin Danu mabuk-mabukan.

"Kecapean kali bun," ucap Zidny sambil bergelayutan manja di pelukan bundanya, "bunda, bang Danu kapan kuliah lagi?"

"Loh kok ngomong gituh, kamu gak suka ya abangmu di sini terus?"

"Bukan bun, tapi pergaulan abang di sini gak baik. Aku gak suka temen-temen bang Danu yang di sini."

"Udah jangan di pikirin, abang mu udah gede. Dia tau mana yang baik dan enggak," Amara melepas pelukan Zidny dengan lembut dan menyuruh anak gadisnya itu menjaga kesehatannya, "susunya di minum ya, sarapannya juga. Kamu gak kepengen di rumah terus kan?" Zidny mengangguk tersenyum.

________

Sudah beberapa kali panggilan di serukan oleh Zidny, tenggorokannya kini terasa kering. Ia urungkan niatnya untuk meminta bantuan pada Danu sebab dari tadi teriakannya tak direspon. Dengan malas gadis itu menuruni tangga, rumahnya terlihat kosong, tak ada siapa-siapa.

Ting tong!

Zidny melirik tajam pada pintu, bukan itu niatnya untuk turun. Ia hanya haus dan kini harus berjalan menuju pintu lagi?

Ia gadis yang waspada makanya ia tak langsung membuka pintunya, melainkan melihat siapa yang datang, melalui jendela.

Seseorang dengan sweater dan masker, mata Zidny membulat. Di pikirannya jika ada orang mencurigakan seperti itu dengan pakaian serba hitam, kalau bukan artis ya pasti orang jahat.

Setelah memastikan orang itu pergi, ia segera mengecek kotak yang di letakkan oleh orang tadi, siapa tahu isinya bom.

"Masa bom pake pita pink?"

Dan betapa kagetnya saat ia membuka kotak itu, "ini berapa lapis sih, kampret!" Umpat Zidny.

Setelah beberapa menit, sampailah ia di lapisan terakhir bungkusan kotak itu, "nih orang kurang kerjaan banget yak."

Ia kemudian menemukan kotak kecil seukuran korek api, tapi sedikit lebih besar, sok-sok an orang yang memberi bingkisan besar seperti tadi padahal aslinya sekecil ini.

Alis Zidny terangkat, benda kecil dan panjang yang ia temukan di kotak itu "Apa ini?"

"BUNDAA??"

Zidny berteriak sembari membawa kalung itu menuju dapur, namun tubuhnya terantuk saat bertabrakan dengan Danu, "Yaa! Ngapain sih bediri di situ?"

Zidny mengomel padahal dia yang salah karena pandangannya yang tak lepas dari benda di tangannya itu, ia bahkan tak memperhatikan jalannya.

Awalnya Danu ingin marah namun matanya tertuju pada benda di tangan adiknya itu.
"Zee, LO HAMIL???!!!!"

"HA SIAPA YANG HAMIL???" Zidny balik histeris dan melempar benda itu dari tangannya.

"Ini punya siapa??"

"Dapet di luar, itu bukan punya Zee. Sumpah, suwer!" Ucap Zidny dengan jari membentuk V.

"Terus ini test pack punya siapa?"

"Ini ada surat juga." Langsung saja Danh merebutnya dari tangan Zee.

Mata Danu membelalak, "apa?!" Ia lalu mengacak rambutnya kasar, "sialan!"

Zidny sampai khawatir melihat abangnya itu, "abang kenapa??" Ia memegang lengan Danu, namun di hempas oleh Danu membuat Zidny meringis karena lehernya sakit.

"Danu! Apa-apaan kamu?!" Teriak Amara dari ambang ruang tengah ke dapur.

Danu tak menggubris Amara, langsung saja ia masuk ke kamarnya lalu keluar dengan rapih tanpa mandi.

"Danu. Mau kemana lagi kamu?!"

Lagi-lagi Danu tak menggubris bundanya. Zidny dan Amara masih kaget melihat sikap Danu yang tidak seperti biasanya, baru kali ini Danu bersikap kasar pada Amara.

"Gue akan mendapatkan salah satu dari mereka."

Gadis itu tersenyum licik, "sebentar lagi pasti dia datang."



_______
Tbc.
Bersambung....

Thanks for your pasticipation, click icon star, okeyyy

Makasih makasihh buanyak yang selalu nungguin DZ up!

Maafin ya kalo pendek. Ntar part selanjutnya aku tambahin hehem

Unch♡
Salam manis dari istri Kim Taehyun dan adiknya Eunwoo.

Double Z Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang