Nggak jadi tamat ya😊
AdriPO'V
Rumahku, Bandung
Jam menunjukkan pukul 7.00, aku langsung menghempaskan tubuhku ke kasur king size milikku, setelah aku memporak-porak gandakan ruang mini bar milikku, aku kembali kekamarku untuk tidur dan berharap dapat meringankan pikiranku terhadap Fadilah yang sudah meninggalkanku
Ceklek. Pintu kamarku terbuka dan terlihat seorang wanita dengan jilbab syar'i yang panjang sampai paha dengan warna hitam dan di padukan dengan gamis biru malamnya.
"Fadilah" Gumanku saat melihat wanita tersebut
"Apa aku sedang bermimpi?" Tanyaku berguman
"Adri" Ucap lembut wanita tersebut
"Bukan, ini bukan suara Fadilah, ini..." Ucapku menggantung
"Adri" Ulang wanita tersebut yang tidak lain adalah Anasya
"Anasya" Tebakku geram, kemudian menatap wanita tersebut *Jadi posisi Adri membelakangi wanita tersebut ya:'v
"Ya, ini aku Adri" Ucap Anasya yang kini berdiri di samping ranjangku
"Apa yang lakukan disini?" Tanyaku geram
"Adri, apa kau masih marah dengan apa yang telah kulakukan 1 tahun yang lalu?" Tanya Anasya sambil duduk di tepi ranjangku, namun aku mengabaikannya
"Heh, 1 tahun yang lalu, ya, memang 1 tahun yang lalu, tapi bulan depan adalah ulang tahun pernikahanku dengan Fadilah" Ucapku dingin dan cuek, jujur, aku ingin sekali menyeret Anasya keluar dari rumahku, apalagi kamarku
"Berarti kalau di bulatkan, kejadian itu adalah kejadian 2 tahun yang lalu, dan sekarang kau datang" Lanjutku dingin dan langsung membuang pandanganku keluar jendela
"Adri, aku minta maaf, beri aku kesempatan, Adri" Ucap Anasya memohon
"Kesempatan?" Tanyaku bingung tanpa menatapnya
"Iya, kesempatan, pernikahan kita yang tertunda" Ucap Anasya
"Apa maksudmu?" Tanya dingin dan menatapnya dengan tajam
"Pernikahan kita Adri" Ucap Anasya memohon
Seketika emosi sampai di ubun-ubun, apa maksud Anasya?, setelah dia melarikan diri dari pernikahan, menjebak Fadilah, mengotori nama baik Fadilah, dan sekarang dia datang membahas pernikahan antara aku dengannya, yang jelas-jelas Anasya tidak menginginkannya
"Keluar kau Anasya!" Ucapku menekan dan langsung berdiri di susul oleh Anasya
"Adri..." Ucap Anasya memelas
"KELUAR!!!" Teriakku dengan lantang dan penuh emosi, di tambah lagi dengan tatapanku yang tajam kepadanya
"Anasya, apa yang kau lakukan disini?" Tanya kak Albert di ambang pintu kamarku, yang entah sejak kapan kak Albert berdiri di situ
"Kak Albert?" Tanyaku dan Anasya bersamaan
"Ikut aku" Ucap kak Albert yang berjalan ke arah Anasya sambil menarik tangan Anasya
"Dan kau Adri, istirahatlah" Lanjut kak Albert
"Sebentar malam kita akan menemui Umi dan Abi" Tambah kak Albert kemudian keluar dari kamarku dan tetap menarik tangan Anasya, dan tidak lupa dengan kak Albert yang membanting pintuku
Aku hanya berdiri mematung dan memikirkan akan apa yang harus ku katakan saat bertemu dengan Umi dan Abi sebentar malam.
Mungkin Abi bisa mendengarkan penjelasanku, namun Umi, apakah Umi mau mendengarkan penjelasanku?
"Fadilah, kenapa kau harus menjadi tamengku?, Fadilah" Tanya sendiri
"Kenapa kau mengorbankan dirimu untukku?" Tanyaku lagi
"Jelas-jelas aku selalu menyakitimu" Ucapku dan tanpa kusadari, air mataku pun jatuh
Nggak jadi tamat deh, soalnya peranan Anasya kan, belum di ceritakan😁
Bersambung
KAMU SEDANG MEMBACA
Farmasi dan CEO
RomancePROLOG "Aku pastikan, kau pasti menjadi milikku selamanya" -Adrian Yudriyansa Colabs "Aku menyesal, karena telah bertemu denganmu, tapi aku bahagia, karena telah mencintaimu" -Fadilah Yulianda