51.

494 74 63
                                    


Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatu!
  
Berbagi pahala itu sederhana, jawab salam di atas, inshaallah kita dapet semua hehe.

Ada yang nunggu DOUBLE Z update ga sih?

EH JAN LUPA VOTE!! ⭐⭐⭐
 
      

Sedewasa apapun kamu, kamu akan tetap membutuhkan seorang ibu saat engkau sedang bersedih, karena ibu adalah tempat mengadu paling menenangkan hati.

"Gue nggak habis pikir, apa sih yang lo suka dari Zidny?" itulah kata-kata yang pertama kali keluar dari mulut Rena.

"Di dunia ini banyak cewek Lang!"

"Gue juga nggak tau Ren, gue bingung" jawab Gilang seadanya. Rena tahu itu, Gilang terlihat sangat sedih ketika Zidny kelihatan bahagia bertemu Zahdan.

Zaky kembali dari urusannya tadi, "Ngapain lo di luar" ucapnya menegur Gilang yang duduk bersama Rena, namun tanpa menunggu jawaban ia langsung masuk.

Langkah Zaky melambat, kedua alisnya terangkat ketika melihat punggung seorang cowok di samping brankar Zidny, siapa?

"Zaky?" ucap Zidny membuat Zahdan berbalik melihat Zaky.

Tak ada senyum di antara dua cowok itu, mereka malah saling menyorot dingin seakan tak senang dengan pertemuan mereka.

Zaky bisa melihat Zidny yang sudah agak tenang meski gadis itu tak henti-hentinya menatap kosong layaknya orang depresi.

"Zee.. sekarang waktunya minum obat" Zaky menarik kursi di sisi lain brankar berusaha tak menghiraukan Zahdan,

"kamu nggak papa kan Zee?" tegur Zaky, lagi.

"Moodnya lagi nggak bagus, jadi mending hibur dia dulu" sahut Zahdan.

"Aku kangen bunda.." lirih Zidny, air matanya kembali turun tanpa permisi.

"Tante Amara masih nggak tau kalau Zidny di rumah sakit?" tanya Zahdan pada Zaky, kekesalannya pada Zaky harus ia nomor duakan, kekhawatirannya pada keadaan gadis itu lebih besar sekarang.

Zaky mendelik, "Nggak usah ikut campur, gue bisa ngurusin Zidny"

"Tapi dia rindu sama tante Amara. Apa lo nggak kasihan liat dia kek gini?"

"Lo bisa diem nggak? Zidny tuh lagi trauma karena hampir di perkosa!"

Zidny mematung mendengar perkataan Zaky, "jadi kamu bohong?" sahut Zidny membuat Zaky mengumpat dalam hati karena keceplosan.

"Jadi aku bener-bener habis di sentuh sama cowok Ky?!" Zidny mengguncang lengan Zaky.

"Jawab Zaky!!" teriak Zidny.

Melihat Zaky yang hanya diam, Zidny pun berhenti karena ia sudah tahu jawabannya, Zidny pun mengusap air matanya, membaringkan tubuhnya membelakangi Zaky lalu menarik selimutnya menutupi seluruh tubuhnya.

Zahdan menggeleng menahan emosinya, ia berdiri menghampiri Zaky. Di tariknya kerah baju Zaky lalu di seret keluar dari sana.

"Lo tuh bocah banget ya!"

"Lo nggak liat keadaan dia separah itu?! Kenapa lo sok-sok an mau ngurusin dia tanpa bantuan orang lain?! Lo tuh cowok egois yang cuma beruntung di sukain sama Zidny!" seluruh unek-unek Zahdan keluar menampar Zaky.

Zaky terdiam bagai bocah yang di omeli oleh kakaknya, mungkin memang karena umur mereka yang terpaut berbeda jadi Zaky merasa harus diam, karena menghormati Zahdan, itu refleks ia lakukan apalagi semua yang di katakan Zahdan semuanya terasa benar.

Double Z Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang