04.

1.7K 298 101
                                    

Gadis itu kini berdiri sendirian di tengah lapangan dengan matahari terik yang menemaninya. Ini  semua gara-gara Zaky, seandainya dia tidak mengajak Zidny pergi tadi, mungkin dia tidak akan terlalu malu jika di hukum bersama yang lainnya tapi karna yang lain menjalani hukuman lebih awal. Mereka sekarang sudah boleh ikut istirahat di jam istirahat. Kecuali Zidny.

Zaky kini berada tepat di depan Zidny, melipat kedua tangannya di depan dada sambil tersenyum. Namun jaraknya dengan gadis yang tengah menjalani hukuman itu separuh dari lapangan utama. Terbilang jauh namun Zidny tetap bisa menatapnya. Lagi-lagi harus bertemu Zaky di saat di hukum seperti ini. Di leher Zidny terdapat sebuah kalungan yang hampir sama persis dengan kalungan 4 tahun yang lalu. Sebab kesianganlah yang membuatnya sering mendapat kalungan itu saat terlambat datang. Gadis ceroboh.4

Zidny mengomel dalam hati, rahangnya keras, seakan ingin sekali menelan hidup-hidup pria bernama Zaky, suka tebar pesona dan sok ganteng.

Zidny mengalihkan pandangannya menatap ke arah lain agar tak melihat wajah seram Zaky.

____

Sebuah mobil berhenti di sebuah halte, dimana gadis dengan bando dan penampilan compang-camping menyerupai mak lampir. Kaca mobil tersebut kemudian menampakkan siapa yang ada di dalamnya.

"Udah lama?" Sebuah senyum terulas di wajah Zidny, dia akhirnya mendekat.

"Wahh udah pulang bang??" Ucapnya histeris. Lalu di balas senyuman di sertai anggukan oleh pria berkulit putih itu.
"Iyya. Gue di suruh mama jemput adek gue yang..." senyum pria itu memudar, menggantungkan kalimatnya karna menatap penampilan Zidny.

"Kayak gembel."

Seketika Zidny datar dan memanyunkan bibirnya. "Jahad lo bang!" Ucapnya lalu membuka pintu mobil. Zidny masuk dan duduk dengan melipat kedua tangannya di depan dada, tak mau berbicara pada Danu. Danu Lingga Anjasmara.

Keheningan menyelimuti suasana dalam mobil, sesekali Danu mencolek dagu Zidny, namun tetap saja Zidny tak mau memaafkan Danu. Sesampainya di rumah, Zidny keluar dan menyentakkan pintu mobil pertanda dia sedang marah. Bundanya yang bingung entah kenapa anak gadisnya cemberut langsung memberi pertanyaan pada anaknya.

"Zidny sayang kok pulang-pulang langsung cemberut sih?"

Zidny melempar barangnya ke sofa sekaligus melempar tubuhnya terduduk dengan ekspresi kecut namun terlihat lucu.

"Ma, kok kak Danu udah pulang sih! Nyebelin tau gak kalo dia di sini" Ucap Zidny tak sopan. Padahal Danu sudah berada di dalam rumah hendak menutup pintu. Dia hanya menggelengkan kepalanya tersenyum melihat tingkah adiknya yang tak berubah-berubah.

"Kok ngomong gituh sih, gak boleh. Masih untung kakak kamu udah pulang. Emang kamu nggak kangen?" Ucap Amara. Ibunda Zidny.

"Biarin bun, Danu nggak papa kok. Lagian oleh-oleh yang ada di kamar Zee bakal Danu ambil lagi kalo di suruh balik ke California." Balas Danu pada Amara sambil tersenyum. Mendengar itu Zidny langsung bangkit dari duduknya menatap Danu dengan senyum semringah.
"Yang bener, bang Danu bawain Zee oleh-oleh??!" Tanya Zidny excited.

"Iya. Tapi kamunya malah ngusir abang. Jadi----"

"Abang gak usah balik ke Calfor! Zee cuma becanda kok!" Potong Zidny lalu berlari menuju kamarnya.

"Wahhh! Drone yayy!!" Seketika Zidny berteriak kencang meluapkan bahagianya sambil melompat di atas kasur. Danu dan Amara yang mendengar jeritan Zidny hanya bisa menggeleng tersenyum.

______

Tok tok tok!

"Zee.. bangun. Kamu mau ikut ke mall gak?" Danu menatap jam tangannya. 09:55, beberapa kali  Danu mengetuk pintu kamar Zidny tapi tak ada yang menyahut dari dalam. Danu harus mengajari adiknya disiplin mulai sekarang. Masa punya adik perempuan yang pemalas, dan ngomongnya kasar.

Double Z Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang