37.

621 95 53
                                    

Jangan lupa vote dulu ya;)

BTW KALAU ADA YANG BACA ZIDAN? TUH TOKOH GAK ADA, CUMA TYPO DOANG, KARENA KEYBOARD GUE YG RADA SINTING, TIAP NULIS "ZIDNY" MALAH KE UBAH JADI "ZIDAN" KAN GAK NYAMBUNG AMAT NJIR. OKE KESANNYA GUE NGEGAS, PADAHAL NGGAK, CUMA PENGEN KALIAN BACA AJA WKWK


  
     

Orang yang di sayang lah yang biasanya paling sering menyakiti.

****

Zaky pulang dan terburu-buru masuk,  ia mencari keberadaan Zidny di kamarnya namun tak kunjung ia temukan, pakaiannya pun berantakan. Zaky khawatir, jangan sampai Zidny pergi dari rumah.

Lalu ia melewati kamar tamu, dan terdengar suara seseorang yang sedang menelfon, Zaky tebak itu pasti Zidny.

"Iya Bun, Zee baik-baik aja kok. Bang Danu sama bunda baik-baik aja kan?" Zidny menahan suaranya yang tersekat, ia tak mau kalau bundanya tahu ia habis menangis.

"Nggak kok bun, cuma pilek doang, makanya suara Zee aneh kayak orang nangis hehe" cengengesnya, berusaha tertawa meski air matanya masih saja menetes. Sesekali ia menjauhkan ponselnya untuk menyeka air matanya.

"Yaudah, aku mau mandi dulu ya bun, Assalamualaikum,dahh bundaa muach!" pamit Zidny di akhiri dengan kiss bye untuk bundanya.

Lalu ia kembali menelungkupkan kepalanya sembari memeluk lututnya di tengah kasur.

Zaky membuka pintu membuat gadis itu mendongak, "Zee..."

"Mau apa lo ke sini?" tanya Zidny dingin, tatapan tajam di arahkannya ke Zaky.

"Zee, please jangan gini.. tadi itu nggak seperti yang kamu liat, cewek tadi temen kampus aku--"

"ck, pantes aja seakrab itu sampe peluk-pelukan"

"Aku cuma mau nolongin dia Zee, nggak lebih! Dia tadi mau bunuh diri" jelas Zaky.

"Gue nggak butuh penjelasan lo, semuanya bullshit tau nggak!" meskipun benar Zaky hanya menolongnya, Zidny tetap tidak terima, karena Zaky tak bisa menjaga perasaannya, bahkan ia di nomor duakan demi menolong cewek itu, kalau saja tadi tak ada Gilang, bisa saja Zidny di ganggu oleh preman-preman yang sering lewat sana saat sudah petang.

Zidny berbaring menutup tubuhnya dengan selimut, ia benar-benar benci pada Zaky, untuk saat ini.

_____
  

Keesokan paginya, Zidny hendak berangkat pagi-pagi sekali agar Zaky tak mengganggunya lagi, namun sialnya, saat ia membuka pintu kamarnya, Zaky sudah berdiri di sana dalam keadaan rapih.

"Gue anter."

"Gak! Gue nggak mau!" Zidny berniat menggeser tubuh Zaky agar ia bisa lewat namun Zaky tak bergerak sedikitpun, ia kalah dalam hal tenaga.

Zaky mendekatkan wajahnya yang begitu menakutkan jika di pandang, "gue calon suami lo Zee!"

Zaky mendekatkan wajahnya yang begitu menakutkan jika di pandang, "gue calon suami lo Zee!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Double Z Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang