01- Apa Maksud Dari Semua Ini?

5K 117 8
                                    

Fadilah po'v

"Assalamu alaikum" ucapku di ambang pintu yang hendak akan masuk ke dalam rumah

"KENAPA KAU MEMBANTU ANAKKU UNTUK KABUR, HAH! KAU MAU JADI PELAKOR!? KAU INI MEMANG BENAR-BENAR WANITA MURAHAN, KAMPUNGAN, PELAKOR, MATRE....!!!!" ucap seorang pria paruhbaya kepadaku sambil berteriak dengan lantang dan menujuk-nunjukku.

"CUKUP SAHIR!! FADILAH TIDAK MUNGKIN MELAKUKAN HAL ITU, DIA SANGAT INGIN MENERUSKAN PENDIDIKANNYA DI NEGERI JIRAN!!!" ucap Umiku yang tidak kalah lantang kepada pria paruhbaya tersebut yang bernama Sahir. Sahir adalah pamanku yang mempunyai anak perempuan dan anaknya itu akan menikah malam ini.

"Oh begitu, LALU KENAPA DIA MEMBELIKANNYA TIKET UNTUK KE MALAYSIA DAN MEMBERIKANNYA UANG SEBANYAK 15 JUTA!!??" ucap paman Sahir yang semakin berteriak kepada  Umiku.

"Umi, ini ada apa?" ucapku yang masih di tempat, yang masih mematung menyaksikan dua orang di depanku yang saling beradu mulut.

"Sumpah aku benar- benar tidak paham akan semua ini, aku baru saja pulang bekerja dan aku langsung di maki- maki seperti ini oleh pamanku di rumahku sendiri? Apa yang sudah kulakukan? Kenapa paman Sahir begitu marah kepadaku? Apa karena aku tidak bisa menghadiri pernikahan anaknya? Tapi aku tidak bisa menghadiri pernikahan anaknya itu karena aku harus berangkat ke Malaysia sebentar siang" ucapku membantin 

"KAU TANYA ADA APA!? SEHARUSNYA AKU YANG BERTANYA KEPADA KAU PELAKOR, ADA APA  DENGANMU, SAMPAI- SAMPAI KAU MEMBANTU ANAKKU UNUTUK KABUR!??" ucapnya yang berteriak dan membentakku. Aku hanya diam. Tak lama kemudian kakakku yang laki- laki bernama Frans pun angkat bicara.

"Dek, kenapa kamu bantu Anasya untuk kabur?" ucap kak Frans dengan tenang dan lembut, walaupun sorot matanya terlihat sangat marah kepada paman Sahir. Aku langsung melongo, bingung, semuanya bercampur jadi satu.

"Apa maksudnya kak Frans? Aku membantu Anasya untuk kabur? Kabur kemana? Kapan aku membantunya untuk kabur? Untuk apa aku melakukannya? Memang ada waktuku untuk membantu Anasya untuk kabur? Perasaan aku dan Anasya kurang dekat? Ya, tapi akhri- akhir ini setelaha Anasya di lamar oleh CEO muda, tampan, kaya, pokoknya pria yang melamar Anasya termasuk pria yang di idamkan para kaum hawa, tapi tidak denganku, entahlah, akupun tidak tau, yang jelas aku tidak suka dengan pria itu, dan aku tidak tau apa alasannya" ucapku membatin, dan tanpa sadar ternyata kakakku yang perempuan yang bernama Alika sudah ada di depanku dan menguncang pelan tubuhku supaya sadar dari pikiranku sendiri.

"Dek, jawab pertanyaannya kak Frans sama paman Sahir, dek" ucap kak Alika dengan lembut.

"Aku tidak paham dengan apa yang kalian maksud?" ucapku dengan ekspresi kebingungan dan meminta penjelasan dari apa maksud dari hal ini.

"Kau harus menggantikan posisi Anasya!" ucap tiba-tiba seorang pria tampan dengan pakaian formal dan di belakangnya berdiri tiga pria berkacamata dengan pakaian serba hitam yang berdiri di belakangku dan spontan aku memutar badanku untuk melihatnya.

"A-apa ma-maksudmu?"ucapku dengan gagap yang benar- benar tidak apa maksudnya dia berkata seperti itu.

"Ya! Kau harus menggantikan posisi Anasya di PELAMINAN!" ucapanya dengan menekan setiap kata dan sangat menekan kata pada di akhir kalimat.

"A-apa, menggantikan posisi Anasya di pelaminan? Apa maksudmu? Tidak mungkin aku menggantikan posisi Anasya, lagi pula aku juga mau berangkat ke Malaysia siang ini, sedangkan kau dan Anasya akan menikah sebentar malam" ucapku dengan jujur dan dengan ekspresi yang kebingungan.

"Apa maksudnya coba? Masa aku menggantikan posisi Anasya di pelaminan bersamanya?" ucapku membatin.

"Oke, kalau kau menolak, berarti kau siap hidup SEBATANG KARA!" ucapnya dengan menekan kata di akhir kalimat. Mataku pun membulat sempurna ke dia dengan mulut menganga.

Farmasi dan CEOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang