Di kamar penginapannya, Diko melamun dengan mata terfokus dengan kehampaan. Dahinya mengerut dengan terus memegangi ponselnya yang terpampang jelas di sana tertera nama dan nomor Nellsa. Ia begitu penasaran dengan kejadian di Cube House. Semua memang sudah jelas Nellsa ceritakan ketika di lokasi. Tapi, Diko begitu heran dengan semua kejadian itu.
"Bisa-bisanya Nellsa gak kasih tau gue? Apa maksud dia begini?" Diko memejamkan matanya dengan pasrah. Hal itu pun akan terus menganggu pikirannya ke depan. Tapi anehnya, ia tak berani untuk bertanya langsung pada Nellsa sendiri akan kejadian itu.
Kemarin, adalah hari ke sepuluh mereka di Rotterdam. Sudah sepuluh hari penelitian mereka berjalan dengan lancar. Masih banyak waktu untuk melakukan banyak hal dan meneruskan sisa-sisa dokumen yang harus disediakan untuk menunjang observasi tersebut.
Sementara di sisi lain, laki-laki berwajah visual yang duduk di sebuah sofa terus tersenyum menatapi sebuah kertas di tangannya.
"Nellsa?"
Raga pergi untuk menuntut ilmunya di Rotterdam University of Applied Sciences, sekolah tinggi kejuruan di Rotterdam. Raga seorang yang biasa saja, hanya visualnya yang tampan membuat dia begitu kebanjiran job di Rotterdam. Ia photographer sekaligus menjadi model untuk beberapa brand di sana.
"Bu, kapan kita pulang ke Indonesia? Raga kangen suasana di sana nih Bu," ucap Raga dengan mulut yang sibuk memakan semangkuk oats buatan sang ibu.
"Secepatnya kok Ga. Kamu kayaknya ngebet banget ke sana. Ayah kamu bilang, kita masih ada waktu sepuluh hari lagi, baru kita akan menetap kembali ke Indonesia. Ayah kamu akan urus itu secepatnya." Ibu Nera menuangkan segelas susu untuk puteranya itu. Dia ibunda tercinta Raga.
"Kamu yakin akan ninggalin pendidikan kamu di sini? Banyak orang yang mengidamkan kuliah di luar negeri, kamu malah pengin pindah ke Indonesia." Ucapan sang ibu membuat Raga tertunduk senyum. Ia menggenggam tangan ibunya dengan hangat.
"Keputusan Raga udah bulat bu. Raga di sana akan cari kampus yang pendidikannya gak kalah sama di Rotterdam, walaupun harus ngulang semester atau apalah, tergantung prosedur dari kampus itu. Karena Raga baru mau menginjak semester muda, mungkin lebih mudah buat itu, semoga aja."
Suatu hari Nellsa dan kelompoknya yang beranggotakan Kian, Bima, Ressa dan Putra mendapat tugas untuk pergi ke Rotterdam University of Applied Sciences mencari narasumber untuk beberapa laporan mata kuliahnya.
"Hemm tugas mulu, kapan liburannya? Ini udah 11 hari kita di sini, tapi belum dapet liburan sesungguhnya, iya kan?" Nellsa merengek.
"Heh, setelah ini kita baru bisa free. Maka dari itu ayo kita harus cepet-cepet ke sana. Selesain tugas dan liburan sepuasnya," sambung Putra.
Mereka pergi dengan menaiki kendaraan umum di Rotterdam.
"Mr. Karel udah nunggu katanya. Ayo kita masuk."
KAMU SEDANG MEMBACA
AFTER 20 DAYS
General FictionPerjalanan Nellsa ke Belanda untuk melakukan observasi, malah membuatnya dejavu akan cinta masa lalunya ketika bertemu dengan Raga. Raga, pria asal Rotterdam itu membuat Nellsa harus merasakan kilas balik perasaan cintanya karena kemiripan wajah Rag...