24-Ku Mohon, Kembalilah

1.3K 45 7
                                    

Author PO'V

Rumah Adri, Bandung

Setelah Adri pulang dari pemakaman Fadilah dengan langkah yang gontai, Adri memasuki rumahnya. Adri sudah basah kuyup karena hujan yang mengguyur tubuhnya namun, tetap masih enggan meninggalkan pemakaman Fadilah, namun Albert yang datang menjemputnya dan memaksanya untuk pulang ditambah lagi saat Adri melihat Abi Hasan Ar Rahman dan Umi Nurselia Demanda (orangtua Fadilah) yang masih ada di rumahnya dengan tatapan kosong

"Kau benar-benar jahat, Adri" Ucap tekan Umi Nurselia

"Sudahlah Umi, apapun yang terjadi, biarlah terjadi, biarkan Fadilah tenang di alam sana" Ucap Abi Hasan menenangkan

"APA!? TENANG DI ALAM SANA!?. MANA MUNGKIN ANAKKU TENANG DI ALAM SANA, JELAS-JELAS DIA MENIKAH DENGAN PRIA BRENGSEK SEPERTI ADRI" Ucap Umi marah

"Umi, cukup!!" Tekan Abi Hasan

Seketika Umi Nurselia hilang kesadaran dan kemudian pingsan

"Umi, Umi" Ucap Abi Hasan sambil menguncang pelan tubuh Umi Nurselia

"Abi, kita harus segara bawa Umi kerumah sakit" Ucap Albert khawatir, yang sudah berdiri disamping Adri

"Baik nak, tolong bantu Abi" Pinta Abi Hasan

"Baik Abi" Ucap Albert kemudian membantu Abi untuk membawa Umi kerumah sakit

"Pak Udin!" Panggil Albert ke pak Udin yang berada di belakang Adri

"Baik Tuan" Balas pak Udin kemudian membantu Abi dan Albert membawa Umi kerumah sakit

Adri hanya menatap sendu dengan apa yang di lihatnya, sebenarnya Adri ingin sekali membantu Abi untuk membawa Umi kerumah sakit, namun entah mengapa tubuh Adri menjadi kaku tidak bisa di gerakkannya

"Tuan, sebaiknya Tuan, mandi dan istirahatlah" Nasehat bi Amor yang masih berdiri disana pada Adri

"Sebaiknya kau membantu Umi, nggak perlu mengurusku" Ucap Adri dingin, kemudian meninggalkan bi Amor sendiri dan berlalu ke kamarnya

Jam sudah menunjukkan 4.00 dini hari, namun Adri masih belum mengantuk, sedari tadi, tatapan Adri kosong, pikirannya hanya ke Fadilah

"Mengapa baru sekarang aku mengatakan, bahwa aku mencintaimu Fadilah?" Tanya Adri sendiri

"Kenapa kau meninggalkanku?" Tambah Adri

"Apa kau tidak mau membantuku untuk kejalanNya?" Tambah Adri

Pikiran Adri hanya terus memikirkan Fadilah, setetes minuman pun, enggan di minumnya, walaupun sekarang Adri duduk di mini barnya dan botol minuman sudah ada tangannya, namun Adri tetap tidak mau meneguknya.

"Aku mohon kembalilah, Fadilah" Ucap adri menekan

Prang... Prang... Prang... Adri memporak-porak gandakan ruangan mini barnya, Adri tidak tidak bisa lagi berpikir jernih sekarang, dia mau bunuh diri, namun dia tahu, bahwa hal itu sangat dilarang oleh Agama, namun apalah arti hidup Adri sekarang tanpa Fadilah.

Sungguh gampang bagimu untuk melukiskan cinta untukku, namun sangat sulit bagiku untuk menghapus cinta yang kau lukiskan

~Adrian Yudriyansa Colabs










THE END

Farmasi dan CEOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang