Follow Instagram: @thaniaanisa26_
Ketiga kepala sekolah mulai memasuki ruang aula, suasana aula yang tadinya bising seketika sunyi saat melihat kedatangan ketiganya.
Entah kenapa perasaan Violet berdebar dan menghangat, Violet tidak memahami arti perasaannya itu. Dan seketika tatapan Violet membeku, ketika melihat bukan hanya ketiga kepala sekolah yang memasuki ruang aula, melainkan ada dua orang lainnya dengan seragam berbeda dari Academy.
Dua orang yang akan membawa Violet ke dalam arti cerita yang sebenarnya, bukan hanya Violet! Namun juga Albern. Pria yang berada di dekatnya itu juga merasakan hal serupa seperti yang di alami kembarannya tersebut.
•••
Albern, pria remaja bermanik mata abu-abu itu meremas tangannya dengan perasaan campur aduk. Matanya menajam ketika melihat dua orang yang tengah berjalan di belakang ketiga kepala sekolah saat ini sudah duduk di kursi bertuliskan 'Harvard'.
"Aku hanya menginginkan Violet yang menemukan Matenya, bukan aku. Kenapa harus aku yang bertemu dengan Mate sialan itu lebih dahulu?" Gumam Albern dengan suara kecil dan datar, ia menahan nafas gusar. "Wangi matcha bercampur mawar ini memang memabukkan, tapi bagiku menjijikan!" Dengusnya kemudian sembari menggerutu kecil.
"Kau baik-baik saja, Prince?" Tanya Deniz dengan suara kecil, tapi tetap saja Alenzio, Vallgio, Benzie, dan Hans yang memang memiliki pendengaran tajam dapat jelas mendengarnya. Mereka semua menatap Albern dengan pandangan cemas, kecuali Violet yang kini tengah fokus memperhatikan Mr. Zien berpidato mengenai keberhasilan para siswa dan siswi dalam mengikuti ujian semester kemarin.
Albern menoleh menatap mereka semua, manik mata pria itu tiba-tiba saja berubah warna, sesekali merah dan kembali ke warna asalnya, abu-abu. "It's okey... Jangan khawatir dengan keadaanku. Ah iya, dimana Flora?" Tanya Albern berusaha mengontrol pikirannya yang kacau.
"Flora? Dia ada di meja sana. Bersama Annabella Dan Penelope, sepertinya mereka tengah berbincang. Ada apa, Prince? Jangan menyembunyikan sesuatu pada kami." Cetus Vallgio dengan alis terangkat.
"Tidak sekarang, setelah Meeting ini kita bertemu di basecamp. Tidak peduli bila kalian memiliki kelas, boloslah. Dan aku yang akan bertanggung jawab. Aku tidak bisa menceritakan hal ini pada kalian di tempat umum seperti ini!" Balas Albern lalu memilih beranjak dari duduknya dan membuat semua orang disana menatapnya bingung, termasuk dua orang yang saat ini menjadi alasan utama sikap Albern mendadak berubah.
Pria itu mendekati Flora yang saat ini tengah menatapnya bingung. Ia segera menarik lengan Flora dan membawanya meninggalkan aula, mengabaikan Mr. Zien yang saat ini memanggil namanya dengan nada heran.
"Ada apa, Al?" Tanya Flora ketika keduanya sudah berada di dalam gedung kamar Albern, entah bagaimana mereka berdua sudah berada di sana dengan begitu cepat.
Albern menoleh ke arah Flora, tatapannya yang semula emosi seketika berubah menjadi hangat dan lembut. Albern berlutut menghadap Flora dan membuat Flora menatapnya heran seraya menarik bahu Albern agar kembali berdiri, namun Albern tidak bergeming dan akhirnya Flora ikut berlutut sembari menatap kekasihnya dengan tatapan cemas. "Ada apa, Basil?" Tanya Flora sengaja memanggil Albern dengan nama tengahnya 'Basil'. Pria itu yang memintanya memanggil namanya demikian, katanya 'Basil' merupakan panggilan sayang khusus Flora untuknya.
"Kau akan percaya pada cinta kita kan, Flòsweet?" Tanya Albern balik semakin membuat Flora kebingungan.
"Tentu saja, aku mempercayai cinta kita, Basil." Jawab Flora tanpa berpikir panjang, karena memang itu kenyataannya... Ia akan selalu mempercayai cintanya dengan Albern, termasuk pria itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Destiny of the Princess Demon [Completed]
Fantasía#1 in Fantasy [24/12/2018] ❝Cause, when fate unites us. Believe me, Princess. You can't run away from me. Because, I'm Destiny of the Princess Demon.❞ ••• ㅤ ㅤBanyak yang mengatakan bila Violetta Glory Smith...