Anasya Po'v
Hening. Itu yang terjadi saat ini, hanya ada aku dan kak Albert yang duduk berdua di ruang keluarga ini. Mungkin Adri beluk mengetahui bahwa kak Albert telah membeli rumah di Makassar. Hanya aku sendiri yang menempati rumah ini. Sesekali kak Albert datang menjengukku. Entahlah, kenapa kak Albert berbuat baik kepadaku? Apa dia tidak takut apabila Adri mengetahui semua ini?
Sedari tadi kak Albert sibuk dengan ponselnya sedangkan aku sibuk membaca novel.
Prang!
"Astagfirullah" ucapku kaget. Tiba-tiba ada sesuatu yang jatuh di dapur"Sudah, biar kakak saja" ucap kak albert memegang tanganku
"Deg... apa ini? Kenapa jantung berdetak cepat? Tidak, tidak mungkin!" Ucapku membatin
Kak Albert pun pergi menuju dapur. Memang selama ini kak Albert selalu membantuku, tapi dia selalu bersifat dingin dan acuh padaku. Namun harus kuakui, dia sangat baik dan bisa diandalkan.
"Bunyi apa itu kak?" Tanyaku saat kembali dari dapur
"Tadi ada kucing yang menyenggol piring. Makanya jatuh itu piring" jawab kak Albert
"Astagfirullah, aku belum merapikan piring itu kak" ucapku
Saat aku berdiri dan berjalan menuju dapur, tiba-tiba kakiku tersandung dan dep... kak Albert menangkapku. Mata kami bertemu, kutatap mata kak Albert yang damai.
"Ekhm" ucap kak Albert menyadarkan dan melepaskanku
"Aku harus pulang sekarang, masih ada urusan kantor disana. Kamu baik-baik ya disini" ucap kak Albert bergegas
"Kakak sudah mau pergi?" Tanyaku yang masih berdiri ditempatku
"Iya, semalam aku sudah pesan tiket" jawab kak Albert. Jujur, aku sangat kesepian bila tidak kak Albert. Namun, aku juga tidak bisa menahannya disini. Apa yang akan di pikirkan oleh kak Albert bila aku menahannya.
Kalau kak Albert datang kesini untuk menjengukku, pasti cuma 1 malam dan besoknya begitu dia pasti akan pulang. Kak Albert memang menginap disini, namun dia hanya akan tidur di sofa depan tv walaupun ada kamar tamu dirumah ini.
Aku sudah beberapa kali menegur kak Albert. Namun dia bilang tidak apa-apa.
Setalah bersiap-siap untuk berangkat, kak Albert pun pamit dengaku
"Jaga dirimu baik-baik ya" ucap kak Albert
"Iya kak" balasku
"Kalau ada apa-apa, hubungi aku langsung. Nomorku ini hanya kamu saja yang tau" ucap kak Albert
"Hah, hanya aku? Memang..."
"Iya, tidak yang tau" jawab kak Albert cepat
"Iya kak" balasku. Setelah itu kak Albert pun berangkat
Selama disini, apabila aku keluar rumah, aku selalu memakai cadar. Aku takut bila ada yang melihatku dan kebetulan orang itu mengenalku dan Fadilah, bisa-bisa saja dia memberitahukan Fadilah.
Jikalau tentang kak Albert yang datang menjengukku, status kami dimata tetangga adalah sebagai suami-istri agar tidak terjadi konflik. Apalagi mengingat yang kutinggali sekarang adalah sebuah kompleks.
Memang jika berada dalam rumah, aku akan merasa kesepian karena tidak ada yang kutemani. Jadi aku lebih menghabiskan waktuku di masjid kompleks.
Flasback on
"Untuk saat inu kamu tinggal saja disini" ucap kak Albert
"Ini rumah siapa kak?" Tanyaku melihat rumah sederhana namun memiliki halaman yang luas
"Ini rumah yang kubeli. Aku harap kamu bisa tinggal disini. Jika kamu masih satu kota dengan Fadilah, dia bisa saja menemukanmu baik itu lambat ataupun cepat. Apalagi Adri yang memiliki banyak bodyguard pasti dia akan sangat mudah sekali menemukanmu" terang kak Albert
Aku hanya mengiyakan ucapan kak Albert. Memang benar apa yang dikatakan oleh kak Albert
"Ohya kak, kenapa kakak mau melakukan ini semua untukku?" Tanyaku saat sudah berada dalam rumah ini
"Untukmu? Aku melakukan semua ini demi Fadilah yang terus tersiksa gara-gara kamu" ucap kak Albert marah
Aku hanya diam karena aku tau apa yang dirasakan oleh Fadilah sekarang dan itu semua salahku
Flasback Off
Setahun sudah aku bersembunyi dan itu dibantu oleh kak Albert"Fadilah, maafkan aku. Aku belum siap untuk mengatakan kebenaran itu" ucapku membantin duduk diruang tamu
Bagaimana masalah itu akan selasai jika kamu terus berlari dari masalah tersebut?.
Lawanlah masalahmu!
Berani berbuat maka beranilah bertanggung jawab!
~FadilahIsna7
KAMU SEDANG MEMBACA
Farmasi dan CEO
Любовные романыPROLOG "Aku pastikan, kau pasti menjadi milikku selamanya" -Adrian Yudriyansa Colabs "Aku menyesal, karena telah bertemu denganmu, tapi aku bahagia, karena telah mencintaimu" -Fadilah Yulianda