DOTPD | Part 56 - Escape Pt.1

8.3K 686 132
                                    

Follow Instagram: @thaniaanisa26_

Violet terdiam cukup lama begitu Jordan merangkulnya memasuki kamar. Keduanya tidak saling bicara, hening menyita suasana. Entahlah kenapa, Violet merasa ada yang kurang karena biasanya Jordan selalu mengoceh mengatakan hal-hal manis. Apa pria itu tidak apa? Tetapi kembali Violet menggeleng, untuk apa ia memikirkan Jordan? Di saat bahkan Jordan tidak pernah memikirkan perasaannya saat menjadikan ia pion dalam melaksanakan dendamnya.

"Kemari, Vee..." Panggil Jordan meminta Violet untuk duduk di sebelahnya, gadis itu terdiam sebentar sebelum mengiyakan permintaan pria itu. "Aku membutuhkan mu, aku benar-benar lelah saat ini." Katanya lagi lalu mendesah pelan, ada nada lelah dalam perkataannya.

Namun Violet tak menjawab perkataan Jordan, ia memilih diam sembari tangannya mengelus rambut Jordan perlahan. Rasanya Violet ingin menangis saja, Jordan memang memiliki niat buruk terhadapnya. Tetapi...pria itu selalu memperlakukan ia dengan baik. Memberinya banyak cinta hingga Violet sendiri bingung harus menampung cinta itu dengan apa saja. Dadanya memang sesak begitu mengingat niat buruk Jordan padanya, tetapi tidak dengan hatinya...ia masih berdebar apabila Jordan memeluknya, menciumnya, mencurahkan segala kasih sayang yang di miliki pria itu.

Ia masih sangat mencintai Jordan, ia tidak akan pernah bisa menampik perasaan itu keluar dari hatinya. Ia hanya kecewa, kecewa karena Jordan menjadikannya pion dalam ajang pembalasan dendamnya, hanya sebatas itu.

Setetes air mata jatuh dari mata abu-abu Violet, dan di sadari oleh Jordan yang berada di sampingnya. "Kenapa kau menangis?"

"Eh?"

"Matamu meneteskan air mata, ada apa, Vee...?" Tanya Jordan kembali dengan nada khawatir, guratan kelelahan yang sebelumnya menghiasi wajah pria itu kini terganti dengan raut cemas.

"Tidak, mataku berair. Karena debu, sepertinya. Ya, karena debu." Balas Violet menjawab, gadis itu kemudian menampilkan senyuman manis. Tetapi sepertinya Jordan tidak percaya akan jawaban yang di berikan Violet, seakan ada tali batin yang menghubungkan mereka berdua. Jordan merasa Violet tidak baik-baik saja, begitupun dengan sikap gadis itu beberapa saat ini. Gadis itu memang berada di dekatnya, tetapi entah kenapa ia merasa mereka jauh. Mereka seperti berjarak, dan Jordan menyadari hal itu. Ia terlalu peka.

"Aku tahu kau berbohong, Vee..." Ujar Jordan yang membuat senyum Violet seketika menghilang. "Beritahu aku, kau kenapa sayang?"

"Aku memang sedang tidak baik-baik saja, Evan. Salah satunya hatiku, hatiku sesak." Tukas Violet membalas lirih.

"Maksudmu?" Jordan kembali bertanya dengan nada bingung, tak paham maksud Violet.

"Aku tengah kecewa, Evan." Tutur Violet lagi kemudian ia bergerak kembali mengulas senyuman. Jordan yang mendengar perkataan Violet termenung, ia bingung dengan apa yang tengah di kecewakan oleh Vee-nya. "Sudahlah, malam semakin larut. Aku ingin tidur, Evan. Aku sangat lelah!"

Jordan tadinya berniat kembali membalas perkataan Violet, namun setelah mendengar ucapan gadis itu selanjutnya. Ia memilih mengurungkan niatnya, Jordan lantas menggendong Violet dengan lembut dan membaringkan gadis itu di atas ranjang sebelum naik ikut menyusul berbaring di samping Violet. Pria itu memeluk Violet dari samping, menghirup aroma vanila yang menguar dari leher Violet. Yang entah kenapa membuat Jordan takut, seakan ia tidak akan bisa menghirup aroma itu lagi setelahnya.

"Geli, Evan." Violet terkekeh begitu merasakan Jordan mencium lehernya dan sesekali menghisapnya, menimbulkan rona kemerahan di kulit halus leher Violet.

"Kau wangi sekali, Vee... Wangi vanila yang membuatku candu. Ah, betapa aku mencintaimu. Kau selalu sempurna di mataku, Vee..." Jordan berkata dengan nada serak, baru saja Violet ingin membalas perkataan Jordan. Pria itu tiba-tiba saja menindihnya, meletakkan kedua tangan di sisi kepala Violet. Jordan menatapnya dengan sorot...penuh cinta. Yang entah kenapa melemahkan jantung Violet yang terus berdebar tak karuan.

Destiny of the Princess Demon [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang