07-Sisi Lain

1.7K 57 3
                                    

Author PO'V

Entah apa yang ada di pikiran Adri? Semenjak pertemuan singkatnya dengan Fadilah waktu itu, selalu membuat Adri kepikiran Fadilah, yang jelas-jelas 5 bulan lagi dia dan Anasya akan menikah. Tapi kenyataannya Adri hanya memikirkan Fadilah bukannya Anasya calon istrinya.

"Fadilah, Fadilah, Fadilah, aku pastikan kau pasti menjadi milikku selamanya dan tidak akan ada yang memisahkan kita"ucap Adri yang menggigau. Ya, Adri pagi ini separti biasa, Adri bangun siang dan dia masih dalam pengaruh alhokol, mengingat semalam Adri menghabiskan 7 botol. Seandainya Albert tidak datang menghentikan Adri, mungkin Adri tidak akan berhenti minum semalaman.

Flasback on

"Astaga Adri, kau ini kenapa? Kau mau berumur pendek, hah!?"bentak Albert di hadapan Adri

"Fadilah"desah Adri yang masih setengah sadar walaupun sudah meminum alkohol sebanyak 7 botol

"Apa? Siapa yang Adri sebut?"ucap Albert membatin. Albert sangat terkejut mendengar nama yang dibsebut oleh Adri, bukan Anasya yang di sebut oleh Adri melainkan nama Fadilah. Setahu Albert Fadilah adalah tetangga Anasya. Soal Fadilah, Albert belum mencari tau tentangnya, walaupun tidak bisa di pungkiri bahwa Albert tertarik dengan Fadilah. *nanti Author jelasin ya, kenapa Albert bisa tertarik sama Fadilah.

Albert pun membawa Adri ke kamar milik Adri.

Flasback off

Tak lama kemudian Albert masuk ke dalam kamar Adri, sedangkan Adri yang terus menggigau menyebut nama Fadilah, membuat Albert heran.

"Kenapa Adri menyebut nama Fadilah?"ucap Albert membatin.

Albert pun membuka gorden kamar Adri untuk membiarkan cahaya matahari yang mulai tinggi menembus kamar Adri. Adri yang merasa terganggu dengan cahaya tersebut dan kepalanya yang masih sakit akibat pengaruh minuman tersebut akhirnya menarik selimutnya untuk menutupi badannya.

"Hei bangun. Kamu mau tidur sampai kapan hah?"tanya Albert sambil membangunkan Adri.

"Masih sakit kepalaku kak Albert"guman Adri yang masih terdengar oleh Albert

Walaupun Adri dan Albert hanya berbeda umur 2 tahun, Adri tetap memanggil Albert dengan sebutan kakak. Adri yang merasa nyaman karena Albert memberikan kasih sayang layaknya keluarga membuat Adri merasa tidak kesepian lagi dan membantu melupakan masa lalunya yang begitu pahit.

"Hei, jangan banyak alasan, siapa suruh kamu banyak minum tadi malam, hah? Udah ayo cepat bangun, kalau tidak mau bangun maka aku akan menyirammu dengan 5 ember air"ancam Albert

Adri masih mengingat dengan ancaman Albert yang tidak pernah main-main.

"5 menit lagi kak"ucap Adri dengan malas

"Tidak ada alasan Adri, kamu tau Malik yang menangani keuangan di perusahaanmu?"tanya Albert

"Hmm"jawab singkat Adri malas

"Kamu tau? Dia korupsi besar-besaran, Adri. Dia membawa lari uang sebesar 12 miliyar"ucap Albert sambil mengotak-atik leptopnya. Ya, Albert sedang melacak dimana keberadaan Malik dan 10 detik kemudian Albert menemukannya.

Adri yang mendengar hal tersebut langsung bangun dengan sorot mata yang tajam daripada mata elang, seketika Adri langsung bangun dan menghapiri Albert dan duduk di sampingnya dan menyuruh Albert untuk menangkap Malik hidup-hidup.

Malam harinya

Tidak menunggu 1 hari bahkan berminggu-minggu apalagi bertahun-tahun. Cukup 1 jam Albert melacak keberadaan Malik, akhirnya dia menemukannya dan menyuruh orang suruhannya untuk menangkap Malik dan di bawah ke ruang bawah tanah. Albert memang membeli rumah di Makassar sedangkan Adri lebih memilih untuk membeli Aperteman.

Sebenarnya dari tadi siang, saat Albert membangunkan Adri, dia sudah menemukan keberadaan Malik, namun yang membuat lama sampai-sampai malam, karena Malik yang sudah berada di Aceh, sedangkan Albert dan Adri di Makasaar.

Di ruang bawah tanah

"Malik, bagaimana rasanya menikmati uang perusahaan sebanyak itu?"tanya Adri dengan nada mengejek yang sudah duduk salah satu kursi di ruangan tersebut dan berhadapan dengan Malik.

"Ampun tuan, saya korupsi karena anak saya harus segera di oprasi kerana dia mengidap penyakit kanker otak dan segera di tangani dan membutuhkan banyak biaya"jawab Malik dengan nada memohon dalam kondisi duduk di kursi dan tangan yang terikat di belakang.

Ada rasa iba di hati Adri saat mendengar penuturan Malik, namun dia menepisnya dan langsung menyayat wajah, tangan dan dada Malik, yang sebelumnya, anak buah Adri telah membuat Malik telanjang dada. Setelah Adri puas menyayat Malik dengan pisau kecil yang sudah dia bawa, kemudian dia menyuruh anak buahnya untuk menyiram Malik dengan 3 ember air cuka yang sudah di campur dengan perasan lemon 10 kg.

"Aaaaaa!!!"teriak dan ringis Malik saat disayat dan kembali di siram dengan air tersebut.

"Itu hanya teguran dariku Malik"ucap Adri dengan kemenangan, yang sebelumnya sudah berdiri tidak dari Malik.

Albert yang berdiri tidak jauh dari Adri hanya menatap Adri melakukan aksinya saat menyayat Malik kemudian dia pergi entah kemana.

Setelah Adri menyiksa Malik dia pun pergi meninggalkan Malik tapi sebelumny dia menyuruh anak buahnya untuk tetap mengurus makan Malik.
.
.
.
.
.
.
.
Bersambung

Farmasi dan CEOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang