Follow Instagram: @c.ha26
Sambil meletakkan ponsel dimeja setelah menghidupkan speaker, Violet mulai berkemas. Ia mengemas pakaian serta barang-barang penting yang akan dibawanya ke Academy nanti. "Wow, Violet... Aku tak menyangka kau akan diundang ke Academy favorit itu. Serius, itu adalah keajaiban." sahut seuntas suara Casey diseberang sana-Casey tampak begitu terkejut setelah Violet menceritakan semua kejadian yang dialaminya hari ini ketika dua tamu orang tuanya datang.
"Aku juga sama sepertimu, Casey. Aku sama sekali tak menyangka mendapatkan undangan tersebut." balas Violet, senyuman tak lepas dari wajah cantiknya itu.
"Kau benar-benar beruntung, Violet! Aku ikut senang mendengarnya. Akhirnya kau bebas dari kekangan orang tuamu dan juga... Ehm, Anthony." Casey bergumam lirih di ucapan terakhinya, namun Violet tetap bisa mendengarnya karena ia menghidupkan pengeras suara pada ponselnya.
"Aku pasti akan merindukan kedua orang tuaku, Casey. Dan masalah Anthony, aku juga akan merindukannya. Kau tahukan meskipun persahabatan kami telah pupus sekarang, pria itu tetaplah sahabat terbaik ku dulu." Violet menunduk sejenak, air mata lolos dari mata indahnya.
Casey diseberang sana terkekeh, "Oh ayolah, Violet. Kau harus melupakan Anthony, niatku mengatakan itu agar kau melupakan masalahmu dengan pria itu bukan untuk kembali bersedih. Kau tahu sendiri bukan, semaksimal apapun kau mencoba menghindari Anthony, pria itu tetap ada di negara ini... Bahkan satu kota dengan kita. Kau pasti akan bertemu dengannya tanpa sengaja, right?"
"Ya, kau benar, Casey. Aku tidak akan pernah bisa menghindarinya. Aku akan melupakan dia juga masalahku dengannya," Violet membalas, nada suaranya terdengar serius, namun ekspresi gadis itu tetap sedih.
"Good girl, Kau harus ingat untuk bersenang-senang di Academy itu ya!" Violet mengangguk menanggapi ucapan Casey diseberang sana, walau ia yakin sahabatnya itu takkan melihat anggukan kecil darinya.
"Yes, Casey. I know it,"
"Kuharap selain kau bersekolah, kau akan menemukan pangeranmu, Violet! Sudah ya kututup teleponnya, bye baby!" kata Casey dengan nada menggoda kemudian menutup sambungan teleponnya sepihak. Hal itu tentu saja membuat Violet yang mendengarnya mendengus sebal lantaran ucapan Casey.
Tak berselang berapa menit kemudian, Violet telah selesai mengemas barang-barangnya. Di liriknya sebuah Figura berisikan foto dirinya dan juga kedua orang tuanya. Dia tersenyum hangat, ia pasti akan merindukan kedua orang tuanya tersebut. Bagi Violet, meskipun keluarganya selalu mengekang kebebasannya. Violet memahami kenapa orang tuanya melakukan hal itu, untuk keselamatannya. Violet menyayangi mereka, bagi Violet kedua orang tuanya itu adalah kehidupan keduanya.
Setelahnya Violet memeluk figura tersebut sambil membaringkan tubuhnya diatas ranjang. Tanpa sadar ia tertidur sambil memeluk figura tersebut dengan erat.
Pagi ini dikediaman keluarga Smith, semua pelayan tengah sibuk menyiapkan sarapan. Sedangkan Evelyn, wanita tersebut tengah mengepang rambut Violet. Dengan cekatan rambut Violet telah rapi dengan kepangan berpita ungu. Sambil mencium puncak kepala Violet dengan sayang, Evelyn berkata. "Sudah rapi, dear."
"Bagaimana penampilanku, Mom?" tanya Violet, gadis berusia lima belas tahun itu tampak mengeluarkan cengiran khasnya yang malah membuatnya sangat cute.
"Tetap cantik seperti biasanya," balas Evelyn tersenyum manis.
Tiba-tiba saja Violet menunduk sedih, hal itu lantas membuat Evelyn dilanda kebingungan. "Kenapa, Violet?" tanya Evelyn yang dibalas pelukan erat oleh putrinya tersebut. "Kau tahu mom? Aku akan sangat merindukanmu, aku akan merindukan Mansion kita, masalah Mommy, dan pelukan ini. Kenapa Academy itu memiliki peraturan menyebalkan, tidak boleh menghubungi kalian jika tidak diizinkan!" balas Violet menjawab, nadanya begitu sedih.
KAMU SEDANG MEMBACA
Destiny of the Princess Demon [Completed]
Fantasia#1 in Fantasy [24/12/2018] ❝Cause, when fate unites us. Believe me, Princess. You can't run away from me. Because, I'm Destiny of the Princess Demon.❞ ••• ㅤ ㅤBanyak yang mengatakan bila Violetta Glory Smith...