Go Follow Instagram: @c.ha26
Kembali Violet memperhatikan pria remaja tersebut, matanya berwarna abu-abu berkilau seperti dirinya, sorot tatapan tajam dan tegas begitu terpatri jelas dimata itu. Lalu rambutnya yang berwarna Dark-Chocolate, begitu rapi dan semakin membuatnya menawan. Violet masih diam karena terpesona akan kesempurnaan Albern. Satu hal yang saat ini Violet rasakan, ia merasa sangat nyaman saat menatap mata abu-abu pria remaja itu.
Violet merasakan aura batin antara dirinya dan Albern. Entah kenapa sekarang Violet merasakan pusing mendera kepalanya, kemudian tatapannya seakan menggelap diikuti tubuhnya yang mulai terhuyung jatuh bila saja tidak ada sebuah tangan merangkul pinggangnya dengan erat. "Kau akan baik-baik saja, Little Sister!" Sejenak Violet mendengar bisikan kecil sebelum matanya kian menutup dan gadis itu pingsan.
•••
Sosok pria remaja berwajah tampan, dengan mata abu-abunya. Ia menatap nanar dan khawatir ke arah ruangan bercat putih tersebut, nafasnya tercekat dan tangannya mulai dingin. Dihadapannya ada pria dan wanita setengah baya yang sama menatap ruangan itu dengan sorot cemas. "Aku minta maaf, Mom. Karenaku, Violet pingsan... Aku benar-benar tidak tahu kenapa ia bisa seperti itu."
"Tidak apa-apa, nak. Mommy dan Daddy mengerti, kami memahami alasan adikmu pingsan seperti tadi. Sejujurnya... Lyan memang mengatakan bila jika kalian bertemu untuk pertama kali, ikatan persaudaraan kalian akan saling menguat. Itu alasan kenapa adikmu seperti itu, sayang. Jadi jangan salahkan dirimu okey!" balas wanita tersebut, senyuman tak luput menghiasi wajahnya yang masih sangat cantik—bahkan sekilas ia tak tampak sudah berumur, ia masih seperti gadis remaja—sedangkan disebelah wanita tersebut, pria setengah baya itu gelisah. Namun ia tidak bisa melakukan apapun selain menunggu hasil pemeriksaan dokter.
"Apakah benar begitu, Mom?" kembali pria remaja bermanik abu-abu itu bertanya yang dibalas anggukan sebagai jawaban.
"Daddy dan Mommy akan segera pulang, jaga dirimu baik-baik dan juga jaga kembaranmu, Albern!" kata pria setengah baya itu menyahuti, tatapannya tajam dengan sorot tegas mendominasi sangat kontras dengan wajahnya yang benar-benar tampan—sekilas tak ada raut wajah berumur di pria itu, ia benar-benar sama seperti istrinya. Masih terlihat seperti remaja jika saja dagunya tidak terdapat kumis tipis—yang membuatnya tampak dewasa dan menawan.
"Okey, Daddy!" kata Albern menjawab ucapan ayahnya. Kemudian kedua orang tuanya itu pergi dari sana, sesaat keduanya pergi. Dokter muncul dan memberitahu bila Violet telah sadar, hal itu membuat orang-orang yang khawatir akan keadaannya menghela nafas lega.
Terutama Albern, ia segera masuk ke ruangan tersebut ditemani rekannya yang lain. Violet mencoba menetralkan cahaya kamar yang membias matanya, sesaat ia melenguh pelan merasakan pusing masih sedikit mendera kepalanya.
"Sudah bangun, hm?" tanya seuntas suara milik Bennella, bola mata Violet terbuka sempurna. Sedikit terkejut mendapati teman-teman barunya tersebut berada dikamar inapnya—Well, mereka bisa Violet sebut teman kan? Lagipula mereka sudah berkenalan.
"Hm, Iya." balas Violet pelan, kemudian ia melirik Flora yang menatapnya dengan begitu khawatir.
"Flo? Apa aku bisa kembali ke gedung kamar saja, aku tidak suka bau obat-obatan." tanya Violet, ia bertanya pada Flora karena hanya gadis itu yang paling dekat dengannya walaupun ia sudah berkenalan dengan yang lain juga, Violet masih merasa begitu asing.
"Aku tidak tahu, Violet. Sebaiknya kita tunggu perintah dokter," jawab Flora membalas, kemudian gadis itu melirik Albern yang tampak tengah menatapnya dengan sorot penuh arti. Ia memberikan senyuman kecil lantas kembali memperhatikan Violet didepannya. "Oke, Flo!" sahut Violet pasrah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Destiny of the Princess Demon [Completed]
Fantasy#1 in Fantasy [24/12/2018] ❝Cause, when fate unites us. Believe me, Princess. You can't run away from me. Because, I'm Destiny of the Princess Demon.❞ ••• ㅤ ㅤBanyak yang mengatakan bila Violetta Glory Smith...