16-Mimpi dan Kebersamaan

1.5K 64 0
                                    

Fadilah PO'V
Rawat inap

"Ha... ha..." Keringat dingin membahasi wajahku, bahkan bajuku pun basah.

"Ada apa nak?" Tanya bu Amor khawatir

"..." Aku hanya diam dan memasang wajah takut

"Nak Fadilah, kamu mimpi buruk ya?" Tanya bu Amor yang semakin khawatir

"..." Aku masih diam. Aku tidak menjawab pertanyaan bu Amor, bukan karna aku tidak mendengarnya, akan tetapi, aku masih mengingat mimpiku dan aku terus memikirkan apa arti akan mimpiku.

"Nak?" Panggil bu Amor kembali

Ceklek

"Gimana keadaanmu sekarang?" Tanya kak Adri yang tiba-tiba datang

Aku hanya menatap lurus kak Adri yang duduk di tepi ranjangku

"Hei, kenapa nggak jawab?" Tanya kak Adri

"Bukan urusanmu"jawabku ketus kemudian buang muka. Jujur, aku masih kesal dengan kak Adri, gara-gara dia, aku harus terbaring di sini, sungguh disini sangat membosankan.

"Tentu itu urusanku, karena kamu istriku"Jawabnya santai.

"..."Aku hanya diam

"Ohya, kenapa obatmu tidak kurang?" Tanya kak Adri saat melihat obatku yang ada di atas nakas yang masih utuh

"..." Aku masih diam

"Tuan, nak Fadilah rajin meminum obatnya, itu adalah obat yang baru, karena obatnya yang dulu sudah habis" Jawab bu Amor *Adri memang memanggil bu Amor dengan sebutan bibi/bi, hanya Fadilah yang memanggil bi Amor dengan sebutan ibu/bu. Fadilah sudah menganggap orang yang ada di rumah Adri merupakan keluarganya.

"Oh, baguslah"Jawab kak Adri santai

"Tuan, saya pamit dulu untuk pulang ke rumah" Izin bu Amor

"Ya, silahkan" ucap Kak Adri

"Ngapain bu Amor pulang sih? memang ibu nggal liat?, disini ada kak Adri" Ucapku membatin kesal melihat ke bu Amor

"Ibu akan ke sini lagi nak, lagian kan, ada Tuan disini" Ucap bu Amor yang tau akan maksudku.

"Iya, itu harus"Jawabku membatin melihat Bu Amor. Sebelum pulang, Bu Amor mencium keningku, kemudian dia pulang.

Hening, baik aku maupun kak Adri tidak ada yang mau membuka suara

"Ekhm, gimana? Kamu mau memberi tahukan kondisimu ini pada Umi?" Tanya Kak Adri membuka suara

"....." Aku enggan menjawab pertanyaan kak Adri dan tetap memalingkan wajah

Sesaat kemudian aku merasakan ada seseorang yang menaiki ranjangku.

"Apa yang kau lakukan?" Jawabku dingin saat melihat kak Adri tidur di sampingku dan menghadap kepadaku

"Apa nggak boleh aku tidur disini?" Tanya kak Adri kembali. Memang aku di tempatkan di ruang rawat inap VVIP, jadi ranjang ku tempati memang luas

Tanpa menjawab pertanyaan kak Adri, aku langsung bangun dan turun dari ranjang, walaupun dengan selang infus yang setia di tanganku

"Hei, ada apa?" Tanya kak Adri saat melihatku turun dari ranjang

"..." Aku hanya diam dan hendak berjalan keluar kamar

Sesaat kemudian kak Adri langsung memegang lenganku

"Apaan sih?" Jawabku ketus

"Berani kamu ya sekarang" Jawab kak Adri dingin

"Aku mau ke taman" Jawabku acuh

Tanpa menjawab Kak Adri langsung mendudukkanku di kursi roda dan membawaku ke taman. Aku hanya menuruti perlakuan kak Adri.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Kok Adri kayaknya berubah ya?😁
.
.
.
Bersambung

Farmasi dan CEOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang