26-Mimpi yang Tidak Boleh Terjadi

1.2K 53 10
                                    

Author PO'V

Rumah sakit

"Ha... Ha... Ha..." Keringat dingin membasih sekujur tubuh Adri

"Fadilah" Guman Adri yang masih terbawa mimpi. Adri kemudian mengusap wajahnya yang penuh dengan keringat

"Air mata" Tanya Adri membatin

"Sampai-sampai terhubung dengan dunia nyata dan alam mimpi" Lanjut Adri membatin

"Fadilah" Guman adri kemudian melihat ke arah ranjang Fadilah dan mendapati Fadilah yang tertidur pulas dengan damai

"Apa dia masih hidup?" Tanya Adri kemudian duduk untuk menetralkan perasaannya

"Wajah Fadilah yang tertidur seperti itu, mirip sekali dengan yang ada di mimpiku" Guman Adri yang mengingat mimpinya

"Apa jangan-jangan?" Pikir Adri khawatir. Adri langsung berjalan ke arah Fadilah dengan cepat

Adri langsung memegang dahi Fadilah dan memeriksa denyut nadi Fadilah melalui pergelangan tangan Fadilah

"Hhhh, syukurlah, dia masih hidup" Guman Adri sambil mengelus kepala Fadilah yang tertutup dengan jilbab

Adri kembali duduk kembali duduk di sofa dan masih memikirkan mimpinya

Adri PO'V

Setelah aku terbangun dari mimpiku, aku masih khawatir, bagaimana kalau mimpi itu terjadi? Apa aku harus kehilangan Fadilah?

Flasback on

"Maafin aku ya Fadilah" Ucapku di telinga Fadilah kemudian mencium kening Fadilah. Setelah itu, aku menelpon bi Amor

"Bi, bibi kerumah sakit sekarang, saya mau keluar sebentar" Ucapku pada bi Amor di sebrang sana

"Baik Tuan" Jawab bi Amor di sebrang sana, kemudian aku memutuskan sambungan

Aku pun pergi dari rumah sakit, ruang bawah tanah yang ada di rumahku, dan tentunya Fadilah tidak mengetahui akan adanya ruang bawah tanah di rumah ini

"ADRI!! Cukup Adri, yang harus kita lakukan sekarang adalah menemukan Malik" Bentak kak Albert padaku yang dari tadi memukuli para bodyguard yang di perintahkan untuk menjaga Malik

"MALIIIIKKK!!!!!" Teriakku lantang dengan penuh emosi

Dorrr... Dorrr.... Dorrr...

3 suara tembakan menumbangkan 3 bodyguard yang berasal dari pistol yang kugunakan untuk membak para bodyguard yang tidak becus menjaga Malik

"Adri, apa yang lakukan hanya memperburuk keadaan" Ucap kak Albert lantang menarik lenganku dengan kasar

Tanpa sepatah kata pun, aku meninggalkan tempat ini, dan aku pergi keruang mini barku, bukan hanya untuk minum, namun juga memporak-porak gandakan barang yang ada disana. Aku tidak habis pikir, bisa-bisanya Malik bebas yang jelas-jelas tempat itu di jaga dengan ketat

"Bagaimana bisa Malik melarikan diri? Apa ada yang membantunya?" Tanyaku sendiri yang sudah dalam pengaruh Alkohol

Saat aku hendak tidur, karena pengaruh Alkohol, aku langsung memikirkan Fadilah yang ada di rumah sakit.

"Sebaiknya aku ke rumah sakit saja menemani Fadilah, dari pada aku di sini terus, aku hanya akan memperburuk keadaanku" Pikirku kemudian mengambil kunci mobil untuk ke rumah sakit

Walaupun aku masih dalam pengaruh Alkohol, namun aku masih sanggup mengendarai mobilku.

Rumah sakit

Sebelum aku masuk ke ruang inap Fadilah, lebih baik menetralkan perasaanku, jangan sampai aku melampiaskan emosiku lagi ke Fadilah.

Ruang inap Fadilah

Sesampainya aku di ruang inap Fadilah, aku bersikap dingin kepadanya, sungguh, aku ingin sekali memeluk Fadilah dan menceritakan semua masalahku, namun aku menepisnya. Aku tahu, bahwa Fadilah akan memberikan solusi jalan keluar dan menghiburku, namun aku memilih untuk menepisnya.

Flasback off







Ternyata Adri hanya mimpi😁😄

Abisnya beberapa pembaca minta Fadilah di hidupkan kembali, jadi aku update, Adri hanya mimpi😁😁

Maaf ya, sampai-sampai kalian kebawa suasana😇😁😊

Dukungan kalian adalah penyemangatku dalam berkarya😄😄😄😄







Bersambung

Farmasi dan CEOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang