Follow IG: @story_queenrani
[Warning! Sebelum baca part ini, ada baiknya jika kalian baca ulang part sebelumnya, thanks.]
Jordan menoleh kemudian tersenyum manis dan mengangguk. "Ya, tanyakanlah!"
"Ehm, kenapa kau menciumku di malam itu dan saat ini? Well, selain alasan karena meninggalkan jejak seperti Cinderella. Dan kenapa kau terus mempengaruhi pikiranku belakangan ini?" Tanya Violet terbata-bata seraya menunduk, membuat Jordan tersenyum setelah mendengar pertanyaan yang terlontar dari bibir gadis itu.
"Jawaban untuk pertanyaan pertama, karena sejak malam itu... Sejak kita berdansa di taman kaca Academy ini, aku sudah mengklaim mu sebagai milikku. Ciumanku itu adalah pertanda bila hanya aku saja yang boleh menyentuhmu. Dan untuk jawaban kedua, karena aku adalah pangeranmu, Violet. Pangeranmu... Takdirmu!" Tukas Jordan membalas sembari mengecup kening Violet dengan lembut. "Juga karena aku adalah Matemu, sayang!" Lanjutnya lagi pelan, sangat pelan hingga tak terdengar. Bahkan oleh Violet sekalipun yang saat ini berada di dekatnya.
Apa katanya barusan?
Apa Violet salah dengar?
Violet terdiam, bibirnya kelu. Bahkan ketika melihat Jordan menjauhkan tubuhnya yang memerangkap tubuh Violet. Pria itu menyunggingkan senyuman kecil sembari menatap Violet lekat. Violet yang masih terkejut setelah mendengar perkataan Evan barusan sontak saja kembali tersadar dan dengan segera ia menunduk seraya menyembunyikan kedua pipinya yang merona.
"Jangan menunduk, aku paling tidak suka melihat seorang perempuan menunduk." Ujar Evan kemudian menarik dagu Violet dengan tangannya agar menatapnya. "Kau ada kelas Enterpreneur kan?" Lanjut Evan bertanya membuat Violet menatapnya bingung.
"Bagaimana kau bisa tahu?" Ulang Violet kebingungan.
Evan menyeringai kecil kemudian mengelus kedua pipi Violet dengan lembut. "Aku tahu apapun mengenai dirimu, segala tentangmu. Bukankah aku sudah mengatakan tadi, kau adalah milikku. Bagaimana bisa seorang pemilik tidak mengetahui dengan detail tentang miliknya?" Kekeh Jordan membuat Violet mendengus sesaat.
"Aku bukan barang!" Elak Violet cepat.
"Siapa yang mengatakan kau barang?" Ulang Jordan kemudian tertawa. "Kau adalah kekasihku sekarang, bukan barang!"
Perkataan Jordan lantas kembali membuat Violet terdiam, ia menatap Jordan bingung karena tak mengerti maksud pria itu. Menyadari kebingungan Violet membuat Jordan terkekeh lalu ia menarik jemari Violet untuk ia genggam dan kecup. "Aku sudah mengklaim mu sebagai milikku, milikku saja tidak cukup untuk membuatmu selalu ada untukku. Sekarang kau adalah kekasihku, tidak ada penolakan sama sekali!" Ada nada ketegasan dalam ucapan Jordan.
"Ehm, tapi... Aku sama sekali-"
"Kau tidak yakin padaku?" Seakan mengetahui maksud Violet, Jordan kembali berbicara. "Jika memang begitu, aku akan membuatmu yakin denganku."
"Bagaimana caranya?" Tanya Violet pelan dengan suara gugup.
Jordan menyeringai kembali, kali ini dengan seringaian penuh arti. "Dengan membuatmu mencintaiku, ya... Aku akan melakukan itu. Kau hanya tinggal melihat perjuangan ku nanti!"
"Kenapa kau yakin sekali jika aku akan mencintaimu karena perjuanganmu itu? Dan kenapa perkataan mu seolah-olah kau mencintaiku." Tutur Violet pelan.
Jordan mengangkat sebelah alisnya lalu tersenyum lebar. "Karena aku memang mencintaimu, Violet... Bahkan sejak pertama kali kita bertemu dan aku akan memastikan kau membalas perasaanku itu dengan perjuangan ku tentu saja," Well... Tentu saja, karena kau juga adalah Mateku. Kau harus mencintaiku, Violet... Lanjutnya dalam hati.
KAMU SEDANG MEMBACA
Destiny of the Princess Demon [Completed]
Fantasía#1 in Fantasy [24/12/2018] ❝Cause, when fate unites us. Believe me, Princess. You can't run away from me. Because, I'm Destiny of the Princess Demon.❞ ••• ㅤ ㅤBanyak yang mengatakan bila Violetta Glory Smith...