Follow Instagram : @c.ha26
Memang benar kata orang! Tanpa api unggun, perkemahan tidak akan pernah lengkap. Suasana dingin bercampur angin yang berhembus menusuk kulit, membuat semua siswa dan siswi begitu betah berlama-lama di dekat api unggun yang menghasilkan kehangatan pada tubuh mereka.
Albern, pria bermanik abu-abu itu tengah memotong kayu bersama Alenzio dan Vallgio. Entah Violet harus terkesan atau tidak! Melihat ketiga pria itu memotong kayu besar hanya dengan menggunakan pisau lipat biasa membuat Violet tak habis pikir, bagaimana bisa?
"Ini sosismu, Violet! Ayo dibakar, kau tidak mau menikmatinya? Rasanya sangat enak!" Kata Bennella yang berada disamping Violet, gadis itu tersenyum pada Violet.
Violet mengangguk mengiyakan dan membalas senyuman Bennella. Violet mulai membakar perlahan sosisnya diatas perapian, tangannya dengan cekatan sesekali membalik sosis tersebut agar tidak gosong. Bennella yang berada disebelahnya tersenyum melihat hal yang tengah dilakukan Violet.
"Wow, sosismu kelihatan begitu enak, Babygirl. Bisakah aku memintanya?" Tanya Benzie yang tiba-tiba saja sudah ada disamping Violet dan Bennella. Violet hanya tersenyum dan mengangguk mengiyakan. Berbeda dengan Bennella yang mendengus kemudian mengusir Benzie jauh-jauh dari sekitarnya dan Violet.
"Ck, kau menyebalkan sekali, Lil sister! Aku kan hanya ingin dekat dengan Violet. Menganggu saja!" Gerutu Benzie sambil melirik sinis kembarannya. Sedangkan Bennella bersikap acuh serta pura-pura tak mendengar ucapan Benzie. Hal itu membuat Violet terkekeh geli dengan interaksi Kembaran Ben, keduanya sangat saling menyayangi walaupun mereka lebih sering bertengkar. Namun dari pertengkaran itulah, kasih sayang diantara mereka semakin membesar.
Seandainya saja, Violet memiliki saudara seperti Benzie. Mungkin ia akan sangat senang karena memiliki saudara sekaligus sahabat sedarah. Sayangnya saja itu hanya seandainya dan Violet tahu bila itu akan menjadi angan-angan. Masih ingat sekali dipikirannya, ketika ia berusia dua belas tahun. Violet baru saja pulang dari Junior High School, ia menangis saat itu.
Evelyn, ibunya menatap khawatir padanya. Violet dengan segera memberitahukan keluhannya pada Evelyn. Ia menceritakan bila teman-temannya mengejeknya tak memiliki seorang adik kecil, Violet juga berkata bila ia sangat iri pada Anthony dan Casey karena kedua sahabatnya itu memiliki sepasang adik. Violet juga menginginkannya. Ia ingin memiliki saudara, agar ia bisa menunjukkan pada teman-temannya bila ia tidak kesepian.
Kemudian setelah ia bercerita cukup banyak, ibunya hanya memberikan respon senyuman kecil. Evelyn berkata bila Violet tidak boleh menangis jika teman-teman di sekolahnya mengejek dirinya, karena seorang Smith itu kuat. Dan Evelyn mengatakan padanya bila ia tidak harus iri dengan Casey dan Anthony yang memiliki adik.
Evelyn menjelaskan padanya, bila ia memiliki seorang adik. Apa Violet mau jika Evelyn dan Devano membagi kasih sayang mereka terhadap adik Violet nanti? Violet yang memang saat berusia dua belas tahun memiliki sifat egois dan tidak mau berbagi tentu saja menggeleng menolak. Evelyn tertawa kemudian, Evelyn lalu jujur padanya. Evelyn tidak bisa memberikan adik pada Violet, bukan karena tentang pembagian kasih sayang. Tapi Evelyn mengatakan padanya bila ibunya itu sedang sakit hingga tak bisa melahirkan anak lagi.
Violet mempercayai hal itu, akhirnya ia tidak pernah meminta adik lagi pada kedua orang tuanya. Violet mulai bersikap dewasa. Selain itu ia masih tetap egois karena perkataan Evelyn sebelumnya jika ia memiliki adik kecil maka perhatian kasih sayang orang tuanya akan terbagi, juga karena Violet tidak ingin ibu tersayangnya itu harus sakit lagi karena memiliki anak kembali.
"Jangan melamun, bisa terbakar habis sosismu itu!" Ujar Benzie menyadarkan Violet dari lamunannya.
Violet segera memeriksa sosisnya diperapian dan sedikit mendesis saat mengetahui bila sosisnya setengah gosong. Namun ia tetap menaruh sosisnya itu diatas piring dan mulai memakannya setelah mengoleskan sosis itu dengan mayones juga saus tomat. "Kau bilang akan memberikanku sosismu itu, Babygirl. Ah, kau sama saja dengan Bennella. Menyebalkan!" Benzie mulai merajuk saat mengetahui Violet tidak membagi sosis buatan gadis itu padanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Destiny of the Princess Demon [Completed]
Fantasía#1 in Fantasy [24/12/2018] ❝Cause, when fate unites us. Believe me, Princess. You can't run away from me. Because, I'm Destiny of the Princess Demon.❞ ••• ㅤ ㅤBanyak yang mengatakan bila Violetta Glory Smith...