Author PO'V
Rumah Adri. Bandung
"Sabar nak, Allah SWT. selalu bersama dengan orang yang sabar" Ucap bi Amor menasehati Fadilah yang kini duduk dipangkuannya, yang sedang menangis
"Sampai hiks, sampai hiks kapan aku bersabar bu hiks?" Tanya Fadilah menangis. Bi Amor hanya mengelus punggung Fadilah
Fadilah PO'V
Jujur, bukan rasa sakit karena tamparan dari kak Adri yang membuatku menangis. Bukan juga karena sikap dinginnya, tetapi kak Adri yang mengurungku di dalam rumah sampai-sampai karirku yang terancam hancur
Saat ini aku berada di kamar bu Amor dan malam ini aku akan tidur disini. Mungki selama ini, aku terlalu lemah, sampai-sampai kak Adri berlaku seenaknya saja.
Memang sakit saat melihat kak Adri bermesraan sampai melakukan itu dengan para kupu-kupu malam itu, selalu bersikap kasar terhadapku, berlaku dingin bahkan sampai-sampai kak Adri tidak memperdulikanku. Tetapi aku tidak mempermasalahkan itu semua. Kuakui 4 bulan terakhir ini, kak Adri berlaku baik padaku, walaupun terkadang kak Adri masih bersikap dingin.
"Mulai sekarang, aku akan mulai bersikap tegas pada kak Adri, aku tidak mau, cuma gara-gara aku terlihat lemah di hadapannya, kak Adri mau bersikap seenaknya, sampai-sampai karirku yang terancam" Ucapku dihadapan cermin
"Nak, kamu tidur ya nak, ini udah larut" Ucap bu Amor yang sudah merapikan tempat tidur untukku
"Iya bu, aku mau melihat bulan purnama dulu" Ucapku kemudian pergi kehalaman belakang untuk melihat bulan purnama
"Ya sudah, tapi jangan lama-lam ya nak" Ucap bu Amor.
Halaman belakang rumah
Ku biarkan angin malam menerpa wajahku dan jilbab merah maronku yang sampai paha.
"Bulan purnama" Gumanku melihat bulan purnama
"Seandainya aku bisa sepertimu" Lanjutku
"Yang selalu dirindukan" Tambahku, dan akupun menangis, menangisi hidupku yang begitu menyakitkan.
Aku menangisi hidupku. Iya, aku menikah dengan orang asing, dia sangat kasar dan dingin, dia mencintai orang lain, nama baikku yang tercemar, karirku yang terancam hancur, sahabatku yang mengkhianatiku, jauh dari keluargaku, dan masih banyak lagi kisah hidupku yang begitu menyedihkan.
Aku berpikir tentang kak Adri yang sudah berlaku baik kepadaku selama 4 bulan terakhir ini, aku pikir dia sudah berubah, namun ternyata itu semua hanya pikiranku yang sama sekali konyol dan tidak akan pernah menjadi kenyataan.
Aku melirik jam di handphoneku, ternyata sudah menunjukkan pukul 11.47, namun kak Adri belum pulang dan aku juga belun mengantuk. Aku tidak memperdulikan tentang angin malam yang terus menerpaku, yang ku pikirkan hanya hidupku dan aku terus menangisi hidupku
"Pasti bu Amor sudah tidur" Gumabku tersenyum tipis.
"Pasti kak Adri tidak akan pulang malam ini" Lanjutku
Gelap tergantikan terang. Hujan tergantikan pelangi. Tangis tergantikan tawa. Duka tergantikan suka. Sumua akan indah pada waktunya. Bulan purnama, matahari, dan kebenaran, 3 hal yang hadir setelah penantian dan kesabaran
-Fadilah Yulianda
Bersambung

KAMU SEDANG MEMBACA
Farmasi dan CEO
Roman d'amourPROLOG "Aku pastikan, kau pasti menjadi milikku selamanya" -Adrian Yudriyansa Colabs "Aku menyesal, karena telah bertemu denganmu, tapi aku bahagia, karena telah mencintaimu" -Fadilah Yulianda