33-Ancaman

1K 40 2
                                    

Author PO'V

Clubnight

"Sendirian aja, sayang?" Tanya goda wanita dengan pakaian yang kurang bahan dan memperlihatkan belahan dadanya sambil duduk di pangkuan pria, lawan bicaranya

"Heh, aku tidak sendirian, sayang" Jawab dengan suara serak seorang laki-laki yang sedang berada di lantai 2. Lelaki dengan tinggi 180cm, langsing dan memiliki six pack, rahang yang keras, sorot mata yang tajam, warna mata yang biru, sebiru samudra, yang tidak lain adalah Adri

"Terus, dimana temanmu?" Tanya wanita tersebut dengan suara seksi

"Heh, dia ada kok" Jawab Adri serak

"Siapa?" Tanya kembali wanita tersebut dengan suara yang tambah seksi

"Fadilah" Jawab Adri serak dan dingin

"Siapa yang lebih cantik? Aku atau Fadilah?" Tanya wanita itu kembali

"Siapa namamu?" Tanya Adri kembali

"Oh iya, aku lupa memperkenalkan namaku..." Jawab wanita tersebut menjeda

"Nanda Rinanda, sayang" Jawab tersebut yang bernama Nanda

"Nanda, bisakah kau mencari laki-laki yang lain?" Tanya Adri sinis dan dingin

"Siapa namamu, sayang?" Tanya Nanda manja

"Adri" Jawab Adri dingin

"Adri, tidak ada yang pernah menolakku, mereka selalu terpikat olehku, maka kau juga tidak boleh menolakku" Jawab Nanda manja namun terkesan dingin

"Kalau begitu, akulah yang pertama kali menolakmu" Jawab Adri tersenyum miring

"Adri, kita sudah terlanjur saling mengenal satu sama lain" Ucap Nanda manja

"Trus?" Tanya Adri acuh sambil meminum minumannya

"Kita harus bersama" Jawab Nanda dingin

Adri langsung mendorong Nanda dari pangkuannya dan sukses membuat Nanda meringis kesakitan karena dia mendarat sempurna di lantai

"Senang berkenalan denganmu Nanda" Ucap Adri acuh meninggalkan Nanda

"Adri, aku pastikan, kau akan berlutut dan memohon kepadaku suatu hari nanti" Ucap Nanda marah

"Aku tunggu hari itu tiba, Nanda Rinanda" Balas Adri menekan nama Nanda

Setelah kejadian itu, Adri keluar dari clubnight tersebut namun tidak pulang ke rumah, namun Adri pulang ke apertemen Albert.

Adri yang sudah mabuk, memilih untuk pulang ke apertemen Albert karena Adri tidak mau bila Fadilah mendapatinya dalam keadaan mabuk untuk saat ini.

Rumah Adri

"Sudah ku duga, pasti kak Adri tidak akan pulang malam ini" Ucap Fadilah kemudian tidur disamping Bi Amor











'Nakal', bukan karena ingin terlihat tenar, bukan ingin terlihat gaul, dan bukan juga ingin menjadi pusat perhatian. 'Kesepian' menjadi pusat melakukan hal-hal yang membuat orang yang di sayangi menjadi menderita

-Adrian Yudriyansa Colabs

Farmasi dan CEOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang