Follow Instagram : @c.ha26Bis sudah berjalan meninggalkan area Academy menuju Hutan Edelweiss, lokasi perkemahan seluruh siswa-siswi. Di dalam Bis ungu, suasana amat hening dengan Albern yang tampak tertidur di sofa, Flora yang saat ini tengah menonton televisi, Alenzio yang diam di tempat sambil memperhatikan jalanan lewat jendela di dekatnya, kemudian Calysta yang sejak tadi mengoleskan pewarna merah pada kuku-kukunya, dan Violet yang tampak masih sibuk membaca novel ditangannya.
"Kenapa sangat membosankan?" tukas Alenzio seraya mendesah keras.
Ucapan Alenzio yang memang menggunakan suara tinggi membuat semua orang di dalam Bis itu tersentak dari kegiatan mereka. Albern yang sudah bangun dari tidurnya kemudian meminta air putih karena tenggorokannya terasa sangat kering, Flora dengan cepat berinisiatif memberikan air di gelasnya.
"Kau berisik sekali, Alenzio!" dengus Albern yang sudah selesai meminum air putih dari Flora, pria remaja itu lalu berterima kasih pada gadisnya dan lantas kembali memposisikan tubuhnya bersantai di sofa, kali ini ia tidak tertidur melainkan memperhatikan acara televisi yang tengah di tonton oleh Flora.
Alenzio kemudian berdecak dan menghampiri Violet jika saja Calysta tak duduk di sampingnya lalu menarik lengannya kuat. Bisa saja Alenzio mengelak paksa tangannya yang di tarik oleh Calysta, namun ia sadar diri bila elakannya nanti bisa membuat Calysta terluka, mengingat kekuatan werewolf yang ia miliki. "Lepaskan, Calysta!" kata Alenzio dengan nada tajam.
Calysta menggeleng kemudian semakin merapatkan tubuhnya ke Alenzio. Albern dan Flora yang melihat kelakuan Calysta hanya bisa mendesis jijik. "Tidak mau! Aku ingin berada di dekatmu, My baby Alenzio!" cetus Calysta sama sekali tak memperdulikan tatapan jijik Albern dan Flora padanya.
"Jangan membuatku harus menyentak tanganmu kasar, Calysta. Lepaskan!" Alenzio kembali mengancam dan dengan malas Calysta segera melepaskan rengkuhan tangannya di lengan Alenzio saat mendengar ancaman tersebut.
"Sudah, sudah. Alenzio? Calysta? Sebaiknya kalian kembali duduk di kursi kalian. Terutama kau, Calysta. Sebaiknya kau diam atau aku bisa minta Mr. Zien untuk memindahkanmu ke Bis sebelah!" Albern menatap Alenzio dan Calysta dengan tatapan mengintimidasi yang langsung membuat keduanya terdiam dan Calysta kembali duduk di kursinya yang semula.
"Ck, oke-oke. Aku akan diam! Lebih baik aku sekarang selfie." decak Calysta lalu mengambil kamera yang telah di siapkannya dalam tas, sekarang gadis itu mulai memfoto dirinya sendiri dengan berbagai gaya yang membuat Albern, Alenzio, maupun Flora menggelengkan kepalanya.
Violet benar-benar tidak bisa fokus dengan bacaannya, entah kenapa ia merasa kantuk menyergap matanya. Violet ingin tidur sebentar sambil menunggu Bis telah sampai ditujuan, namun ia urungkan niatnya itu karena merasa sungkan dengan teman-temannya yang lain. "Kenapa Violet?" tanya Albern yang memang sedari tadi melihat Violet, Albern sangat peka bila Violet sedang tidak nyaman.
"Ehm, Oh... Aku hanya mengantuk saja, Al." tutur Violet membalas.
Albern tersenyum lebar kemudian beranjak dari posisinya dan meminta Violet bergantian untuk merebahkan tubuhnya disana. "Tidurlah kalau kau memang mengantuk," Lil sister... lanjut Albern dalam hati.
"Tapi, bagaimana denganmu?" beo Violet merasa tidak enak.
"Tidak apa-apa, aku sudah cukup puas dengan tidurku tadi. Lagipula aku ingin menonton film bersama Flora, kau bisa beristirahat. Perjalanan masih sangat jauh, kau memerlukan energi yang banyak." tukas Albern kemudian menarik lengan Violet dan membuatnya beranjak dari duduk. Albern segera meminta Violet merebahkan tubuhnya kemudian menyelimuti Violet dengan selimut yang berada di samping pria remaja itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Destiny of the Princess Demon [Completed]
Fantasia#1 in Fantasy [24/12/2018] ❝Cause, when fate unites us. Believe me, Princess. You can't run away from me. Because, I'm Destiny of the Princess Demon.❞ ••• ㅤ ㅤBanyak yang mengatakan bila Violetta Glory Smith...