Author PO'V
Di Bandung, rumah Adri
Lelah, satu kata pada kehidupan Fadilah setelah dia menikah dengan Adri. Walaupun dimata orang, melihat Fadilah sangat bahagia karena dia menikah dengan billioner's muda. Tapi, tidak dengan yang di alami oleh Fadilah. Karena pada kenyataan yang di alami Fadilah, mulai dari malam pertama pernikahan sampai sekarang hanya air mata disetiap saatnya.
Menangis, pemberontakan, pasrah, menurut, dan semua hal telah di lakukan oleh Fadilah, berharap Adri akan berubah dan mau menerima dirinya.
"Bu, persiapan bulan sudah mulai habis ya?"tanya Fadilah pada wanita paruhbaya yang memakai pakaian pelayan.
"Iya nak, kamu mau pergi belanja?. Tapi ibu lagi nggak enak badan nak"tanya wanita paruhbaya tersebut.
"Iya, gak apa-apa kok bu. Aku bisa sendiri kok, ibu istirahat aja"jawab Fadilah sambil mengangguk dan tersenyum manis.
Wanita yang dimaksud oleh Fadilah tidak lain kepala pelayan di rumah Adri yang bernama Amor *dipanggil Bi Amor/Bibi. Namun Fadilah memanggil Bi Amor dengan sebutan Ibu . Selama Fadilah di Bandung, Adri tidak pernah mengizinkan Fadilah keluar tanpa mendapat izin darinya.
Fadilah yang memiliki jiwa sosial yang tinggi, namun Adri yang mengkekangnya di rumah, akhirnya Fadilah hanya berinteraksi dengan Bi Amor, para pelayan di rumah itu, dan para pengawal.
"Tapi nak, kamu udah dapat izin dari Tuan Adri?"tanya Bi Amor
"Ini aku baru mau chat kak Adri"ucap Fadilah sambil memainkan HPnya.
To Adri
"kak, aku mau pergi belanja persiapan bulanan, soalnya Bu Amor lagi nggak enak badan"
15.15To Fadilah
"iya aku izinin, tapi jangan lama-lama, kalau kamu sudah selesai belanja, langsung pulang, jangan kuluyuran" balas Adri di seberang sana.
15.20"
Tumben kak Adri, jawab cepat chatku"ucap Fadilah membatin.
Supermarket
Fadilah akhirnya pergi sendiri ke supermarket untuk belanja bulanan setelah mendapat izin dari Adri.
"Astagfirullah, ya Allah, ternyata udah jam 4, mana aku belum sholat Ashar lagi? Lebih baik aku sholat Ashar dulu deh"ucap Fadilah pada dirinya sendiri, saat hendak pulang ke rumah setelah dia berbelanja.
Setelah Fadilah sholat Ashar, diapun menunggu angkutan kendaraan umum di depan masjid sambil berdiri dan membawa belanjaannya karena Fadilah tidak mau memakai sopir, dengan alasan dia mau jalan sendiri.
Tiba-tiba ponsel Fadilah mati saat dia menunggu kendaraan umum. Fadilah pun meluruskan pandangannya ke arah jalan raya kemudian beralih melirik jam tangannya.
"Astagfirullah, udah jam 5? Pantas aja angkot udah kurang"ucap Fadilah sendiri
Sesaat kemudian melihat ke arah kanan kiri berharap akan ada angkot kearah rumahnya, ralat rumahnya Adri.
"Kayak kenal dengan orang itu?"guman tanya Fadilah saat melihat gadis hijabers dengan gamis hijau daun tua yang senada dengan jilbabnya.
"Iya, aku ingat, Anasya, itu Anasya"ucap tebak semangat Fadilah sendiri saat melihat gadis tersebut yang di kiranya adalah Anasya.
"ANASYA!!"Teriak Fadilah pada gadis tersebut.
.
.
.
.
.
.
.
Nah, gimana? kira-kira itu benar Anasya atau bukan?. Soalnya sudah 1 tahun berlalu, setelah kejadian saat Anasya kabur di hari pernikahannya dengan Adri dan alhasil Fadilah yang menggantikan posisi Anasya karena ancamannya Adri.Kira-kira Anasya kabur kemana ya?
Penasaran? Ikuti terus karya pertamaku ini dengan judul Farmasi dan CEO
.
.
.
.
.
.
.
.
Bersambung
KAMU SEDANG MEMBACA
Farmasi dan CEO
RomancePROLOG "Aku pastikan, kau pasti menjadi milikku selamanya" -Adrian Yudriyansa Colabs "Aku menyesal, karena telah bertemu denganmu, tapi aku bahagia, karena telah mencintaimu" -Fadilah Yulianda