29.

807 112 27
                                    

JANGAN LUPA KASIH TAU KALAU ADA TYPO YA HEHE.
VOTE JUGA😋
KOMEN KALO PERLU :v Aelah banyak maunya gue.

YAUDAH, MAKASIH BANYAK YA KARENA KALIAN UDAH SETIA NUNGGUNYA.

____________
      
   
        
     
    

2 hari kemudian...

Zidny sudah siap untuk berangkat ke sekolah, sebelum ia turun untuk sarapan, ia pergi membangunkan abangnya agar ia tak terlambat,

Tok tok tok! "Bang bangun! Anter gue ke sekolah!" teriak Zidny sembari mengetuk pintu berkali-kali namun tak ada sahutan dari dalam, padahal menurut Zidny teriakannya sudah yang paling keras.

"Apa dia..mabok lagi?" gumam Zidny berpikir, karena jika ada keanehan yang terjadi pada Danu pasti dia sedang melakukan hal buruk.

Zidny memutar gagang pintu dan ternyata tak di kunci sama sekali, "tumben gak di kunci"

Dengan pelan-pelan Zidny masuk agar tak ketahuan, matanya mengedar ke seluruh sudut kamar, jantung nya tersendat-sendat dari tadi, takut kalau saja Danu menangkap basah dirinya, karena abangnya yang dulu dan sekarang berbeda, jadi bisa saja ia menyakiti Zidny saat sedang tak sadarkan diri.

"Bang.. Danu?" panggil Zidny pelan.

Nihil, Danu sepertinya tak berada di kamarnya, "duh kemana lagi sih tuh anak!" resah Zidny menggaruk kepalanya yang tak gatal.

Saat hendak pergi dari tempar mengerikan penuh tumpukan pakaian itu, Zidny tersandung kabel dan akhirnya jatuh tersungkur, "aahh! Sial banget sih gue!" kesalnya. Dan ketika ingin bangkit, mata Zidny tertuju pada sebuah kertas bertuliskan nama hotel serta tanggal dan juga jam nya.

Zidny mengantonginya lalu buru-buru turun untuk sarapan.

"Bun, bang Danu kemana?" tanya Zidny sambil menarik kursi bersikap untuk melakukan gerakan cepat dalam hal sarapan, karena kalau tidak? Ia bisa terlambat.

"dia udah pergi tadi malam Zee" balas Amara seperti tak bersemangat.

"Loh? Kok Zee gak liat sih Bun? Emang jam berapa?" tanya Zidny mengubah roti selai nanasnya.

"Jam 2 malem, kamu udah tidur"

"Aneh, masha sih bhang Danu..." gumam Zidny dengan mulut penuh makanan.

"hati-hati dong Zee, nanti keselek loh" nasihat Amara namun Zidny tak menggubrisnya,

"Iya Bunda iya. Aku berangkat dulu ya?" pamit Zidny setelah meminum susu yang di buatkan untuknya, "dahh! Assalamualaikum Bun!" ucapnya mencium punggung tangan Amara.

_________

Ia berakhir naik angkutan umum, dan itu benar-benar membuatnya hampir terlambat, detik-detik pak satpam menutup gerbang mengharuskannya berlari kencang sekuat tenaga sambil berteriak keras.

"Pak!! Tunggu!"

Untung satpamnya memberi Zidny kesempatan dan tak akan mengadu pada guru BK, "lain kali jangan telat lagi ya neng, nanti bapak yang bisa kena masalah kalau ketahuan" Nasihat pak satpam, sedangkan Zidny mencondongkan badannya berkali-kali meminta maaf,

"iya pak maafin aku, lain kali gak bakal di ulangi kok pak"

maaf juga pak, mungkin Zee nggak janji karena terlambat adalah hal yang udah mendarah daging dalam tubuh Zee, batin Zidny.

Setelah lolos dari gerbang, Zidny berjalan mundur dan sangat pelan di koridor, dengan tas yang di tentengnya di depan karena kalau ia tetap menggendong ranselnya, guru-guru bisa curiga kalau Zidny sebenarnya baru datang.

Double Z Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang