Author Po'v
Semenjak kejadian sebulan lalu, Fadilah tidak pernah lagi memulai pembicaraan kepada semua orang termasuk bi Amor bahkan dia tidak pernah menelpon orangtuanya. Rindu? Fadilah memang rindu. Namun Fadilah sudah sangat lelah dengan hidupnya. Jikalau ada yang menemani Fadilah bicara dia akan membalasnya dengan sangat dingin. Dan untuk Fadilah sendiri, dia tidak pernah mau memulai pembicaraan.
Makan malampun tiba. Hanya bunyi sendok yang terdengar, tidak ada yang memulai pembicaraan baik itu Adri apalagi Fadilah.
"Nak, kamu mau makan salad buah?" Tanya bi Amor memecah keheningan
"Tidak bu" jawab Fadilah dingin
"Tapi ibu tambahkan buah anggur lebih banyak lho nak" tambah bi Amor
Tanpa berbicara lagi, Fadilah beranjak kekamar
Adri yang melihat itu, langsung pergi melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi menuju clubnight
Flasback on
Adri mengarahkan semua anak buahnya untuk mencari Fadilah, dan beruntung mereka menemukannya dan memohon agar Fadilah kembali.
"Saya mohon Fadilah, pulanglah" ucap salah satu dari mereka memohon.
"Nanti saya akan pulang. Kalian duluanlah" suruh Fadilah
"Tapi kami harus bisa membawamu pulang. Karena jika tidak, kami bisa mati ditangan tuan Adri" ucap salah satu dari mereka lagi
"Apa? Kak Adri akan membunuh kalian karena gara-gara tidak bisa membawaku pulang?" Tanya Fadilah kaget
"I-iya Fadi-lah" jawab mereka gugup
"Kenapa kak Adri begitu? Tapi masa iya sih kak Adri membunuh?" Tanya batin Fadilah sendiri
"Ah iya, aku ingat. Dulu juga dia hampir membunuh kak Nadia. Jadi tidak heran kalau jawaban dari mereka begitu" ucap Fadilah membatin mengingat kejadian waktu itu
"Baiklah aku ikut dengan kalian. Tapi kita pulangnya malam, aku masih mau di pondok pesantren ini" ucap Fadilah
"Baiklah Fadilah" jawab mereka.
Flasback off
Fadilah menikmati angin malam dan melihat jam tangannya yang sudah menunjukkan pukul 01.00 pagi. Namun dia belum mengantuk. Dia berdiri dibalkon kamar membiarkan angin membelai rambut panjangnya yang terurai.
"Mendung banget malam ini, bahkan 1 bintang pun tidak nampak. Sepertinya akan hujan deras" ucap Fadilah melihat awan dilangit
Tak lama kemudian terdengar suara mobil datang. Fadilah yang berdiri di balkon kamar melihat Adri keluar dari mobil dalam keadaan mabuk
"Astagfirullah, kak Adri. Kenapa juga kita bisa di takdirkan ya? Padahal bukan lelaki seperti kamu yanh selama ini aku pinta kepada Allah" ucap Fadilah kemudian bergegas membuka pintu rumah
Fadilah membantu Adri berjalan yang sudah dalam keadaan mabuk berat.
"Ish, berapa botol sih yang dia minum?" Tanya batin Fadilah
Adri melihat Fadilah yang tidak mengenakan jilbab dan hanya mengenakan baju piyama langsung membelai rambut Fadilah
"Harum dan kamu cantik sekali" ucap Adri yang melihat Fadilah
"Berapa 1 malam sayang?" Tanya Adri membelai wajah Fadilah
Fadilah acuh saja akan pertanyaan dan perlakuan Adri. Dia terus menuntun Adri kekamar mereka yang berada di lantai 2
"Cuek banget sih" ucap Adri saat mereka sudah di depan kamar
Saat Fadilah sudah membuka pintu dan membawa Adri masuk kedalam kamar, Adri langsung menghempaskan tubuh Fadilah ke ranjang.
Fadilah mencoba bangun namun Adri langsung menidihnya.
"Kakak mau ngapain?" Tanya Fadilah mendorong Adri. Namun Adri menidih Fadilah sangat kuat
"Nikmati saja sayang" ucap Adri lembut
"Kakak jangan main-main ya. Kakak itu lagi mabuk. Aku bukan mainanmu!" Teriak Fadilah takut
"Kau memang bukan mainanku. Tapi kau istriku. Istri sahku!" Ucap Adri berteriak
Fadilah menangis kencang akan hal yang dilakukan oleh Adri yang sama sekali tidak di inginkan oleh Fadilah namun suaranya tenggelam akan bunyi derasnya hujan yang turun malam ini.
Ada yang kengen dengan Anasya?
Atau sudah lupa dengan Anasya? HeheSebelumnya saya meminta maaf karena sudah mempending lama cerita ini🙏🙏
KAMU SEDANG MEMBACA
Farmasi dan CEO
RomansaPROLOG "Aku pastikan, kau pasti menjadi milikku selamanya" -Adrian Yudriyansa Colabs "Aku menyesal, karena telah bertemu denganmu, tapi aku bahagia, karena telah mencintaimu" -Fadilah Yulianda