45.

503 77 28
                                    

Klik vote dulu napa sih? Gak susah kok gak susah, gratis pula :')

Yang udah ngasih vote, semoga di jauhkan dari hal-hal buruk, Aamiin 🙏

Btw kasih liat gue kalau ada typo yaa wkwk. Selamat membaca!

  
 
 
Zaky terdiam tak bisa menjawab, tak seperti Danu di seberang sana yang tak berhenti menyahut,
"Halo? Zak? Lo denger gue kan?"

Tit..  Zaky mematikan ponselnya secara sepihak dan itu jelas membuat Gilang shok, "Lah kenapa lo matiin?!"

"Lo pikir gue mau? Gue nggak tau mau ngomong apa!" ucap Zaky tak kalah geram pada dirinya sendiri.

"Kalian kenapa sih?" sahut Zidny yang entah dari kapan berdiri di belakang mereka, "ada masalah apa?"

"Sejak kapan kamu di situ?" tanya Zaky.

Zidny terdiam menatap Zaky, lalu detik berikutnya ia menggeleng cepat seperti sedang tidak fokus, pandangannya ia alihkan ke arah Gilang, "Gi--Gilang, kapan aku bisa pulang?" tanya Zidny.

"Lo mau pulang?"

Zidny mengangguk cemberut, ia pindah ke samping Gilang agar terhindar dari Zaky,

menghindar? Gak. Gue cuma nggak mau tergoda sama playboy. Sangkal Zidny dalam hati, dari tadi pikiran dan hatinya tak selaras.

Sumpah, daya tarik playboy emang sekuat itu kah?

Drrt.. drtt.. Ponsel Zaky berbunyi lagi membuyarkan lamunan Zidny. Dua cowok itu sudah bisa menebak kalau yang menelfon pasti Danu.

Mereka pun panik, Gilang menatap Zaky sekilas, lalu menarik tangan Zidny untuk masuk ke ruangannya kembali, diikuti Zaky dari belakang.

Zidny yang kebingungan

"Zee.. abang lo nelfon dan.. "

"Danu?" tanya Zidny membuat Gilang dan Zaky ternganga.

"Lo inget?" ucap kedua cowok itu bersamaan. Mereka tidak menyangka Zidny akan mengingat itu.

"Iyalah, emangnya gue amnesia hahaha" Zidny tertawa melihat ekspresi dua cowok itu. Berbeda dengan Zaky dan Gilang yang baru tahu kalau ternyata Zidny se parah itu, bahkan ia tak mengingat dirinya melupakan sesuatu, meski yang di lupakan hanya Zaky.

"Ya--yaudah, lo mau kan bicara sama dia? " Zaky berlagak seperti tak terjadi sesuatu, Gilang pun hanya ikut tersenyum canggung.

Zidny dengan santai mengambil ponsel yang di ulurkan Zaky, ia ia menggeser screen touch ponsel itu lalu menjawab telfon dari Danu,

"halo bang?"

"Zee? Ini elo? Kenapa si Zaky tadi matiin telfonnya? Minta di seleding tuh bocah! Gua kan kaget, jangan sampai lo kenapa-napa" omel Danu.

"Loh? Abang kenal sama kak Zaky?!" shok Zidny sembari menunjuk Zaky yang ada di depannya.

Zaky menepuk jidatnya, mampus!

Gilang pun bangkit dan segera berbisik ke telinga Zidny, entah apa yang di bisikkan oleh Gilang tapi hal itu jelas membuat Zidny mematung.

Kenapa Gilang bilang gituh? batinnya, dengan mimik agak kecewa.

"Halo? Zee!! lo denger gue nggak sih? Lo berantem sama Zaky?"

Zidny tak menjawab, ia masih betah berdebat dalam pikirannya.

"Zee, gue kasih tau ya.. Gak baek berantem sama calon suami. Kalau kayak gituh terus, gimana nanti kalau kalian udah nikah. Kakak gak mau ya punya adek janda"

"What?! Janda!" teriak Zidny mengagetkan dua cowok di depannya.

"Bang denger ya, gue itu pacar Gilang! Bukan tunangan kak Zaky ataupun calon istrinya, masa iya gue tunangan sama playboy kayak dia, nggak usah ngacok deh. Gue baru kelas 3 SMA!" jelas Zidny tak membiarkan Danu menyahut sedetik pun, lalu menutup panggilannya secara sepihak 'lagi'.

Entah kenapa setelah mematikan panggilan itu, Zidny langsung merasa tak enak pada Zaky, wajah cowok itu terlihat sangat kecewa.

"Nih HP lo kak" ucap Zidny memberikan ponsel itu ke pemiliknya, ada hawa mencekam yang di rasakan Zidny, tapi ia langsung teringat dengan bisikan Gilang tadi.

Zidny menatap tajam ke arah Gilang lalu menarik cowok itu, "gue mau bicara, empat mata sama kamu!" ucapnya menekankan kalimat akhirnya, seperti memberi tahu Zaky kalau ia tak boleh mendengarnya.

"Biar gue yang keluar" sahut Zaky, tahu diri kalau sekarang ia sedang di sindir agar keluar dari sana.

Gilang merasa ada yang janggal, ia seharusnya tak memenangkan Zidny dengan ini, ia merasa kasihan pada Zaky.

"Kenapa tadi kamu bisikin aku kayak gituh?"

"Yaa biar abang lo nggak khawatir Zee.. "

"Buat apa dia khawatir? Kan dia nggak tau aku di rumah sak-- TUNGGU! kamu bilang 'LO'? " Zidny ternganga sebentar, ia mengibas-ibaskan tangannya seperti sedang kepanasan.

"Lang, kamu kenapa sih?"

"Zee.. belum waktunya ka--kamu tahu" agak canggung bagi Gilang untuk berbicara 'aku-kamu'.

"Lang?!" kesal Zidny, "kasih tahu aku!!"

Gilang terdiam lama, ia tertunduk, gue harus bilang apa? Nggak mungkin gue bilang yanh sebenarnya, itu terlalu cepat.

"Kamu mau pulang kan? Oke kita pulang sore nanti" ia menggenggam tangan Zidny, "please Zid, jangan minta penjelasan sekarang" ucapnya bernada dingin.

Setelah mengatakan itu Gilang keluar dari ruangan inap Zidny, meninggalkan gadis itu terdiam sendiri di sana.

Di depan ia di cegat oleh Zaky, "Lang" tahan Zaky pada bahu Gilang.

"Gue nggak bilang yang sebenarnya karna--"

"Makasih" potong Zaky, ucapannya di luar dugaan. Gilang pikir Zaky akan marah besar.

Zaky kemudian bergerak melepas cincin yang melingkar di jari manisnya, membuat Gilang agak bingung.

"Pake ini," ujar Zaky sembari menarik tangan kiri Gilang dan berniat memasang cincin itu di sana.

"Lo gila ya?! Nggak mau gua!" Gilang menarik tangannya, sebelum

"Goblok banget sih lo, ini gua lagi ngasih lo kesempatan!" teriak Zaky agak keras. Mendengar itu, Gilang buru-buru menarik Zaky agak lebih jauh agar Zidny tak mendengar pembicaraan mereka.

"Denger ya, gue itu pemain adil. Gue nggak mau nantinya Zidny kecewa dan benci sama gue, hanya karena ego gue buat milikin dia" geram Gilang.

"Satu lagi, tolong jangan bikin dia nangis, gue liat meski dia nggak inget lo, dia terus-terusan tertarik sama lo. Dia bahkan sering ngehindar kontak mata sama lo" lanjutnya menjelaskan kepada Zaky.

"Loh? Darimana lo tau?"

"Makanya jadi cowok peka dikit!" tegas Gilang menunjuk nunjuk dada Zaky sebelum ia pergi mengurus administrasi.

Zaky mematung, apa yang gue nggak tahu? Kenapa Gilang seakan bisa membaca semua keinginan Zidny tapi gue nggak?

 
Tbc.

Nggak semangat nulis gue kalau kalian nggak semangat baca, please lah kemaren pas gua publish viewersnya udah 20an tapi vote nya cuma 6 cuy.

Tapi yaudah deh. Gapapa.
So kuat banget gue njir🤣

Oke jaga kesehatan ya!! Bye-bye.




Double Z Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang