DOTPD | Part 5 - A Mirror and Frame

15.5K 946 40
                                    

Follow Instagram: @c.ha26

Kegiatan senam berakhir dengan baik. Karena Violet, Flora, Abigail, dan Bennella seumuran, mereka ditempatkan di kelas yang sama. Keempatnya mengikuti kelas musik---kelas favorit Abigail, gadis cantik itu memang sangat suka bermain musik---katanya bila mood nya selalu membaik saat melakukan kegiatan tersebut.

"Kau akan memainkan apa, Ben?" tanya Flora pada Bennella yang sedari tadi terdiam. Bennella sendiri menggeleng kecil lantas memilih duduk disofa berukuran besar. "Bennella tidak suka bermain musik," Flora berkata lagi karena melihat Violet bingung dengan sikap Bennella. Merasa tertarik akan ucapan Flora, Violet menoleh cepat. "Kenapa?"

"Ada sesuatu yang membuatnya bersedih jika melihat alat-alat musik. Kau tahu? Bennella memiliki suara yang sangat bagus," balas Flora kemudian mengulas senyuman kecil.

"Oh begitu," Violet mengangguk-anggukan kepala mengerti. Kemudian Flora mengajak Violet mendekati sebuah piano berwarna putih dengan aksen emas. "Bisa main piano tidak?"

Violet mengerutkan kening lalu mengangguk. "Ayo, coba mainkan!" Flora berkata lagi.

"Okey, But you have to listen, yes!" ucap Violet uang diangguki Flora dengan cepat. Tangan Violet mulai menekan tuts-tuts piano, sejenak Violet membayangkan Albern berada didekatnya dan tersenyum kepadanya. Violet memainkan piano dengan ritme pelan namun menyayat hati, alunan indah tercipta. Membuat beberapa siswa-siswi lain yang mendengarnya merasa terpukau!

Di sisi lain, Cool-Squad mulai mendatangi kelas musik. Vallgio tersenyum melihat Violet, ia benar-benar kagum dengan Violet. Selain cantik, Violet juga sempurna dalam apapun. Sedangkan yang lain memilih menikmati penampilan Violet tersebut. Albern sendiri memilih duduk disamping Flora yang mengulas senyum kecil padanya, "She is Amazing." lirih Albern yang diangguki cepat oleh Flora.

"Sangat," balas Flora seraya kembali menatap Violet. Violet sendiri sudah selesai menyelesaikan kegiatannya bermain piano, sebagai penutup ia menekan tuts Mi-Fa-Re-. Kemudian gadis itu menoleh dan hendak berbicara dengan Flora, tetapi suaranya tertahan saat melihat Albern berada disamping Flora. Sejenak ia merasa malu, pasti Albern melihat penampilannya. Violet menunduk kecil lantas segera mendongak dan mengulas senyuman.

Alenzio memperhatikan ekspresi Violet saat menatap Albern tadi, ia sangat peka dan mengetahui arti tatapan itu. Pikirannya mendadak kalut. Apa Violet menyukai Albern? Tapi, buru-buru ditepisnya pikiran itu. Mungkin saja Violet memang menyukai Albern, sebagai teman---lagipula mereka adalah kembaran. Mungkin Violet dan Albern memiliki ikatan batin yang membuat Violet begitu nyaman padanya. Alenzio mencoba berpikir positif!

"Penampilanmu sangat bagus, Violet." puji Albern jujur tak menyangka kembarannya memiliki bakat menakjubkan seperti itu. Violet sendiri merona akibat perkataan Albern yang memuji penampilannya barusan. "Thank you, Albern!" balas Violet yang ditanggapi anggukan kecil oleh Albern.

"You're welcome, ehm... Berhubung hari ini adalah hari pertama Violet mengikuti kegiatan-kegiatan Academy. Bagaimana jika kita mengajak Violet berkeliling Academy, disini banyak sekali tempat menarik. Apa kau mau, Violet?" tanya Albern, sebenarnya itu hanya alasan agar pria remaja tersebut bisa dekat dengan kembarannya---tetapi Albern tidak tahu bila ajakannya tersebut sanggup membuat Violet berdebar dan merona. "Ehm, mau!"

"Okey, ayo!" Albern segera menggenggam tangan Violet dengan lembut dan mengajaknya menyusuri Academy bersama anggota Cool-Squad lainnya---kecuali Abigail dan Bennella, dua gadis itu memilih untuk menetap di ruang musik.

Albern merasa bahagia, melihat kembarannya tersenyum saat ia menunjukkan kolam ikan yang berada didekat ruang tata krama. Albern baru tahu bila Violet sangat menyukai ikan hias---gadis itu mengatakan bila dikamarnya ada satu Aquarium yang berisikan berbagai jenis ikan hias yang dibeli Daddynya saat sepulang bekerja. Namun ada hal yang membuat Albern sedih, Violet masih belum bisa mengetahui identitasnya termasuk fakta mengenai kedua orang tuanya yang sebenarnya.

Destiny of the Princess Demon [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang