28-Jangan Kamu Ungkit

1.2K 52 2
                                    

Author PO'V

Halaman belakang. Rumah Adri, Bandung

2 tahun sudah pernikahan Adri dengan Fadilah, namun mereka tidak merayakan ulang tahun mereka.

Adri memang mengingat hari pernikahannya dengan Fadilah, namun dia tidak mau merayakannya, Adri yang terlalu sibuk dengan pekerjaan kantornya yang menumpuk karena selama Fadilah di rumah sakit, Adri tidak pernah mengurus lagi kantornya, ditambah lagi dengan kehadiran Raihan dalam hidupnya.

Sedangkan Fadilah sama sekali tidak mengingat hari pernikahannya. Fadilah hanya sibuk memikirkan bagaimana cara dia menemukan Anasya untuk membersihkan nama baiknya

"Aku yakin, waktu itu aku melihat Anasya" Guman Fadilah sambil bermain ayunan di halaman belakang rumah yang tidak di dengar oleh Adri yang sibuk dengan handphonenya

"Sial, seandainya waktu itu aku tidak hampir di tabrak, aku pasti sudah terbebas dari kak Adri" Lanjut Fadilah

"Mikirin apa?" Tanya Adri tiba-tiba yang duduk berhadapan dengan Fadilah sambil memainkan handphonenya

"Nggak ada-apa kok kak" Jawab Fadilah santai menatap Adri.

Keheningan pun terjadi antara Fadilah dan Adri.

"Ohya kak Adri, kakak nggak cari Anasya?" Tanya Fadilah tiba-tiba memecahkan keheningan

"Kenapa kau tanya seperti itu?" Tanya Adri yang menghentikan aktivitasnya mengotak-atik handphonenya

"Iya, kan pernikahan kak Adri batal, gara-gara Anasya kabur" Jawab Fadilah lancar

"Heh, bukankah kau yang membantu Anasya kabur dari pelaminan?" Tanya Adri mengejek dan memasukkan handphonenya di saku celana jeans selututnya

"Aku tidak membantunya kak, dia yang mencuri tiketku" Jawab Fadilah kesal

"Kalau begitu, buktikan kalau memang kau tidak bersalah" Ucap Adri dengan tersenyum miring

"Kamu temukan Anasya dan bawa dia ke kampung halamanmu, kemudian buat Anasya mengakui perbuatannya" Tambah Adri dengan nada mengejek

"Aku pasti bisa membawa Anasya kembali ka kampung halaman dan membersihkan nama baikku" Jawab Fadilah menatap tajam Adri

Fadilah yang kesal dengan Adri pun pergi meninggalkan Adri yang masih tersenyum mengejek.

"Sial, bikin mood rusak aja" Ucap Fadilah sambil membuka pintu belakang yang berada di dapun dengan kesal

"Ada apa nak?" Tanya bi Amor yang melihat raut wajah Fadilah yang kesal

"Ini semua gara-gara kak Adri" Ucap Fadilah sambil duduk di kursi meja makan

"Ada apa? Memang apa yang terjadi?" Tanya bi Amor yang kembali memotong bawang yang sempat terhenti karena kedatangan Fadilah

"Fadilah sendiri yang salah, dia tiba-tiba bertanya tentang Anasya" Jawab Adri yang sudah berdiri disana

"Sejak kapan kak Adri berdiri di situ?" Tanya Fadilah dengan tatapan bingungnya

"Sejak kamu duduk di kursi meja itu" Jawab Adri santai yang masih berdiri di pintu

"Cih" Ucap Fadilah sambil membuang makanya

"Sebaiknya kamu nggak usah sibuk cari Anasya"Ucap Adri dingin berjalan menaiki anak tangga

"Nggak, aku bakal cari Anasya untuk membersihkan nama baikku!" Ucap Fadilah tegas kemudian berjalan mendahului Adri menaiki anak tangga dengan kesal

"Kamu nggak perlu mancari Anasya, Fadilah, aku sangat mempercayaimu, aku sudah tahu kebenarannya" Ucap Adri membantin menatap sendu punggung Fadilah menaiki anak tangga







Hanya satu kupinta dalam hidupku, aku hanya ingin membangun cinta bersamamu, bukan jatuh cinta kepadamu. Membangun cinta memang menyakitkan, tapi akan berakhir dengan kebahagiaan. Sedangkan jatuh cinta memang membahagiakan, tapi berakhir dengan menyakitkan.

~Adrian Yudriyansa Colabs








Bersambung

Farmasi dan CEOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang