23-Kepergian

1.4K 53 24
                                    

Author PO'V

Ruang bawah tanah

"Kak Adri, awas!!!" Teriak Fadilah sambil berlari ke arah Adri

Dorrr...

"Ha.... ha... ha..." Hembusan nafas Fadilah yang lambat, kemudian jatuh dan dengan sigap Adri menangkap tubuh Fadilah yang tumbang

Adri langsung membulatkan matanya, tidak percaya yang telah terjadi, Adri terkulai lemas dengan tubuh Fadilah yang masih di pelukannya

"A-apa yang k-kau l-lakukan?" Tanya Adri gagap tidak percaya

"A-apa k-kak A-Adri tidak a-apa-apa?" Tanya Fadilah tersenyum sambil memegang pipi Adri lembut. Adri hanya membulatkan matanya

Seketika badan Fadilah menjadi lemas dan Adri merasa bahwa ada yang hilang pada diri Fadilah

"Fadilah, Fadilah bangun Fadilah, buka matamu Fadilah" Ucap Adri tidak percaya sambil mengguncangkan tubuh Fadilah

"FADILAH, AKU BILANG BANGUN, KAU TIDAK BOLEH MENUTUP MATAMU!!" Ucap Adri lantang.

Tess... Tess... Tess... Air mata Adri jatuh membasih pipi lembut Fadilah. Adri memeluk tubuh Fadilah yang sudah tak bernyawa

"BRENGSEK KAU, BANGSAT!!" Teriak Adri marah

Dorr... Dorr... Dorr

3 Bunyi tembakan tepat bersarang di jantung pelaku.

"Fadilah, bangun Fadilah" Ucap Adri putus asa membangunkan Fadilah

"Aku mencintaimu Fadilah" Bisikan Adri di telinga Fadilah

Setelah hal itu terjadi, orang yang berada di rumah Adri menghubungi keluarga Fadilah yang berada di Makassar dan mengurus semua pesiapan pemakaman Fadilah

Umi, Fadilah langsung syok dan terkena serangan darah tinggi, namun tetap memaksakan datang untuk melihat Fadilah untuk yang terakhir kalinya

Pandangan Adri tetap kosong dan pikirannya tetap kosong dan tidak menanggapi semua pertanyaan dan pernyataan dari semua orang kepadanya, dipikiran Adri hanya Fadilah

Pemakaman

"Adri" Panggil Albert yang berdiri samping Adri

"..." Adri hanya menatap sendu ke pusara pamakaman Fadilah

"Ayo kita pulang, kamu harus bangkit" Ucap Albert menyemangati Adri

"Fadilah, kenap kau meninggalkanku?" Tanya Adri pada pusara Fadilah yang terduduk lemas

"Aku mencintaimu Fadilah" Sambung Adri

Tess.. Tess... Tess... Hujan rintik- rintik turun kemudian menjadi deras membasahi tubuh Adri, namun Adri enggan untuk berdiri

"Adri, ayo kita pulang" Ucap Albert mengajak Adri

"Pulang aja kak, aku masih mau menemani Fadilah" Ucap Adri sedih

Albert hanya menatap sendu Adri, kemudian pergi meninggalkan Adri yang masih setia di pemakaman Fadilah

"Maafkan aku Fadilah, aku selalu menyakitimu" Ucap Adri menangisi kepergian Fadilah

"Aku berjanji, kalau kau memberikan kesempatan kedua, aku tidak akan pernah mengulangi kesalahanku, aku akan menuruti semua kemauanmu" Lanjut Adri

"Aku berjanji akan meninggalkan masalaluku" Tambah Adri

"Tolong bantu aku kembali ke jalanNya" Lanjut Adri

"Aku mau kembali kejalan yang di ridhoi Allah, tolong bantu aku Fadilah" Lanjut Adri yang semakin menangisi kepergian Fadilah

"Fadilah, kau pernah bilang, tidak ada kata-kata terlambat untuk yang benar-benar mau berubah" Lanjut Adri








Fadilah meninggal😭😭😭
Kasihan Adri😢😭😭😢😢😢









Bersambung


Farmasi dan CEOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang