Author PO'V
Rumah Adri. Bandung, kolam renang
Semenjak Fadilah mendengar kabar akan kabar tentang karirnya, Fadilah menjadi pemurung dan terkadang melamun. Ditambah lagi dengan nama baiknya yang harus ia bersihkan
"Fadilah" Panggil Adri yang berdiri ditepi kolam dari tadi bersama Fadilah
"..." Fadilah hanya menatap kosong kedalam air
"Fadilah" Ulang Adri
"..." Fadilah masih dalam posisi yang sama
"Fadilah" Panggil Adri sedikit berteriak
"..." Fadilah tetap belum sadar dari lamunannya
Adri yang kesal dengan Fadilah, langsung mendorong Fadilah kedalam kolam. Walaupun Adri tahu bahwa Fadilah tidak bisa berenang, namun dia tetap mendorong Fadilah.
Fadilah yang kaget dan tidak berenang langsung meminta tolong pada Adri yang berdiri di tepi kolam yang tidak jauh darinya
"Kak Adri, tolong!" Teriak Fadilah
"Gimana? Udah sadar dari lamunanmu?" Tanya Adri sambil melilat tangannya di depan dada
"Kak Adri!!" Panggil Fadilah
Adri yang kasihan pada Fadilah akhirnya melompat kedalam air untuk menolongnya, kemudian mendudukkan Fadilah di tepi kolam
"Hhh... Kak Adri mau bunuh aku!?" Tanya Fadilah jengkel sambik menatal tajam ke Adri
"Apa yang kau pikirkan?" Tanya Adri dengan posisi masih didalam air sambil memegang kedua tangan Fadilah dan tersenyum tipis
"Maksud kak Adri?" Tanya Fadilah balik bingung
"Kenapa melamun?" Tanya Adri dengan posisi yang sama
"A-aku s-sedang m-mikirin..." Ucap Fadilah menggantung sambil membuang mukanya
"Sedang mikirin apa?" Tanya Adri penasaran dan beralih duduk di samping Fadilah
"Hei, mikirin apa?" Tanya Adri walaupun Fadilah tidak menatapnya
"Mikirin Anasya?" Tanya Adri menebak
"Bukan" Jawab Fadilah tanpa menatap Adri
"Terus, kamu mikirin apa?" Tanya Adri dingin
"Aku mikirin karirku" Jawab Fadilah menatap Adri
"Karir?" Tanya Adri bingung
"Iya" jawab Fadilah dingin
Adri langsung berdiri dan pergi meninggalkan Fadilah, tetapi Fadilah menyusulnya dari belakang
"Kak Adri!" Panggil teriak Fadilah yang mengekor di belakang Adri
Adri menaiki anak tangga dan Fadilah mengikutinya dari belakang
Depan pintu kamar
"Kak, aku mau kembali merajut karirku, aku tidak mau karirku hancur!" Ucap Fadilah tegas memegang tangan Adri yang hendak membuka pintu
"Kau tidak boleh keluar rumah" Ucap Adri dingin, kemudian membuka pintu kamar
"Kak!" Panggil Fadilah sambil mengikuti Adri
Adri tidak mengindahkan panggilan Fadilah kemudian masuk kekamar mandi untuk mandi dan ganti baju.
Fadilah terus saja menggerutu ingin kembali bekerja. Ceklek, pintu kamar mandi terbuka.
"Kak Adri, dengarkan aku kak, aku mau kembali bekerja, aku tidak mau karirku hancur!" Ucap Fadilah tegas
"Mau berapa kali aku katakan Fadilah, kamu tidak boleh keluar rumah!" Ucap Adri tegas
"Kenapa kak Adri mengurungku di rumah? Kenapa kak Adri selalu bersikap dingin padaku? Kenapa kak Adri tidak mengizinkanku untuk kembali berkarir? Kenapa kak Adri tidak mencari Anasya?" Tanya Fadilah dan berakhir Fadilah yang mengungkit tentang Anasya
"Cukup Fadilah! Jangan kau ungkit tentang Anasya! Cukup ikuti kata-kataku, kalau aku bilang kamu tidak boleh keluar rumah, maka kau tidak boleh keluar rumah!" Ucap Adri tegas dan emosi
"Heh, jangan ungkit tentang Anasya?. Jelas-jelas dia cinta pertamamu kan?" Tanya Fadilah dingin dengan senyuman mengejek
Plak! Satu tamparan di pipi mulus Fadilah. Fadilah memang kaget atas tamparan Adri, sudah 4 bulan Adri tidak berlaku kasar pada Fadilah, walaupun Adri memang masih berlaku dingin, tapi setidaknya Adri tidak berlaku kasar lagi. Namun sekarang, Adri kembali berlaku kasar lagi.
Fadilah tidak menangis sama sekali, tapi dia menatap tajam Adri
"Kenapa? Masih mau mengungkit tentang Anasya? Masih mau kembali merajut karirmu itu?" Tanya Adri dingin
Tanpa menjawab, Fadilah lari keluar kamar dan mencari bi Amor tanpa menangis.
Bersambung
KAMU SEDANG MEMBACA
Farmasi dan CEO
RomantizmPROLOG "Aku pastikan, kau pasti menjadi milikku selamanya" -Adrian Yudriyansa Colabs "Aku menyesal, karena telah bertemu denganmu, tapi aku bahagia, karena telah mencintaimu" -Fadilah Yulianda